"Ya, aku berbohong...."
"Prajurit itu tidak boleh berbohong, jika kau berbohong, maka kau sendiri yang akan rugi!"
Ada nada tidak suka terdengar di suara Sean saat pria itu mengucapkan kalimat tersebut pada Cahyo.
"Aku minta maaf, tapi itulah kenyataannya, sekarang, aku akan berusaha untuk tidak berbohong!"
"Jika kau berbohong lagi, aku tidak mau satu tim denganmu lagi!" ancam Sean pada Cahyo, dan Cahyo menundukkan kepalanya mendengar ultimatum Sean.
"Aku berjanji, aku hanya tidak bisa menelan!"
"Bubuk merica ini bisa membuat kau tidak terkena malaria, jika kau mau terkena penyakit itu, silahkan!"
"Baik-baik! Aku akan meminumnya!"
Cahyo langsung mencegah Sean yang ingin memasukkan kembali botol kecil berisi bubuk merica itu ke dalam tasnya.
"Ada sendok?" tanyanya pada Sean.
"Kita ke sini untuk bertugas, bukan melancong, kau pikir aku sempat memikirkan sendok?"
Cahyo menarik napas. Setidaknya membawa satu sendok makan tidak akan membuat ransel penuh bukan?