Ayah Dabinha tanpa sengaja mendengar barang yang pecah dengan keras, karena penasaran ia berjalan menuju suara keributan tersebut.
Ia kaget saat tahu jika suara pecahan tersebut berasal dari kamar anaknya sendiri.
Ayah Dabinha mempercepat langkahnya dan tanpa mengetuk pintu lagi ia langsung membuka kamar tersebut.
Ia melongo saat melihat Ian yang sudah berada di atas anaknya dan juga barang barang yang berantakan karena jatuh.
"Apa yang kalian lakukan!"
Ucapan lantang itu tentu cukup menyadarkan kedua muda mudi tersebut, mereka berdua serentak melihat pria tua itu yang kini sudah berada di depan pintu.
Dengan cepat Ian dan Dabinha bangkit dari ranjang tersebut. Entah apa yang harus mereka jelaskan lagi pada ayahnya.
"Nak Ian, bukankah tadi paman bilang jangan terlalu lama—"
"Ayah!" teriak Dabinha dengan mata merahnya. Ayahnya kini kembali fokus pada putrinya.
"Kenapa ayah masuk tanpa mengetuk pintu!" lanjutnya.