"Kau berpikir aneh ya?" Tanya Aarun yang kini melihat Hannah dengan senyuman nakalnya, pria itu menaik turunkan alisnya membuat Hannah memalingkan wajahnya cemberut.
Hannah mencoba menghilangkan salah tingkatkan, dan juga menyembunyikan rona merah di pipinya.
Ia melirik laki-laki itu lagi namun Aarun masih saja melihatnya seperti itu, ia mencoba fokus ke jalanan dan mencoba mengabaikan Aarun.
"Hei Noona, kenapa kau tak menjawabku?" Tanyanya.
Hannah melirik Aarun lagi lalu kembali menyetir fokus ke jalanan, Aarun terkekeh melihat tingkah gadis lucu itu.
"Kau ini sungguh menggemaskan haha," tawanya.
"Aarun! S-sepertinya kau harus bertanya lagi karena kita kayaknya sudah masuk ke daerah di mana pak Huta tinggal," ujar gadis itu.
Aarun tersenyum tipis "Baiklah, kau sedang mengalihkan pembicaraan ya?" tebaknya dengan wajah mengesalkannya itu.
"Apa maksudmu, kita memang sudah sampai di alamat itu," protes Hannah melantangkan suaranya.