Download App
100% KEHILANGAN TUJUAN / Chapter 9: 09 jika itu dirimu, bagaimana hal itu akan terjadi?

Chapter 9: 09 jika itu dirimu, bagaimana hal itu akan terjadi?

david menghilang entah kemana sudah hampir 1 minggu.aku tidak melihat david bukan aku rindu padanya tapi aku ingin bertanya kenapa dia sangat membenciku sampai seperti ini.

Kenapa dia tidak membunuhku saja. mungkin dulu aku takut akan dibunuh olehnya tapi sekarang aku lebih senang dibunuh olehnya dari pada seperti ini. karena apa? karena itu lebih baik menurutku dari pada membuat semua orang apalagi keluargaku benci padaku dan meninggalkanku. Aku yakin foto yang ada di ponsel hana dan mungkin masalah dalam keluargaku itu penyebabnya adalah david.

Karena sebelum kejadian aku terbangun dari tidurku di sebuah kamar itu aku diseret oleh david dan berakhir aku tidur disebelah pria yang ada diponsel hana. aku bahkan tidak melihat wajahnya. tapi aku merasa tidak terjadi apapun. Tapi itu terakhir kalinya aku melihat david. Aku akan berkata padanya jika dia sudah berhasil.

Sekarang aku sedang bekerja di supermaket menjadi seorang kasir dari jam 7 sampai jam 2 pagi aku akan bekerja disana karena supermarket itu buka 24 jam. Gajinya lumayan untuk hidupku seorang diri.

Pagi sampai sore aku kuliah beserta mengerjakan tugas dan malamnya aku bekerja bahkan liburpun aku juga akan bekerja di supermarket seharian full. Kesibukan itu membuatku menghilangkan masalahku walaupun kadang aku mengingatnya.

Hari-hariku selalu disibukkan bekerja dan kuliah tanpa aku sadari kadang aku merasa sakit tapi aku mengabaikannya karena jika aku istirahat aku akan mengingat hal yang tidak ingin ku ingat.

saat ini aku sedang di kampus. aku berjalan menyelusuri lorong yang ramai di depan mading. ada informasi apa? aku tidak ingin peduli. aku hanya perlu menjauh dari mereka.

aku berjalan seorang diri. tiba-tiba seseorang langsung menyiram air di atas kepalaku. tubuhku basah. aku terdiam.

"upps maaf aku hanya membantu membersihkan tubuhmu" kata wanita itu dengan senyum remehnya. seketika semua orang tertawa.

aku terdiam, sungguh aku tidak tahan lagi. aku melihat kearah mereka semua. lalu aku berkata dengan sedikit berteriak. akan ku tanamkan dalam benak kalian. kalian menghinaku dengan kata-kata kasar. mengataiku dengan julukan mesum. kalian sedingin batu, kejam dan bodoh. kalian tiru yang orang lain lakukan. kalian suka melihat orang menderita di depan kalian karena hidup kalian itu amat membosankan. hidup kalian tidak ada memikul tanggung jawab. aku tidak tahu apa yang membuat kalian begitu membenciku bahkan dengan kesalahan yang tidak pernah ku lakukan. aku berdiri di hadapan kalian. mengapa kalian tidak melihatku? bisakah kalian mendengarku? aku begitu putus asa. aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. kataku dengan suara bergetar dengan menunjuk mereka semua.

aku berbalik dengan tidak tahu bagaimana hatiku. rasanya seolah kosong hampa dan sesaat lupa pada rasa.

saat aku akan pergi dari sana tepat david datang dan melihat ke arah ku dengan tersenyum miring. aku berjalan mendekat ke arah david.

tepat dihadapan david. aku menatapnya, mengatakan apa yang ku pendam selama ini. mengapa begitu sulit bagimu? untuk melihat diriku yang mencoba untuk bertahan. aku terkejut mengetahuinya betapa aku bisa sangat terluka karenamu. hariku adalah sebuah perjuangan bahkan mimpiku terasa menyakitkan.

jika itu dirimu, bagaimana hal itu akan terjadi? jika hari gila ini menjadi milikmu. jika kau hancur seperti hancurnya diriku. akan kah kau tahu? semua rasa sakit yang memenuhi diriku. sampai rasanya hatiku akan meledak. hatiku selamanya menunduk, aku takut pada semua yang mengelilingiku.

rasanya seolah hatiku hancur berkeping-keping. untuk sesaat aku merasa seolah mati rasa dan sekarang terasa begitu sakit. disudut hatiku, aku memiliki pikiran buruk. menginginkan mu untuk setidaknya merasakan rasa sakit yang lebih dariku.

aku tahu apa yang kau lakukan tapi aku pura-pura tidak tahu dan bertahan. apakah kau tahu , apa yang ku lakukan hari ini? aku bahkan tidak bisa tidur. aku bahkan tidak bisa menelan apapun.

apakah kau tahu bahwa aku semakin hancur saat aku melihatmu?. selamat kau berhasil menghancurkanku bahkan hanya dengan melihatmu. aku merasa seperti sekarat. meskipun tidak ada cara untuk kembali. ucapku pada david yang kini terdiam.

semuanya hening diam membisu. david tidak menanggapi ucapanku. dia hanya diam kemudian berbalik meninggalkanku. bahkan setelah aku meluapkan seluruh hatiku dia bahkan tidak menanggapi.

dengan langkah kakimu yang meninggalkanku. air mata yang ku tahan mengalir. aku tidak bisa bertahan tapi takdir seperti sebuah jalan yang tidak dapat ditemukan. aku tidak bisa menjauhi takdir.

aku terdiam seorang diri dan merobek fotoku yang ada di mading lalu pergi sambil menahan isakkan di bibirku tanpa tahu ada seorang yang memperhatikanku.

disisi lain david tengah kesal entah kenapa.

"sialan, kenapa aku tidak bisa membalas perkataannya" katanya sambil menjambak rambutnya frustasi.

"apa kau puas?" tanya evan datang tiba-tiba

"apa maksudmu?" tanya david

"heh setelah kau mempermalukannya di depan semua orang. kau bahkan tidak menjawab pertanyaannya dan sekarang kau tanya apa maksudku?" jawab evan remeh menahan kesal.

"aku sudah memperingatkannya" kata david tenang.

jawaban singkat david membuat evan menggebrak meja. " kita memang bajingan tapi aku tidak mengira kau serendah ini" kata evan menatap david nyalang.

"ini terakhirnya kali aku mengikutimu. setelah ini, jangan pernah mencoba menyapaku lagi. dengan itu evan pergi meninggalkan david. meninggalkan persahabatan mereka.

david meninju lemari itu keras sampai tangannya berdarah. dirinya sangat kesal karena tidak tahu apa yang akan dilakukannya.

Entah sudah berapa lama aku begini yang menjalani hidup seorang diri. yang disibukkan dengan bekerja dan belajar tanpa melewatkan waktu sedikitpun. sekarang aku sudah semester 8 . Tidak terasa sebentar lagi aku akan wisuda. Memang aku akan wisuda lebih cepat dari temanku karena aku belajar sangat keras tanpa kenal waktu.

setelah kejadian waktu itu aku tidak pernah melihat david lagi dan orang-orang pun tidak mengganggu ku lagi tapi aku masih kesepian karena mereka mengucilkanku. dan disinilah aku sekarang dihari aku wisuda. tidak ada raut bahagia diwajahku karena tidak ada yang memberiku ucapan selamat. Tidak ada yang datang sekedar berfoto atau melihatku wisuda. Aku tersenyum samar melihat orang lain yang keluarganya datang memeluknya dan teman-temanya yang datang memberikan bunga.

Dan aku hanya bisa melihat kebahagiaan orang lain. apa yang bisa ku harapkan? aku tidak memiliki siapapun. Kedua temanku itu apa masih bisa kau panggil teman semenjak kejadian aku menolak david mereka tidak pernah mendekatiku begitu pula aku.

keluargaku masih membenciku bahkan sudah 2 tahun mereka tidak pernah menanyai keadaanku. aku hanya bisa melihat meraka dari kejauhan. tidak apa-apa itu cukup bagiku

Saat aku akan pergi pulang tiba-tiba mobil melaju dengan kencang kearahku dan menabrakku. Aku jatuh dan aku merasakan darah mengalir dikepalaku. Samar-samar aku mendengar seorang wanita keluar dengan senyum bahagia tapi tiba-tiba wanita itu menangis saat seseorang yang membuat hidupku hancur datang.


next chapter
Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C9
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login