Chapter 144: Mengapa Tidak Menandai Saya Saja?

Saya melihat wajah Michael memerah dengan gairah, tangannya mengelilingi kakiku, gerakannya semakin tak terkendali, pinggangnya yang kuat bergetar hebat, pisau panjang dan tebalnya menghancurkan lubang lembut dan basah di bawahku. Saya gemetar dan merasa kakiku lemah.

Michael terus menggaruk dan menggosok pantat saya, mendorong paha saya terbuka. Hampir tidak ada ruang di antara kami, dan setiap hentakannya masuk ke bagian terdalam tubuh saya. Saya menengadah, mencoba menjilat keringat di mulut dan dagu Michael. Saya melilit lidah saya di sekitar lidahnya, dan kami bertukar air liur erotis.

Kami berdua terhanyut dalam ekstasi seks sehingga kami tidak merasakan apa-apa selain satu sama lain, dan suasana di dalam mobil sangat erotis. Di dunia kecil ini, kami tidak memiliki argumen, tidak ada konfrontasi, hanya cinta dan kepemilikan yang tak berujung.

Ketika semuanya selesai, saya begitu lelah sehingga tidak bisa berbicara.