Melihat Hoon sudah bangun, Ruina pun mendekatinya sambil tersenyum, setelah itu ia duduk di samping tempat tidur Hoon seraya meraba tubuh Hoon dengan jari jemarinya yang panjang dan halus.
"Sayang kamu sudah bangun? Sepertinya kamu tertidur sangat nyenyak makanya aku tidak membangunkan kamu. Maaf ya!" Ucap Ruina dengan suara yang lembut dan menggoda.
Mata Hoon melotot ke arah perempuan yang ada di depannya yang tidak lain adalah Ruina.
"Aku pikir kamu sudah pergi meninggalkan aku." Ucap Hoon sambil mencium punggung tangan Ruina.
"Aku tidak mungkin meninggalkan kamu tanpa pamit. Bukankah aku adalah calon istrimu yang baik?" Jawab Ruina sambil tersenyum manis.
"Iya. Aku tidak sabar untuk menikahimu." Jawab Hoon sambil memeluk Ruina dengan manja.
Melihat Ruina masih menggunakan handuk, Hoon kembali menatapnya dengan tatapan nakal.