Xiao Zhan jadi heran, kenapa dalam cuaca dan suhu yang sebegininya, masih ada saja penjual es krim yang berkeliling di sekitar pintu masuk utama Keukenhof. Benar-benar kebrutalan kondisi sosial.
"Zhan," panggil Wang Haoxuan dari sisi kanan. Mereka bertujuh jalan berdampingan pada halaman masuk sebelum taman Keukenhof.
"Iya?"
Wang Haoxuan menunjuk sebuah spot reservasi untuk penjagaan anak-anak. "Kita daftarkan nama anak-anak dulu. Siapa tahu kita kehilangan, bisa langsung lapor ke sana untuk dicari."
"Oke."
Wang Yibo menanggapi. "Sekalian beli mantel lebih untuk mereka," katanya. "Suhu di sini benar-benar kurang cocok untuk anak kecil." Dia mengelus punggung Wang An Zhe yang tertidur pulas di pelukannya.
"Benar." Song Jiyang mengangguk. Lalu menurunkan Wang Mei yang mendadak membuka mata. "Bangun tidur, Nak?"
"Mnn."
Di gendongan sang suami, Wang Gou juga mulai berkedip-kedip. Agaknya si kembar memang punya firasat hidup bersama sejak mulai lahir ke dunia. "Papa?"