Dear ayahku sayang,
Entah sudah berapa puluh purnama ku lewati tanpamu. Entah berapa miliar tetes air yang mengalir dari mata ini setelah kepergianmu. Ayah pergi terlalu tiba-tiba dan terburu-buru tanpa pamit hingga aku tak sempat menyampaikan hal yang sangat ingin ku katakan; terima kasih, maaf dan aku sayang Ayah. Tapi aku yakin Ayah tahu betul isi hatiku.
Kerinduan ini begitu menyiksa setiap aku ingat fakta bahwa kita sudah di alam yang berbeda. Aku di sini, dunia fana, dan kau di sana, di alam baza. Rasanya setiap merasakan ini, aku ingin meminta Tuhan untuk menjemputku ke tempatmu hanya untuk sekedar bertegur sapa dan memeluk tubuh kekarmu. Tapi ku urungkan niatku. Aku masih harus menemani Ibu dan Adik di sini. Akan ku jaga dia untukmu.
Ayah, aku rindu.. Sangat rindu..
Apakah kau juga merindukan kami, keluarga kecilmu, sepanjang waktu?
Tak ada yang bisa ku lakukan di sini kecuali memanjatkan doa untukmu. Berharap bahwa kau akan tenang dan selalu tersenyum di sana, di tempat ternyaman yang bisa Tuhan berikan untukmu.
Jika doa tak membuatku tenang, ini lah yang ku lakukan. Menulis. Menulis pesan yang ku tujukan untukmu walaupun ku tak tahu akan sampai padamu atau tidak. Tapi ini sedikit membantuku untuk lebih tenang. Aku menulis di mana pun sekarang (khususnya saat aku benar-benar merindukanmu). Untunglah teknologi bisa membantuku meluapkan kerinduan ini dengan menulis di aplikasi NovelMe. Aku pun mengikuti kompetisi Next Top Writer ayah. Kompetisi novel yang diadakan NovelMe. Aku membahas satu buku tentangmu dan ingin agar dunia tahu bahwa Ayah sangat berarti untuk aku.
Semoga kamu bisa bangga dengan kegemaranku saat ini. Semoga dari kegemaran ini, aku bisa mendapat penghasilan untuk membantu Ibu dari hadiah kompetisi novel ini. Ayah tak perlu khawatir karena aku pasti akan menggantikan posisimu. Aku yang akan menjaga istri tercintamu dan anak bungsumu.
Dari anak kesayanganmu,
N.
— New chapter is coming soon — Write a review