Wajah si Ular Merah berubah hebat. Ia terlihat jeri. Kalau bisa, ia ingin sekali melarikan diri. Sayangnya, hal itu pasti tidak mungkin terjadi. Sebab orang seperti Pendekar Tombak Maut, pasti tidak akan sudi melepaskan musuhnya.
"Jadi kau tetap ingin bertarung denganku?" tanyanya seolah-olah tidak takut.
"Kenapa tidak?"
"Baik. Aku akan ikuti apa maumu. Tapi sebelum itu, coba lihat di belakangmu. Kau yakin tidak mau membantu anak muda itu?"
Pendekar Tombak Maut tiba-tiba memalingkan tubuhnya ke belakang. Ia ingin melihat keadaan Zhang Yi. Apakah benar pemuda itu sedang berada dalam kondisi bahaya, ataukah tidak.
Namun begitu dia memalingkan kepala, tiba-tiba dari depan sana, si Ular Merah sudah melancarkan serangannya dengan sangat cepat. Bahkan cepat sekali. Sehingga baru beberapa helaan nafas saja, ia sudah tiba di depan Pendekar Tombak Maut.
Wutt!!!