Setelah Michael pergi, aku duduk sendirian di sofa dan menatap kartu emas itu.
Aku belum selesai dengan kelas, aku belum menyelesaikan PR-ku, dan aku tidak ingin melakukan apa-apa.
Alasan Michael memberiku kartu emas itu terus menghantuiku. Jelas kartu itu sangat penting, tapi aku tidak bisa mengerti apa maksud pemiliknya ketika dia memberikannya padaku.
Aku belum pernah merasa begitu emosional terhadap seseorang. Setelah seminggu bersama Michael, aku mulai terbiasa dengan rutinitas, dan begitu juga Michael.
Kita sarapan dan makan malam bersama. Aku mengerjakan tugas di malam hari, dan Michael akan menangani beberapa hal di meja. Kadang-kadang kita bermain permainan bersama, menonton film, dan tidur di tempat tidur yang sama di malam hari.