"Mama? Kenapa memandangiku seperti itu?" Sheila sepertinya merasa tak enak dengan sorotan mata ibunya.
"Ah, tidak. Mama hanya baru menyadari bahwa putri kecil mama kini sudah besar, sudah dewasa dan sudah bisa mengambil sebuah keputusan sendiri. Kini bahkan Mama seolah sudah tak di butuhkan lagi."
"Kenapa bilang begitu? Bukankah selamanya sampai kapanpun Mama akan tetap menjadi Mama Sheila?" Kata-kata Sheila kali ini terdengar seperti seorang Sheila yang dulu sangat Wulan kenal. Bukan seperti Sheila yang angkuh yang beberapa waktu lalu sempat berdebat dengannya.
"Karna Mama merasa kamu sudah banyak berubah. Sedangkan mama sangat rindu pada putri Mama yang dulu."
"Hidup itu memang perlu perubahan bukan? Tak mungkin kita harus terpaku pada masa lalu sedangkan hidup kita untuk berjalan maju kedepan."
Sheila kembali bersikap angkuh lagi padahal baru beberapa detik yang lalu Wulan seolah menemukan putrinya yang hilang.