Kehancuran dalam hubungan dan karir serta kondisi keuangan adalah situasi paling buruk dalam hidup Ara yang tidak pernah terbayangkan. Ara ingat masa-masa bersama dengan ibu Rania sehingga menyesal karena telah pergi jauh dari ibu Rania walaupun hatinya masih ingin bersama dengan wanita idamannya tersebut. Perbedaan usia, gosip di kantor, godaan dari perempuan adalah yang merupakan sebab mengapa Ara merasa tidak perlu mengejar ibu Rania dan akhirnya Ara kabur dan menjauhi ibu Rania. Pada saat Ara sudah merasa mendapat pasangan maka Ara selalu berusaha melupakan ibu Rania ketika bayang bayang ibu Ranis hadir di dalam mimpinya. Ara yakin bahwa dia akan berhasil dalam karir dan kehidupan nya akan lebih sejahtera dibandingkan dengan ibu Rania. Ara memang sempat merasa bahwa dia akan menjadi seorang milyuner tanpa bersama dengan ibu Rania . Faktanya, setelah 1 tahun dia berjuang dan berkarir namun ternyata justru karirnya semakin redup . Ara pernah mendapat income yang besar namun itu hanya berjalan selama 2 bulan setelah ia meninggalkan ibu Rania dan akhirnya setelah itu dia menjalani hari hari sepi tanpa adanya proyek yang berarti untuk menghasilkan pundi-pundi income. Sementara itu, disisi lain, dia bisa melihat dari kejauhan bahwa ibu Rania sedang sukses dalam karirnya dan semakin populer. Popularitas ibu Rania jauh melebihi apa yang Ara pernah bayangkan dan ibu Rania membuka kantor cabang juga di beberapa kota dan jumlah team karyawan nya semakin banyak. Ara menyesali keputusan nya untuk menjauhi ibu Rania. Namun, jika nasi sudah menjadi bubur, maka apa daya. Ara harus menjadi seorang Pengusaha dan menjalani masa-masa jatuh ini tanpa kehadiran ibu Rania. Ara sudah melepaskan kekasihnya dan ternyata belum sempat dia menikah, wanita muda yang Ara fikir akan bisa menjadi wanita yang dia banggakan justru menduakan Ara. Ara merasa usahanya selama ini menjadi sia-sia. Ara menangis karena tidak bisa membedakan manakah wanita yang tulus mencintai nya dan mana yang bukan cinta sejatinya. Ara ingin membangun kembali puing puing yang dahulu pernah ada antara Ara dan ibu Rania. Namun, di dasar hati terdalam, Ara malu untuk meminta maaf dan malu untuk menangis atas kegagalan nya di depan ibu Rania. Ara mengakui bahwa dia adalah lelaki tampan namun tidak memiliki hati yang tulus. Penyesalan adalah merupakan ungkapan dari rasa yang tidak bisa dia hindari dan akhirnya dia harus menjalani sebuah karma bahwa diapun pernah berbuat buruk kepada orang lain dan Tuhan membalas itu semua.