Setelah melihat Nadine yang sudah mulai merasa tenang dan mau duduk di sebelahnya, akhirnya Afriza mulai merasa lega.
Ia menatap wajah cantik Nadine yang terlihat oriental dengan rambut sebahunya yang berwarna hitam namun matanya berwarna kecoklatan. Kulit sehatnya berwarna putih cerah dengan semburat kemerahan membuatnya terlihat sangat cantik malam itu.
Ia menjadi sangat menyesal jik dulu ia pernah mempermainkan dan menyakiti perasaan wanita itu. Padahal, jika ia dulu tak menghiraukan uang taruhan itu, maka mungkin saja hubungan mereka sampai sekarang masih dapat berjalan mulus.
Mungkin, meskipun mereka tak memiliki hubungan percintaan, mereka tetap dapat berteman dengan baik, tetapi sekarang...
Ah… lupakanlah…
Lagipula mereka berdua memang bagaikan langit dan bumi, yang bagaimanapun juga ia berusaha, tak akan pernah dapat bersatu.
"Jadi begini…" Afriza memulai ceritanya sambil menatap wajah Nadine lekat-lekat.