Melihat Lion begitu dekat dengan Nana, para sosialita itu langsung histeris.
"Ya ampun, dia ingin menciumnya"
"Tolong pegang tanganku, rasanya kakiku lemas melihat tampilan kasih sayang dari idola para gadis ini!"
"Saya tidak bisa menerima ini, jikapun Lion tidak bisa menjadi milik salah satu dari kita, setidaknya dia bersanding dengan yang lebih cantik dan berkelas"
Sedang di suatu tempat, Maurin, Hey Ran dan FengYing terbelalak tak percaya dengan apa yang mereka saksikan, mereka terkejut bukan main melihat betapa lembut Lion pada Nana.
Fengying hanya menggertakan giginya tanpa bersuara, dia berusaha mengendalikan dirinya agar citra lemah lembutnya tidak hilang darinya.
Tapi tidak dengan Maurin, dia mengepalkan tinjunya dan memberikan Nana tatapan mematikan.
"Ini tidak mungkin" Maurin benar-benar tidak percaya.
Setelah lama terdiam, Lion menarik tangan Nana menuju ke arah depan dan mengambil mic dari MC acara itu. Semua tamu kembali menempati tempat duduk mereka masing-masing seraya memperhatikan apa yang akan Lion sampaikan.
Lion berdiri di depan semua orang sambil memegang tangan Nana. Sedang Nana masih tidak berani mendongak, dia terdiam patuh di samping Lion.
Saking groginya, tanpa sadar Nana mengeratkan genggaman tangan Lion dan Lion langsung melirik Nana sebentar. Setelah itu dia kembali melihat semua orang.
"Saya ingin membuat pengumuman" kata Lion dengan tatapan tajam. Semua tamu mulai tegang dan penasaran.
Lion menarik nafas kemudian melihat kearah Nana.
"Gadis yang di sampingku ini adalah calon istriku"
Mendengar pengumuman yang di sampaikan Lion, Nana sekali lagi di buat terkejut dia mendongak menatap Lion yang menatapnya penuh arti, dia berfikir kalau Lion sedang memberikannya masalah baru tapi dia hanya bisa menggigit bibirnya karena tidak bisa melakukan protes di depan orang banyak.
Penguman Lion juga sukses mebuat Albert menarik nafas, ekspresinya berubah gelap, dia tidak percaya kalau gadis yang berhasil menarik perhatiaannya ternyata milik Lion.
Jadi bagaimana bisa dia melawan Lion?, dia tau betul kalau apapun yang sudah ada dalam genggaman Lion maka tidak akan ada yang bisa merebutnya kecuali kalau mereka mau cari masalah dengan Lion.
"Ini tidak mungkin, kenapa harus Nana lagi ?" Maurin menggigit jarinya, ada bola api di matanya.
Hei Ran menatap kecewa kearah Lion, dia berusaha mengingat wajah Nana dan berfikir sebelum pernikahan terjadi, dia masih memiliki kesempatan merebut hati Lion, terlebih Nana bukan apa-apa baginya.
Merasa hilang selera, Hei Ran memilih pergi meninggalkan acara, karena dia tidak mau melihat lelaki yang dicintainya menggandeng wanita lain.
'Lion tidakkah kamu keterlaluan ? selama ini aku yang setia dan sabar di sampingmu tapi kenapa kamu malah memilih wanita lain' Batin Hei Ran.
"Aku dengar selera tuan Lion itu sangat tinggi, bahkan tidak ada satupun wanita yang berhasil menyentuh dan merebut hatinya, tapi lihatlah gadis itu, dia sangat biasa dan penampilannya sangat kampungan jadi bagaimana bisa dia menjadi calon istri seorang Kim Lion yang hebat? " bisik Fengying pada asistennya.
"Aku sependapat denganmu bos" sahut asisten itu mencoba menjilat Fengying.
Tapi bukan Fengying namanya jika dia menyerah begitu saja pada apa yang sangat dia inginkan, dia lahir dengan sendok perak di mulutnya, semua keinginannya selalu terpenuhi, dan parahnya lagi kalau dia sudah terlanjur memilih Lion jadi pendampingnya maka tidak ada yang bisa menghentikannya.
Fengying tersenyum licik. "Aku belum kalah, akan pastikan Lion menjadi milikku"
Asisten Fengying tahu betul watak bosnya, dia menyeringai kearah Nana dan berfikir kalau Nana akan kena masalah besar kalau sudah berurusan dengan bos nya.
Setelah pengumuman itu Lion membawa Nana duduk di meja VVIP bersama Nona Fengying, Nana benar-benar merasa tidak nyaman secara itu bukan lingkaran yang mudah untuk dia mengerti.
Sepanjang acara Nana hanya terdiam. Sedang Lion masih tetap menggengam erat tangan Nana sambil ngobrol deng Fengying. Melihat itu Fengying merasa terbakar dalam hatinya.
"Tuan Lion saya rasa ada baiknya kalau kita berangkat ke Cina sama-sama biar lebih santai saja, nanti pesawat pribadiku akan membawa kita ke Cina" Fengying berusaha untuk lebih dekat dengan Lion dan membuat Nana cemburu.
Lion menyeringai kearah Fengying."Itu ide bagus Nona" Mendengar perkataan Lion, Fengying merasa bahagia secara dia berhasil mencuri kesempatan.
"Aku juga akan membawa calon istriku sekalian liburan ke Cina" lanjut Lion.
Ekspresi Fengying berubah gelap, dia benar-benar terbakar cemburu, tapi Lion merasa aneh dengan Nana yang sedari tadi diam tak bergerak.
"Sayang apa kamu baik-baik saja? " tanya Lion.
Mendengar pertanyaan Lion, Nana menatap Lion penuh arti. "Aku mau pulang" bisik Nana.
Mendengar perkataan Nana, Lion berbalik melirik Fengying dan rekan bisnisnya yang lain seraya berkata, "Maaf nona dan tuan sekalian sepertinya saya harus pulang duluan, karena kebetulan calon istriku tidak enak badan"
Sekali lagi Fengying dibuat iri oleh Nana, dia tidak menyangka kalau lelaki gila kerja dan sangat operprotektif terhadap pekerjaan itu, bisa mengabaikan para rekan bisnisnya hanya karena seorang wanita, tapi apalah daya tidak ada yang berani melakukan protes pada Lion.
"Baiklah tuan Lion, kami mengerti kalau anda ingin segera bermesraan di rumah, kalau begitu semoga malam anda menyenangkan." kata salah satu rekan Lion.
Mendengar perkataan pulgar dari rekan Lion itu, ekspresi Nana menjadi aneh.
'Bermesraan apanya ? yang ada ni yah sampai rumah aku langsung di lempar ke comberan. Si bebek memang tidak punya otak ngomong sembarangan, bagaimana kalau fans panatiknya mencoba menculikku ?'. Batin Nana.