"Itu agar otakmu tidak berpikiran mesum setiap saat!" gertak Caroline dengan iris mata menatap tajam pada Zack.
Apa suaminya tak tau rasa sakit dihatinya karna kehilangan Zoa saat ini? Dia lebih berarti dari apapun dihidup Caroline bahkan Caroline akan melakukan banyak hal hanya demi Zoa kembali padanya tapi suaminya itu malah bercanda dengan keadaannya yang sedang bersedih. Zack sungguh tidak masuk akal. Lagipula usia mereka tidak lagi muda dan memiliki bayi sepertinya sedikit aneh bagi Caroline meskipun dirinya sebenarnya juga sangat menginginkan seorang anak kandung. Ah, tapi sudahlah. lebih baik fokus mencari keberadaan Zoa saat ini.
Zack tersenyum simpul melihat Caroline yang kesal dengannya. Ia menarik dagu wanita itu dan mencium bibirnya sekilas. Hal itu membuat Caroline terkejut dan mendengkus karena Zack yang tiba-tiba menciumnya.
"Kau ini! Tidak melihatku sedang bersedih, huh? Sesuka hati mencium tanpa permisi," keluh Caroline dengan alis mengerut karena ulah Zack.
Zack terkekeh dan justru mengulangi ciumannya. Kali ini sedikit lebih lama dan satu tangannya yang menekan tengkuk Caroline. Caroline mencoba mendorong tubuh Zack agar menjauh tetapi Zack justru menekan semakin dalam. Puas dengan wajah menahan amarah Caroline, Zack melepaskan tautan bibir mereka dan mengusap bibirnya yang basah.
"Padahal aku sangat ingin," keluh Zack.
Caroline menghembuskan napas pelan. Ia mengusap lengan Zack dengan lembut. "Aku berjanji akan melakukannya dengan baik setelah putriku kembali, tetapi untuk saat ini bisakah kau menahannya? Aku tidak bisa melakukannya dengan bebas karena hatiku yang gundah."
Zack merasa kesal dengan penuturan Caroline. Bukan apa-apa, tetapi hanya karena kehilangan Zoa yang bahkan bukan anak kandungnya Caroline bisa mengabaikan dirinya yang berstatus suami? Sesayang itukah Caroline pada gadis sialan itu?
Meski merasa kesal, tetapi wajah Zack justru menampakkan senyuman lalu mengangguk menyetujui menanggapi ucapan Caroline. "Aku tidak akan memaksa, Caroline. Kau tahu aku juga tidak bisa melakukannya dengan bebas saat kau justru tidak fokus denganku? Aku juga tidak menyukai situasi saat ini tetapi tenang saja, aku dapat menahannya."
Caroline mengangguk dan kembali memeluk Zack. "Maafkan aku, Zack. Aku tidak bisa menjadi istri yang baik. Pikiranku sungguh penuh dengan Zoa dan bahkan mengabaikanmu selama beberapa hari ini."
"Tidak mengapa, Caroline. Aku dapat menanganinya dengan baik. Kita akan segera menemukan anak gadismu itu. Percayalah kepada kepolisian dan mereka akan membawanya kembali kepada kita, okey?"
Caroline mengangguk menyetujui ucapan Zack sedangkan Zack justru memutar bola mata dengan malas. Lagi-lagi ia harus tersisihkan karena keberadaan Zoa. Caroline sungguh mengabdikan dirinya menjadi ibu tiri terbaik untuk Zoa dan meski Zack tahu itu karena janjinya dengan ayah Zoa. Namun melihat Caroline seperti ini membuat Zack justru sedikit tidak rela untuk membuat Zoa mati dan memikirkan apa yang akan terjadi dengan Caroline nantinya.
Meski Zack begitu menginginkan semua kekayaan Zoa, tetapi ia juga tidak bisa mengabaikan rasa sukanya terhadap Caroline. Dengan Zoa mati itu adalah cara yang mudah bagi Zack untuk menguasai semua asset miliki Zoa, tetapi bagaimana dengan Caroline nantinya? Bahkan kehilangan Zoa saat ini sudah membuat Caroline tidak berdaya.
Zack sungguh bingung dengan rencananya dan masih menunggu hasil dari pekerjaan keponakannya itu. Zack berharap keponakan kesayangannya itu segera kembali dan membawa berita bagus untuk ia simak.
Caroline melepaskan pelukannya dan menatap Zack yang hanya diam saja. "Ada yang kau pikirkan? Wajahmu terlihat gusar."
Zack menatap Caroline yang membaca eskpresinya. Ia menampakkan senyuman tipis lalu menggeleng. "Tidak ada. Aku hanya berpikir kenapa Zoa bisa melarikan diri dari rumah saat tidak ada masalah apapun. Aku merasa tidak enak karena tidak mencoba berusaha mencarinya sendiri dan malah mengandalkan kepolisian. Ku harap anak itu akan segera kembali."
Lebih baik tidak perlu kembali dan mati saja, batin Zack menambahi dalam hatinya.
Caroline mengangguk mengerti. "Aku juga berharap demikian."
Zack tersenyum menanggapi.
"Aku tidak melihat Iko selama Zoa juga menghilang. Apa kau memintanya untuk mencari Zoa?"
Zack mengernyitkan kening mendengar Caroline tiba-tiba bertanya tentang keponakannya itu. "Ya … tentu saja aku langsung memintanya mencari Zoa setelah melihatmu menangis tengah malam saat itu."
Bohong tentu saja. Mana mungkin Zack mau mempertaruhkan keponakannya hanya demi mencari Zoa. Caroline ada-ada saja. Sampai kapanpun juga Zack tidak akan membiarkan Iko menolong atau berhubungan dengan Zoa kecuali untuk kepentingan dirinya. Harta adalah segalanya bagi Zack dan dia bukan meminta Iko untuk mencari Zoa melainkan untuk membunuh gadis sialan itu.
tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^