Download App
1.47% Love Story About Choirmaster / Chapter 1: 1. Miss Ekstrovert And Mr. Introvert
Love Story About Choirmaster Love Story About Choirmaster original

Love Story About Choirmaster

Author:

© WebNovel

Chapter 1: 1. Miss Ekstrovert And Mr. Introvert

Senyuman gadis cantik berpipi chubby dan bermata hazel itu merekah. Satu tangannya menggenggam ponsel berlogo apel tergigit. Baru saja ia membaca chat dan e-mail dari sahabat-sahabat lamanya. Sebentar lagi mereka akan tiba di sini.

**

Dani, Zahra, dan The Three Musketeers melangkah beriringan menyusuri koridor-koridor SMA Al Azhar. Langit pagi itu cerah, secerah hati mereka. Three Musketeers yang paling berbahagia. Akhirnya mereka bisa kembali ke sini, sekolah almamater mereka.

“Jadi ingin main basket lagi. Nanti kita harus main, oke?” kata Dicky seraya melempar pandang rindu ke lapangan basket yang terlihat jelas dari koridor tempat mereka berada.

“Oke. Aku juga rindu main basket di sini. Bagaimana denganmu, Kalis?” Anjas menanyai Kalis.

Kalis terkekeh. “Ya. Semoga aku tidak lupa teknik-tekniknya.”

Dani dan Zahra tersenyum saja mendengarkan percakapan tiga sahabat mereka. Dalam hati mengakui betapa megah dan lengkap fasilitas di sekolah ini. Selain itu mereka penasaran seberapa besar pengaruh Anjas, Dicky dan Kalis di Al Azhar.

Langkah mereka terhenti di depan sebuah pintu berpernis mengilap dengan tulisan “OSIS Room” di atasnya. Pintu itu sedikit terbuka, menampakkan sesosok gadis dengan maxi dress berwarna grey. Pipi chubby dan mata hazel menjadi ciri khasnya.

“Ah selamat pagi Pak Kalis. Selamat pagi Anjas... Dicky.” sapa gadis itu ramah.

Dani, Anjas, Dicky, dan Zahra tertawa. “Pak Kalis? Rasanya terlalu muda.”

Kalis menghela nafas sabar. “Najwa, berapa kali harus kubilang jangan memanggilku ‘Pak’ di luar urusan kerja? Dengar kan, aku ditertawakan mereka.”

“Ups, sorry. Aku sering kelupaan. Maaf Pak -maksudku, maaf Kalis.”

Najwa Livia. Gadis 25 tahun yang ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ia memang lebih muda setahun dari Three Musketeers, namun ia seangkatan dengan mereka. Itu lantaran Najwa mengikuti program akselerasi saat SMP. Di balik keceriaannya, siapa sangka ia menyimpan kisah hidup yang tragis. Sejak kecil ia tak pernah bertemu orangtua kandungnya. Ia dibesarkan di panti asuhan dan disekolahkan sampai mendapat gelar sarjana. Nama Najwa Livia ditemukan ibu kepala panti terukir di sebuah kalung yang terpasang di lehernya. Cita-citanya sebagai wanita karier yang sukses terkabul. Ia diterima sebagai sekretaris di Gazanesia Corp. Sebelum menjadi sekretaris Kalis, Najwa menjadi sekretaris untuk sepupu jauh Kalis yang memegang kepemimpinan perusahaan selama menempuh S2 di Kairo. Kesuksesan Najwa tidak menjebaknya dalam arogansi. Ia masih sering mengunjungi dan memberi dana bantuan untuk panti asuhan yang telah membesarkannya.

“Najwa, kenalkan ini Dani dan Zahra,” kata Anjas.

Najwa melangkah maju. Tersenyum hangat pada keduanya. Mula-mula ia menyalami Zahra.

“Hmm... sepertinya aku familiar dengan wajahmu. Oh ya, kamu presenter di TVRI itu kan?” tukas Najwa setelah saling menyebutkan nama.

“Iya benar. Aku baru beberapa bulan pindah ke TVRI.”

Kemudian Najwa mengalihkan perhatian pada Dani. Memulai perkenalan dan menyalaminya. Dani membalas jabatan tangan Najwa diikuti seulas senyuman. Senang perhatiannya bisa teralihkan dari Zahra dan Anjas.

“Dani Sastranegara, owner Sastranegara Organizer.”

“Najwa Livia. Wow, berarti kamu pemilik EO yang waktu itu menangani acara seminar ‘Perlindungan dan Kasih Sayang untuk Anak-Anak Autis’, kan?”

“Ya. Kamu salah satu peserta seminar itu?”

Najwa mengangguk mantap. “Dan aku puas banget. Rundown-nya rapi, acaranya nggak berantakan, dan tepat waktu. EO-mu memang profesional, dan ternyata hari ini aku bisa ketemu pemiliknya.”

Dani kembali tersenyum mendengar pujian Najwa. Pandangan mata mereka pun bertemu. Dani mau tak mau terkesan juga dengan pembawaan Najwa yang menyenangkan. Belum lagi ia memiliki paras yang cantik. Sedangkan Najwa merasakan debaran aneh di jantungnya. Tepat ketika iris hazel-nya bertemu dengan manik kelam namun meneduhkan milik Dani. Namun ada satu perasaan aneh yang sulit dijelaskan saat melihat Dani di atas kursi rodanya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C1
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login