"Kurang Ajar, awas kau Gen!" ancam Bumi yang membawa stir mobil dengan kencang.
Rolita yang terduduk di belakang hanya mampu menangis, sementara kedua matanya sudah membengkak, pipinya sangat sembab.
"Awas lo yah Gen! Gue gak nyangka lo sejahat itu!" ucap Bumi dengan penuh dendam.
Kemacetan membuat perjalan Bumi dan Rolita tersedat, mobil mereka terhenti di tengah kota,
"Sial..sial.." gerutu Bumi dengan kepala panas.
Rolita dengan tatapan kosong, terus membiarkan pipinya basah, rambutnya yang panjang pun ikut basah, ia terus meringis menangis di kursi belakang.
"hgmghmg…" Rolita yang menangis tersedu-sedu.
"Sabar ya sayang!" ucap Bumi dengan penuh kelembutan dan perhatian.
Lampu merah, "Sial" gerutu Bumi yang kembali harus menginjak rem mobilnya berkali-kali.
Bumi melirik kaca dihadapnya, ia melihat Rolita yang menggigil, "Loe kenapa?" tanya Bumi dengan sangat khawatir,