Lex Luthor terbangun di ranjang apartemenya dengan leher yang terperban putih. Ia terdiam mengangkat lengan nya dan melihatnya di langit langit.
Lalu pria bawahannya tadi yang bernama Kinn itu mendekat.
"Haruskah aku membawamu ke rumah sakit?" tatap nya.
"Aku tidak ingin," balas Lex Luthor dengan cuek, dia keluar dari ranjang dan menatap jendela luar. Dia ada di apartemen lantai atas melihat kota di luar dengan tatapan kosong dan dingin nya.
"(Dunia ini memanglah dunia kriminal, yang aku lihat hanyalah sebuah aksi kriminal di sini, tak ada satupun orang yang tidak mengenal kriminal,)" ia lalu menoleh ke pria itu yang berdiri tidak jauh di belakangnya. "Aku ingin... Keluar sebentar."
-
Alandra berjalan di lorong apartemen sambil melihat ke ponselnya, ia membaca pesan dari seseorang yang ia tuliskan kontak nya sebagai. "Bibi."
Kemudian, dia terlihat mengetuk pintu salah satu apartemen lalu yang membukanya adalah wanita cantik dengan senyuman manis. "Halo Alandra, maaf membuatmu kemari."
"(Aku malas melakukan ini tapi.... Perkenalkan, dia bibi ku, wanita yang selalu muda dan apalah itu. Jika di bilang soal hal keuangan, dia memang bisa segala nya karena pekerjaan nya juga terbilang memiliki gaji besar, apartemen besar ini pun juga ia sewa hanya untuk menyimpan barang nya di apartemen... Dan pastinya akan ada yang bertanya mengapa aku tidak ikut dia saja, dengan begitu keuangan ku terjamin, tapi maaf... Aku lebih suka jika yang menawari nya adalah orang tua ku sendiri,)" pikir Alandra, rupanya dia masih memiliki bibi tapi belum di ketahui apakah bibi itu memang dari keluarga nya atau bukan.
"Apa ada sesuatu?" tatap Alandra dengan tatapan yang begitu datar, dan yang pasti, dia masih memakai masker hitam itu.
"Pertama tama masuk lah," Bibi nya mempersilahkan nya masuk. Lalu Alandra masuk dan duduk di ruang tamu.
Tak lama kemudian bibi nya datang meletakan gelas cangkir teh hangat di depan meja Alandra.
"Soal tempat tinggal, bisa kau tinggal di sini saja Alandra, karena aku ingin kau menetap di apartemen ini selama aku bekerja di perusahaan, di sini juga dekat dengan kampusmu kan?"
"(Lagi lagi tawaran ini, benar benar membuat ku bosan setiap kali aku harus mendengarnya, kenapa aku harus mendengar tawaran yang seperti ini.... Sudah aku bilang aku benar benar menolak nya,)" Alandra terdiam, dia menatap bawah dengan rasa yang kesal.
"Alandra.... Bibi mungkin harus memaksa mu, karena ini sudah ke sekian kalinya bibi menawari mu hal ini, tinggal di sini akan membuat mu nyaman... Tak perlu bekerja keras lagi mencari uang untuk diri mu sendiri, bibi sanggup memberimu uang, kuliah, kebutuhan dan yang lain nya.... Kau tak bisa memaksakan diri mu," tatap Bibinya dengan rasa yang khawatir. Ini masih lebih baik jika bibi nya memang perhatian padanya.
Alandra terdiam sebentar, lalu membalas. "Terima kasih, tapi Ini terlalu berlebihan, aku tidak bisa menerimanya," Alandra langsung membalas dengan kalimat yang langsung tanpa mempedulikan bahwa bibinya sudah panjang lebar berusaha menjelaskan nya.
Sejak kecil Alandra memang sedikit di rawat oleh bibinya, kenapa sedikit karena Alandra sungkan dan tidak mau merepotkan bibinya hingga sebesar sekarang.
"Jika kau tidak di sini... Mungkin kau juga akan sepi di rumah sendiri, aku melakukan ini untukmu juga Alandra," tatap bibinya dengan wajah yang memelas.
Tapi Alandra malah berdiri dan menundukan badan. "Aku pergi dulu," tatap nya dengan tatapan yang sangat dingin lalu berjalan pergi. Seketika bibi nya menjadi terdiam. "(Aku tidak tahu lagi harus apa dengan nya... Dia benar benar ingin mandiri, dia bahkan mencari uang sendiri padahal dia tahu bahwa dia tidak lahir di keluarga yang rendah, keluarga nya sangat tinggi, namun dia memang tidak ingin mengakui nya... Aku bahkan tak tahu pola pikir lelaki itu apalagi orang tua nya...)"
Alandra keluar pintu dan di saat itu juga secara kebetulan Lex Luthor berjalan melewatinya. Alandra terdiam menoleh ke Lex Luthor yang berjalan jauh. "(Itu!! Itu Lex Luthor?! Tidak mungkin, apa ini semacam takdir yang menentukan ini... Aku semakin yakin bahwa takdir memang meminta kita mengenal satu sama lain,)" Alandra tampak agak senang karena melihat Lex Luthor, dia bahkan sudah bertemu dengan nya ke sekian kali secara kebetulan.
"Lex Luthor!" panggilnya membuat Lex Luthor berhenti berjalan dan menoleh, ia mengangkat satu alis dengan wajah bingung dan senyum yang sangat kecil.
"Kau tinggal di sini?"
Lalu Alandra mendekat. "Aku hanya berkunjung di tempat bibiku, apa kau juga tinggal di apartemen ini?"
"Hanya untuk sebentar, setelah itu aku pergi," balas Lex Luthor tapi Alandra terdiam ketika melihat perban di leher Lex Luthor.
"Kau... Baik baik saja?" dia mengangkat tangannya memegang leher Lex Luthor yang terdiam.
". . . (Ah.... Kenapa tangannya sangat besar di leherku, lagi lagi... Tangan nya yang dingin benar benar menyentuh leher ku... Rasanya ada es menutupi nyeri di leherku,)" pikir Lex Luthor dengan wajahnya yang hanya terdiam saja dan mata yang cuek. Tapi ia melihat di salah satu jari tangan Alandra tertutup penutup luka, luka itu adalah luka yang kemarin saat Alandra tak sengaja menjatuhkan gelas kaca di kafe.
"Lex Luthor... Kau terluka? Kenapa kau keluar jika terluka?" tatap Alandra, tatapan nya kosong dan hanya fokus di leher Lex Luthor.
". . . Ini hanya luka kecil, jika kau tidak ada apa apa denganku, biarkan aku pergi."
"Kemana kau akan pergi?" tanya Alandra, dia masih menyentuh leher yang terluka itu, lalu Lex Luthor terdiam sebentar dan membalas.
"Kau tahu, aku ini orang yang suka pada suasana luar, karena itulah aku sering menikmati di luar dengan berjalan jalan," kata Lex Luthor. Mendengar itu Alandra menjadi terdiam.
"(Sekarang aku tahu kenapa takdir pertemuan ada pada kita. Aku mencari Lex Luthor dan dia suka berjalan jalan. Jadi karena itu aku sering bertemu dengan nya di tempat yang sangat acak dan tak akan bisa di ketahui.)"
"Kenapa hanya diam?" Lex Luthor menatap bingung.
Lalu Alandra melepas tangan nya dari menyentuh leher Lex Luthor lalu mengatakan sesuatu. "Bisakah... Aku, ikut?"
Suasana terdiam, Lex Luthor benar benar terdiam membuat Alandra juga ikut terdiam, dia takut bahwa Lex Luthor menolak nya, tapi siapa sangka, Lex Luthor tersenyum kecil. "Kenapa tidak."
Seketika Alandra terpaku mendengar itu, tatapan nya tak percaya dan Lex Luthor sudah melangkah duluan.
"(Aku tidak percaya dia mengizinkan ku untuk ikut dengan nya,)" ia lalu melangkah dan berjalan pergi mengikuti Lex Luthor.
Setelah itu mereka memutuskan untuk pergi keluar bersama. Lex Luthor juga sama sekali tidak keberatan dengan Alandra yang mengikutinya hingga ke dermaga.
Saat sampai di pagar dermaga, Alandra berhenti ketika melihat Lex Luthor berdiri membelakanginya menatap laut yang tenang dan matahari yang tak lama lagi turun.
"Kau suka pada matahari yang terbenam?" tanya Alandra, lalu Lex Luthor menoleh dengan tatapan cuek nya. "Aku suka semua hal yang membuat ku tenang," balasnya sambil menoleh ke Alandra. Ketika menoleh, Alandra terpukau melihat pemandangan yang sangat indah.
"(Lex Luthor... Kenapa hanya aku saja yang bisa menilai bahwa kau gadis yang sangat menawan... Aku tak tahu lagi harus apa, bahkan aku hampir tidak bisa menahan diri ku.)"
"Hei, kau baik baik saja?" Lex Luthor menatap bingung. "Kenapa suka diam begitu? Kau sedang cemas atau apa?"
"Itu karena... Aku tertarik padamu... (Ha... Aku benar benar mengatakan nya,)" balas Alandra, di dalam hatinya ia juga sedikit keceplosan mengatakan itu tadi.
". . . Kau tertarik padaku?" tatap Lex Luthor dengan nada biasa.
"(. . . Aku harus menjawab "maaf aku keceplosan"... Sepertinya tidak perlu, yang harus kulakukan hanyalah jujur karena hati ku tak pernah merasakan hal yang seperti ini...) Ya, aku sangat tertarik padamu, kau manis... Seperti kucing putih yang kau sukai," kata Alandra.
Lalu Lex Luthor terdiam sebentar dan kembali melihat ke matahari terbenam itu. "Kau bisa tertarik padaku kapanpun, itu yang mereka pandang dari tubuhku, tapi jika kau mau menerimaku, aku bukanlah orang baik yang memiliki pemikiran positif. Aku berbeda dengan perempuan lain, aku Luthor.... Tapi terserah jika kau ingin menganggap ku apa, aku juga tidak peduli," kata Lex Luthor.
"(Apa dia menganggap ku sama seperti lelaki yang lain nya, hanya memandang tubuhnya, tapi aku tidak begitu, aku tertarik padanya secara alami dan aku yakin ini adalah sebuah takdir Lex Luthor...) Aku tahu yang kau katakan, aku tahu semuanya.... Karena tidak mungkin bagi diri mu tidak ada yang tertarik, tapi pastinya cara mereka sama dan tak akan pernah berbeda. Namun, aku berbeda, cara ku sudah berbeda dari mereka bukan?" Alandra menatap.
Lex Luthor menjadi terdiam. "(Yang dia katakan akan menjadi benar ketika dia mengatakan bahwa dia tertarik padaku, apalagi kita hanya bertemu beberapa kali tanpa tahu lebih dulu masing masing dari kita, kau yang menentukan ini, aku sama sekali tak peduli... Sebaiknya kau berhenti...)" kata Lex Luthor membuat Alandra terkejut.
"(Mengapa dia mengatakan hal itu padaku?! Dia bilang berhenti?! Maksudnya apa. . . Apa dia ingin aku berhenti mengejar nya lagi?)" Alandra terdiam.
". . . Tanpa sadar, kau telah mengatakan sesuatu yang bahkan belum pernah kau katakan pada siapapun. Banyak orang yang mengenal mu dan menginginkan mu untuk memanggil mereka begitu, mengapa kau memilih ku, padahal aku hanya orang asing di sini," kata Lex Luthor.
"Bagi ku, kau sama sekali bukan orang asing, pertama kali aku melihat mu... Aku merasa bahwa kau adalah orang yang ditakdirkan untuk mengenal ku lebih dalam... Aku juga begitu, aku ingin mengenal mu lebih dalam lagi," tatap Alandra.
Suasana kembali terjadi diam dan siapa sangka, matahari benar benar membuat langit gelap karena dia tak mau mendengar kalimat mereka.
"Aku hanya bisa bilang, lebih baik kau berhenti."