Chapter 228: MENGHADIRI PERESMIAN RESTORAN

"Kalau itu sih tidak terlalu lama Luna, asalkan memiliki dana yang cukup juga cepat jadi. Paling juga seminggu atau dua minggu," jawab Mbak Menik.

"Ya sudah kalau begitu, kita langsung hubungi saja pemilik warteg ini sebelum dibeli oleh orang lain," jawab Luna sambil mengeluarkan handphone dari dalam tas kecil miliknya, lalu segera mencatat nomor telepon yang tertera di tembok warteg tersebut kemudian langsung menghubunginya saat itu juga.

Tuuut ... tuuut ...tuut!

"Halo assalamualaikum, bisa bicara dengan Pak Sigit?" sapa Luna dengan ramah.

"Halo waalaikumsalam, iya saya sendiri. Ini siapa ya?" jawab Pak Sigit balik bertanya.

"kenalkan Pak saya Luna, saya ingin menanyakan perihal warteg Bapak yang ingin Bapak jual, dan rasanya saya berminat untuk membeli warteg Bapak tersebut. Kira-kira kapan kita bisa bertemu untuk membicarakan hal ini ya Pak?" tanya Luna lagi.