Chapter 180: LIU | 179

Kini matahari sudah mulai memancarkan sinarnya, memasuki setiap celah demi memasuki setiap ruang yang dapat ditembus. Seperti celah yang ada di kamarnya Calder saat ini, kini cahaya itu mulai masuk melalui celah yang ada dan mengenai Calder.

Hal tersebut tentu mengganggu Calder yang sedang berlarut dalam tidur panjangnya selama delapan jam setengah lamanya. Akibat cahaya yang masuk langsung mengenai katanya membuat Calder harus menutup matanya menggunakan satu tangan untuk menghalau cahaya matahari yang menusuk matanya yang setelahnya secara perlahan ia mulai membuka matanya hingga mata itu terbuka dengan sempurna.

Calder mulai meregangkan ototnya yang kaku akibat tidur panjangnya. Setelahnya ia diam sejenak demi mengumpulkan nyawanya yang mungkin belum sepenuhnya terkumpul dilihat darimana mata itu yang sedikit tertutup hingga beberapa menit kemudian ia sudah mendapatkan nyawanya.