Download App
20% KILLER GIRL Membunuh atau di bunuh / Chapter 2: 01 (ditakdirkan untuk dibenci)

Chapter 2: 01 (ditakdirkan untuk dibenci)

~~~🍁🍁🍁~~~

"Aku bisa jadi apapun tergantung pada perilaku kalian pada ku"

"Papa sakit hiks hiks ...ampun"

"DASAR KAU SAMA SEKALI TAK BERGUNA, LIHAT KAKAK KAKAK MU MEREKA MEMBANGGAKAN ORANG TUA DAN KAU HANYA MENYUSAHKAN"

SLASS...

SRETT...

SLASS...

BUGH...

BUGHH..

BRUKKK...

hantaman demi hantaman selalu didapat oleh gadis itu, bahkan bekas cambukan sudah menjadi satu dengan tubuhnya.

"Berhenti memukuli, dia juga anakmu"

"AKU TAK PUNYA ANAK YANG BISANYA HANYA MENYUSAHKAN ORANG TUA"

Seorang pria tua menyeret istrinya keluar dari kamar gadis malang bernama Nara, bahkan Nara sudah tak berdaya sekarang.

'Berhenti menyakiti dia'

'Dia tak berguna dihidup kita'

'Tapi dia adalah nyawa ku takkan kubiarkan kau menyakiti anakku'

Plakk...

'Kau berani melawan suamimu'

'Hiks aku berani melawan karna aku benar'

'Dimana letak benar mu hah!'

Begitulah yang terdengar dari dalam kamar Nara. Gadis itu hanya bisa menangis sambil menahan sakit, bahkan sekarang tubuhnya mengeluarkan cairan merah yang disebut darah.

                  "" ☆☆ ""

06.45 KST

Pagi ini Nara terbangun dari tidurnya karna tubuhnya kembali merasakan sakit. Dia akan pergi untuk bersekolah hari ini.

"Mama, aku berangkat ya"

"eoh!, kau tak apa jika masih sakit istirahat lah dulu dirumah"

"Tak apa Ma, aku berangkat dan kak aku berangkat ya"

"Hmm"

"Hati hati dijalan Nara"

"Iya Ma, bye"

"" ☆☆ ""

Nara sudah sampai disekolah, dia datang dengan bus umum.

Sepanjang koridor Nara berjalan dengan angkuh bahkan dia tak segan segan menabrak kakak kelas yang menghalangi jalannya, hingga ia tak sengaja mendengar kakak kelas berbicara...

"Ku dengar akan ada murid baru disekolah kita"

"Benar dan semoga saja murid baru itu  tak tertarik dengan wanita bar bar itu"

"Si wanita bar bar dan yeri masih bersaing bukan untuk merebutkan status queen devil of school"

"Ah, kau benar"

'Murid baru, hmmm menarik' ucap batin Nara

Bughh...

Nara melempar tasnya begitu dia sampai didalam kelas.

"Selesaikan pr ku"

"Ta-tapi"

"Tak ada tapi tapian cepat kerjakan atau aku bakar kau hidup hidup"

"Ba- baik"

Bahkan satu kelas pun takut dengan Nara. Ah, satu hal yang Nara lupa hari ini adalah pengumuman siapa yang mendapat gelar queen devil of school disekolah itu.

"Emm tes tes 1 2 3 ok, sekarang untuk para siswa siswi SMA ini semua nya harap berkumpul dilapangan karna kita semua akan menentukan siapa yang akan mendapat gelar queen disini, ok terimakasih"

'Haaa, aku benar benar tak berharap semua ini'batin Nara

Nara berjalan dengan malas menuju lapangan sekolah, hingga ia sampai ditengah lapangan dan ternyata sudah ada yeri dan yang lain bahkan seluruh murid ada dilapangan itu mengepung yeri dan Nara.

"Baik lah kita semua sudah menentukan siapa yang berhak atas gelar ini, dan yang mendapat gelar queen devil of school adalah yNara" teriak seseorang dan dapat dilihat dari raut wajah para murid disana, ada  senang, takut, bahkan tak setuju.

"WHAT?, ini tak adil" ucap yeri

"Ini sudah sesuai peraturan yeri dan kau melanggar satu peraturan"

"Arrggghhh" keluh yeri

"Dan untuk Nara selamat"

Nara pov

Aku benar benar tak peduli dengan gelar itu, gelar yang hanya dibuat oleh para murid murid sok berkuasa itu.jadi aku memutuskan untuk langsung pergi tanpa menanggapi mereka.

Haaa, aku lelah. Lukaku masih sangat sakit tapi aku harus menahannya. Bahkan aku tak pernah mengobati lukanya, karna itu akan sembuh dengan sendirinya.

"Aish, aku lupa kalau tubuh ku luka" ucap diriku sendiri.

Aku memutuskan untuk pergi ke rooftop, membolos seperti biasa dan tidur sampai jam pulang tiba.

Zzzzz

Tettt tett tett

Jam pulang tiba, aku turun dari rooftop dan pergi untuk kerja paruh baya. Ingat satu hal aku tak akan pernah memakai uang si tua bangka itu.

"Tumben tepat waktu"

"Hmm"

Aku pergi ke ruang belakang untuk mengganti baju

Nara end pov

Nara pergi kembali kedepan dan naik kepanggung kecil dicafe itu, ya dia bekarja menghibur pengunjung dengan suara merdunya bersama grup nya.

"Hei, Nara sampai kapan kau tak mau bicara pada kami? Kita teman bukan?"

"Aku tak punya teman!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login