"Ian! wanita itu datang lagi!" ucap Edgard penuh frustasi.
Bagaimana tidak, pekerjaan mereka tidak beres karena ada wanita itu , sebenarnya mereka tak meladeninya tapi mata dan pikiran mereka seperti terus mengarah pada gadis itu hingga semuanya menjadi kacau balau.
"Dari mana kau tahu," tanya Ian masih fokus ke laptopnya.
"Aku tahu kan dari tadi aku berdiri dekat jendela, tentu aku melihatnya masuk ke dalam kantor!"jelas Edgard.
Ian melirik Edgard lalu kembali fokus ke pekerjaannya "Sudah biarkan saja, jangan pedulikan dia," tanya enteng.
Edgard melongo bagaimana bisa Ian setenang itu, dia tidak takut jika banyak yang mencurigainya bermain gila dengan wanita itu jika hampir tiap hari wanita itu datang ke ruangannya.
Pintu terbuka setelah ada ketukan yang hanya terdengar 1 kali, Edgard benar, Dabinha datang dengan sesuatu yang ia bawa di tangannya.
"Kau tahu aku habis ke mana! Tokoh roti," seru Dabinha seraya mendekati Ian yang masih fokus pada laptopnya.