Pada jam tujuh malam, akhirnya mereka dapat menghidangkan sajian makan malam tepat waktu.
Nadine merasa lega dan senang karena masakan yang mereka buat akhirnya telah siap pada waktunya.
Meskipun mulanya ia sempat meragukan kakaknya karena Velina sangat pintar menyembunyikan ekspresi wajahnya, kini ia selalu tersenyum dengan lebar, sampai-sampai senyum di bibirnya sampai menyentuh kuping.
"Eyang, ayah, makanan utama malam ini adalah buatan aku dan Kak Nana, lho!!!" Ucap Nadine dengan sangat bangga sambil ia membukakan kursi yang akan diduduki oleh Nico dengan penuh semangat.
Lalu, seperti biasa, ia duduk di sebelah ayahnya, sementara Velina duduk di sebelah Marino, yang duduk di seberang ayah mereka.
Jansen, yang tentu saja ikut makan di meja yang sama bersama dengan mereka, tak mengatakan sepatah katapun. Ia duduk di sebelah Velina dengan tenang.