"Diamlah di sini, aku akan membeli mie di seberang sana," ucap Edgard dengan riang.
Aarun mengangguk pelan, ia terpaksa mengikuti Edgard karena perutnya sudah memberontak ingin di isi.
Pria berpipi tembem itu akhirnya pergi ke mini market, Aarun tidak pernah mengerti hidup Edgard, pria itu sangat aneh dan rasanya ia menyimpan banyak sekali rahasia atau semacamnya.
Entahlah Aarun juga tidak paham.
Tidak perlu menunggu lama, Edgard datang membawa kantong plastik putih besar yang sepertinya isinya cukup banyak.
"Sepertinya kau banyak uang ya?" tanya Aarun.
Edgard terkekeh "Ya, kebetulan aku tadi dapat rejeki yang cukup hehe, jadi aku ingin membagi bersama orang yang kelaparan seperti dirimu," ucapnya dengan nada ejekan.
Aarun juga terkekeh "Kau ini seperti peramal saja," lirihnya.
Apakah hanya sebuah kebetulan saja, Edgard tahu masalah keluarga Aarun, dan lagi ia tahu jika Aarun sedang kelaparan. Benar-benar pria itu sulit di tebak.