Download App
4.11% Love Is Universal / Chapter 11: LIU | 10

Chapter 11: LIU | 10

Setelah terlibat perdebatan yang cukup sengit, akhirnya Gavin dan Gray sudah berada di mansion keluarga Fritz.

Iya, tadi sempat terjadi perdebatan antara Gray dan Gavin yang melibatkan dokter tentang kepulangan Gray. Dimana hasil dari perdebatan tersebut dimenangkan oleh Gray yang membuat mereka bisa berada di mansion keluarga Fritz ini.

"Kau tunggu di sini, jangan kemana-mana." Kata Gavin mendudukkan Gray di ruang keluarga

Sementara Gray hanya mengerucutkan bibirnya saat mendengar perintah dari Gavin. Padahal ia tuan rumah di sini yang berasa seperti tamu saja.

Dalam benaknya, Gavin sebenarnya ingin bertanya tentang Gray. Ia masih ingat betul bagaimana reaksi Gray saat ia mempertanyakan siapa orang tuanya secara tidak langsung. Ia tahu betul kalau hanya sedikit orang yang menyandang Fritz sebagai nama keluarganya.

Gavin tidak bodoh untuk mengetahui bahwa Gray adalah anak dari pamannya. Gray adalah anggota keluarga Fritz yang dimana semakin memperkuat fakta dengan Gray yang tinggal dikediaman keluarga Fritz. Lebih tepatnya di kediaman pamannya yang berstatus sebagai anggota keluarga Fritz.

Melihat ke arah Gray sebentar dan berlalu pergi dari sana. Ia akan mencaritahu sendiri apa yang sedang terjadi.

Gavin meletakkan seluruh belanjaannya di dapur dan mengambil sekotak buah stroberi yang sempat mereka beli saat mampir di pusat perbelanjaan.

Iya, tadi mereka sempat mampir ke pusat perbelanjaan untuk membeli keperluannya bersama sang adik ditambah keperluan dari Gray orang yang baru saja ia temukan. Di pusat perbelanjaan, Gray merengek untuk dibelikan buah stroberi. Hanya buah merah berbintik yang asam itu saja yang ia minta dari Gavin karena ia tidak tahu nama-nama makanan yang ada di sana. Selama ini ia tidak pernah memakan makanan yang ada penyedap rasa itu. Kalau kata mereka itu makanan yang sudah di awetkan, tidak baik bagi kesehatan.

Tidak tahu siapa yang mengatakan, hal itu sukses membuat Gray tidak pernah menyentuh makanan yang ada dalam bungkusan itu.

Gavin melangkahkan kakinya menuju tempat dimana ia meninggalkan Gray sampai ia mendengar suara yang begitu keras dari arah ruang tamu dimana ia meninggalkan Gray.

Gavin yang saat itu dilanda rasa khawatir langsung berlari ke tempat dimana ia meninggalkan Gray mengingat tidak ada orang di dalam mansion ini kecuali satpam. Adiknya? Adiknya tadi sempat pamit padanya untuk menemui seseorang yang dimana ia tahu betul siapa yang ingin ditemui adiknya itu.

"Yaampun tuan muda! Maafkan bibi karena bibi lupa datang untuk menemani tuan muda. Bibi lupa dengan jadwal liburan tuan besar. Tuan muda baik-baik saja kan? Apa pak satpam itu bertingkah sama seperti kemarin? Mengabaikan mu? Maafkan bibi yang sudah tua ini."

Gavin mendengarnya, perkataan itu membuat Gavin percaya 100% bahwasannya Gray adalah anak dari pamannya. Anggota keluarga Fritz yang tidak tahu alasannya kenapa keberadaannya disembunyikan oleh pamannya itu.

"Aku baik-baik saja, bi. Ada Vinvin di sini menemaniku." Jawab Gray yang tidak menyadari keberadaan Gavin di sana yang mengerutkan dahinya sehingga terdapat beberapa lipatan yang tercetak di sana.

"Vinvin?" Itu suara hati Gavin yang bertanya-tanya siapa gerangan Vinvin itu mengingat hanya ada dia, adiknya dan juga pak satpam yang ada di mansion ini."

Hingga ia sadar satu hal--

"Vinvin? Aku?" Gumamnya seraya menunjuk dirinya sendiri tidak percaya dengan sebutan manis yang keluar dari mulut Gray

--bahwasannya orang yang dipanggil Vinvin oleh Gray itu adalah dirinya.

"Vinvin? Siapa?" Tanya orang yang dipanggil bibi oleh Gray.

Ah, mari kita perkenalkan sebelumnya. Orang yang baru saja datang dan menciptakan keributan di ruang keluarga Fritz itu adalah bibi Lee yang selalu ada untuk Gray saat kedua orang tua serta saudaranya itu pergi untuk berlibur. Bibi Lee juga yang merawat Gray selama ini, hingga ia sudah menganggap Gray sebagai anaknya sendiri mengingat ia tidak dikaruniai seorang anak walaupun sudah lama menikah.

Tuhan masih belum mengizinkannya untuk memiliki keturunan. Walaupun demikian, bibi Lee dan suaminya masih bersabar menunggu kedatangan buah hatinya itu. Suami dari bibi Lee juga sudah menganggap Gray sebagai anaknya. Menurut mereka Gray itu anak yang manis, penurut, baik hati, dan memiliki rasa kasih sayang yang begitu besar.

Namun, mereka masih belum mengetahui dimana letak kesalahan yang Gray perbuat sampai orang tuanya tidak mempedulikannya lagi. Bahkan Gray sampai di sembunyikan keberadaannya dari keluarga besar Fritz.

"Siapa anda?" Tanya Gavin yang saat ini sudah berada di hadapan kedua orang yang berbeda usia itu.

"Ini dia Vinvin." Kata Gray tampak bahagia tidak tahu karena apa terlihat jelas dari ekspresi yang ditunjukkannya.

Tidak tahu apa yang terjadi, setelah pulang dari rumah sakit dan mendengar perkataan dari Gavin membuatnya begitu tenang. Dia tidak lagi merasa terancam seperti sebelumnya.

"Tuan muda Gavin?" Tanya bibi Lee saat melihat Gavin berdiri tepat dihadapannya.

Gavin kembali mengerutkan keningnya. Apakah ia pernah bertemu dengan orang ini atau orang ini yang pernah bertemu dengannya? Banyak orang yang seperti itu bukan?

Mereka mengenal kita, namun kita tidak mengenal mereka. Begitu pula sebaliknya.

"Siapa?" Tanya Gavin

"Ah, maaf. Perkenalkan saya bibi Lee pekerja rumah yang ada di sini. Mungkin tuan muda tidak pernah melihat bibi karena pekerja yang ada di rumah ini begitu banyak." Jelas bibi Lee

"Saya di sini sebagai orang yang merawat tuan muda Gray. Tuan muda Gray banyak menceritakan tentang saudara-saudaranya termasuk anda." Lanjutnya

"Bibi!" Peringat Gray.

Ia tidak tahu kalau bibinya itu begitu bocor. Mulutnya tidak bisa di filter ternyata.

Gavin hanya menganggukkan kepalanya tanda ia paham dan ia juga semakin yakin kalau Gray salah satu anggota dari keluarga Fritz.

"Maaf." Kata bibi Lee memukul pelan mulutnya karena tidak bisa di filter.

"Huh! Bibi tidak seru!" Kata Gray melibat kedua tangannya, memalingkan pandangannya serta menutup matanya. Jangan lupakan pipinya yang menggembung lucu.

Ah, sepertinya Gray sedang ngambek sama bibi kesayangannya itu.

"Yaampun tuan muda, apa kau tidak malu sama tuan muda Gavin. Lihat, tuan muda Gavin sedari tadi memperhatikanmu."

Perkataan dari sang bibi sukses membuat Gray malu. Terlihat dari ia yang melirik sebentar ke arah Gavin untuk memastikan kebenaran dari perkataan sang bibi sampai ia melihat pandangan Gavin yang tertuju padanya.

Hal tersebut membuat Gray menghadap ke bibi Lee dan memeluknya erat.

"Lho kenapa? Bukannya tuan muda sedang marah sama bibi? Kenapa sekarang peluk-peluk bibi?" Goda bibi Lee melihat bagaimana sikap Gray kepadanya yang tidak pernah berubah itu.

"Bibi! Ish!" Katanya kesal semakin menyembunyikan wajahnya agar tidak terlihat oleh Gavin yang sampai saat ini masih melihat ke arahnya.

Tidak semua orang dewasa harus bersikap dewasa di depan orang lain. Tidak semua anak kecil harus bersikap seperti anak kecil.

Ada kalanya orang dewasa bertingkah layaknya anak kecil, ada pula kalanya anak kecil berperilaku layaknya orang dewasa tergantung pada situasinya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C11
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login