Download App
1.17% Kepingan Sayap Memori Penuh Dendam / Chapter 5: Pusat Perhatian di Malam Reuni Kelas Itu Adalah...

Chapter 5: Pusat Perhatian di Malam Reuni Kelas Itu Adalah...

Mbak Tiwi tertawa beberapa kali. Dia menyukai gadis yang ada di depannya ini. Sudah sangat jarang bertemu dengannya dan saat akhirnya bertemu hari ini rasanya berbeda, jadi Mbak Tiwi menjawab dengan jujur, "Ya, ini adalah gaya yang dipilih oleh Pak Teddy sendiri. Dia tidak ingin aku memberitahumu, mungkin karena dia takut kamu tidak menyukai gaya seperti ini. Ha ha ha, sepertinya, kamu memang harus mengetahui sendiri cara berpikir Pak Teddy."

Dina Baskoro memejamkan mata dan menghela nafas, seperti yang sudah dipikirkannya.

Kepala Dina dibanjiri pikiran-pikiran negatif sebelumnya, merasa hatinya yang awalnya palsu, dan dia menolak orang yang benar-benar baik pada dirinya. Mengapa Dina tidak bisa melihat pria yang begitu baik di sisinya, dalam hidupnya yang sebelumnya.

Untungnya, Dina hidup kembali dan sekarang Dina tidak akan pernah meninggalkannya lagi dalam hidup ini. Dina tidak akan pernah mengecewakannya lagi.

Setelah memilih dari kiri ke kanan, Dina Baskoro akhirnya memilih satu set gaun yang elegan dan indah. Dina menaruh gaun itu ke depan badannya dan bertanya pada Tiwi, "Mbak Tiwi, tolong bantu saya melihat gaun ini."

Mbak Tiwi tersenyum, "Bu Dina memiliki wajah yang menakjubkan, kamu akan terlihat cantik memakai pakaian apapun."

Dina Baskoro merasa malu dengan pujian itu, "Mbak Tiwi, jangan goda saya."

Mbak Tiwi lalu berjalan mendekat ke lemari dan membuka salah satu pintu lemari, "Bu Dina, ada sepatu hak tinggi dan tas desainer yang cocok dengan gaun itu, dan ada banyak perhiasan disini, kamu bisa memakai apa pun yang kamu suka." Katanya, yang lalu memindahkan beberapa perhiasan dengan sangat teliti di dalam kotak.

Dina Baskoro merasa sangat terbantu dan bersyukur, "Mbak Tiwi, terima kasih."

Mbak Tiwi menjawab dengan ekspresi bahagia, "Jika Pak Teddy melihatmu mengenakan gaun yang memang telah disiapkan olehnya untuk kamu kenakan ini, dia pasti sangat senang."

Dina Baskoro tersipu malu memikirkannya. Setelah beberapa saat kemudian, Dina segera mengenakan gaun lavender dan berdiri di depan cermin yang berukuran sangat besar. Menyerahkan telepon genggamnya kepada Mbak Tiwi sambil tersenyum, "Mbak Tiwi, bisa minta tolong untuk mengambil foto seluruh badanku."

Didepan kamera, Dina Baskoro tersenyum lembut dan menyenangkan, matanya jernih dan berkilau seperti berlian, membuat siapa pun yang melihatnya akan tersesat dalam senyumannya itu.

Setelah foto diambil, Dina Baskoro langsung mengirim foto itu ke Teddy Permana, dan bertanya dalam caption nya, "apakah aku cantik?"

Setelah menunggu beberapa saat, masih belum ada jawaban dari Teddy, tapi Dina Baskoro tidak terlalu memikirkannya, hanya menebak bahwa dia mungkin masih sibuk dengan pekerjaan di kantornya.

Di depan cermin rias, Dina Baskoro sedang memakai riasan wajah, dan Renata Sanjaya menelepon lagi.

"Dian, apakah kamu sudah siap-siap? Ini hanya reuni kelas sederhana. Tidak masalah jika kamu mengenakan pakaian biasa. Aku hanya mengingatkan kamu bahwa reuni nya akan segera dimulai. Ingatlah untuk berada disana tepat waktu."

Dina Baskoro hanya mendengarkan dalam diam, tidak mengucapkan sepatah kata pun, dan menutup telepon.

Dina mulai mencibir di dalam hatinya ketika menjawab telepon itu. Renata Sanjaya dari kehidupan sebelumnya sepertinya mengatakan hal yang sama, tetapi ketika Dina tiba di tempat acara reuni, Dina melihat Renata Sanjaya menggunakan gaun cantik. Dapat dikatakan bahwa Renata memang ingin menjadi pusat perhatian. Dina tampak dibayangi oleh kejadian di kehidupan sebelumnya itu.

Jadi hari ini, apakah Dina akan mengikuti kata hatinya?

Ketika bersiap keluar rumah, Dina Baskoro pergi ke garasi Teddy Permana dan memilih mobil sport Porsche dengan warna-warna keren.

_ _ _ _ _ _ _

Dina mengendarai mobilnya sampai ke tempat parkir lalu berjalan ke tempat dimana acara reuni diadakan.

Ketika Dina Baskoro masuk, Dina merasa bahwa mata semua orang melihat ke arahnya, tanpa terkecuali. Tatapan mereka luar biasa.

Teman sekelasnya disitu tidak ada yang mengenalinya untuk beberapa saat, dan mereka semua menebak-nebak siapa itu.

Lalu dengan senyum tipis di sudut mulutnya, Dina Baskoro berkata, "Maaf, aku terlambat."

"Dina Baskoro! Ternyata itu kamu, kamu sangat cantik hari ini!"

Dina tidak tahu siapa yang mengeluarkan seruan itu di kerumunan.

Semua orang terkejut. Sudah diketahui banyak orang bahwa Dina Baskoro itu cantik, tetapi dia tidak banyak berpakaian bagus seperti ini di masa lalu. Bahkan bisa dibilang cara berpakaiannya sedikit lusuh dan sering memakai pakaian aneh. Tapi mereka tidak menyangka bahwa ketika Dina berdandan, dia bisa digambarkan sebagai wanita yang paling cantik di dunia.

Dina Baskoro mengenakan gaun lavender yang membungkusnya seperti asap, memunculkan sosoknya yang sempurna. Leher yang anggun dan ramping, leher V-neck yang rendah memperlihatkan sebagian kulit dadanya yang putih dan halus, bentuk payudara yang padat, pinggang yang ramping, dan kaki yang panjang menjulang, membuat semua orang terpana saat melihatnya.

Wajah Dina memang cantik, tapi sekarang Dina bahkan terlihat jauh lebih menawan dengan riasan wajah yang tipis, entah itu dengan sedikit senyum atau tidak. Keseluruhan penampilannya sangat anggun dalam balutan gaun lavender.

Di antara mata terkejut yang tak terhitung jumlahnya, satu-satunya yang penuh dengan kecemburuan adalah Renata Sanjaya yang sedang menyesap anggur. Padahal Renata juga sempat mendapat pujian dari orang lain.

Renata saat itu mengenakan gaun bermerek mahal yang memang dikhususkannya untuk acara reuni itu, tetapi dia tidak ingin Dina Baskoro mendapat pujian seperti itu. Renata merasa pusat perhatiannya saat itu telah dirampok.

Banyak suara orang berbincang dalam ruangan itu dan tanpa terkecuali mereka yang sedang memuji Dina Baskoro, bahkan para wanita yang semula mengelilingi Renata pun tertarik dengan penampilan Dina Baskoro.

"Dina, kamu sangat cantik hari ini, gaunmu ini terlihat sangat cocok untukmu, apakah mahal?"

"Wow, Dina bolehkah aku menyentuhnya?"

"Wow, kain ini terasa sangat nyaman dan sangat bagus... "

"Dina, jika kamu memakai pakaian seperti ini saat sekolah, kamu pasti akan membuat banyak orang jatuh cinta padamu"

Dina Baskoro hanya tersenyum pada mereka dan mengangguk. Dina lalu mengambil segelas sampanye dan meminumnya.

Dina tidak bisa berhenti memikirkan apa yang dilakukannya di kehidupan sebelumnya, dan menganggapnya lucu. Dina ingat kepalanya tersangkut di pintu saat itu, karena mempercayai kata-kata Renata Sanjaya.

Dina ingat dengan jelas bahwa Renata Sanjaya memberitahunya bahwa Budi Gumelar menyukai sesuatu yang tidak biasa, jadi Renata meminta Dina untuk berpakaian sesuka hati. Saat itu, Dina merasa Budi Gumelar terlalu berat, dan dia menyukai wanita yang berpakaian heavy metal.

Sekarang Dina menyadari bahwa semua itu hanya tipuan.

Dina Baskoro mengangkat kepalanya dan melihat bahwa Budi Gumelar juga ada di acara itu. Dia menatap Dian sejenak, matanya terlihat tidak bisa menyembunyikan ketakjubannya.

Lalu Renata Sanjaya datang mendekat, dengan sedikit mengernyitkan alisnya, dan bertanya, "Mengapa kamu berpakaian seperti ini? Agak terlalu formal."

Dina Baskoro tertawa kecil dan bertanya, "Bukankah kamu menyuruhku untuk memakai pakaian yang lebih sederhana? Pakaian heavy metal yang dulu aku pakai terlalu merepotkan..."

Wajah Renata Sanjaya sedikit tidak wajar, dan dia tertawa malu. "Tidak, aku tidak bermaksud begitu. Kamu terlihat cantik dengan pakaian ini. Aku telah lama menunggumu sedari tadi. Aku telah memesan tempat untukmu. Ikutlah denganku."

Dina Baskoro melihat ke arah tempat itu, dan masih belum ada seorang pun di sana. Kursinya tepat di sebelah tempat duduk Budi Gumelar.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C5
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login