Chapter 142: Malu Sama Otot

"Lalu pak Indra? Seharusnya kau bilang pada beliau bukan padaku."

"Ah biarkan saja. Semakin ia marah padaku akan semakin tepat waktu aku akan membongkar kebusukannya."

"Apakah kau sudah membayangkan bagaimana kesempatan itu akan datang?" Maksud Bintang adalah kesempatan untuk mempermalukan pak Indra di depan umum.

"Kau tenang saja. Semua pasti akan sesuai dengan harapan kita." Aditya hanya perlu menunggu hingga kakaknya kembali dari Surabaya untuk membongkar kebusukan serta penghianatan Pria berperut buncit itu pada perusahaan.

.

.

Ke esokan harinya Aditya duduk dalam Ruangannya sendiri. Hari ini dan besok dirinya tak perlu menyamar sebagai Joko dan tak perlu menggunakan kumis palsunya.

Kini ia menjadi dirinya sendiri dengan setelan jas rapi membingkai penampilannya hari ini menambah tingkat ketampanan dan juga kekerenannya. Andai Bintang tau wujud asli Aditya perempuan sederhana itu pastilah melongo tak percaya.