Aku menjadi lelaki yang selalu membutuhkan wanita yang memiliki uang. Jika aku ingin menjadi Pengusaha maka hal itu adalah karena aku ingin kaya raya. Satu-satunya cara untuk menjadi kaya adalah dengan menjadi Pengusaha atau berharap bisa menikah wanita yang kaya raya. Ibu Rania sudah sangat sukses dalam karir dan bisnisnya namun dia bukan wanita yang mudah ditipu oleh lelaki yang ingin numpang hidup. Walaupun dia sudah pernah menikah dengan lelaki yang memang tidak bisa mencari uang seperti dirinya, namun lelaki tersebut adalah suami yang baik. Suami yang selalu melayani ibu Rania dari pagi hingga malam hari terkait kebutuhan ibu Rania untuk sarapan pagi dan lelaki tersebut suka sekali untuk memasak. Maka ibu Rania tidak pernah merasa rugi memiliki suami yang sangat perhatian walaupun secara finansial juga ditopang oleh ibu Rania. Aku adalah lelaki yang sangat mendambakan wanita yang mandiri seperti ibu Rania. Aku juga lelaki yang tidak suka berkomitmen maka aku belum menikah di usia aku yang sudah 30 tahun. Aku masih menikmati kebebasan sebagai seorang anak muda yang bisa menikmati bunga-bunga yang indah yaitu pacar yang banyak dan kaya raya. Namun pada akhirnya aku terpuruk karena semua kenikmatan yang aku rasakan hanya fatamorgana. Aku tetap lelaki yang tidak mau bertanggung jawab terhadap masa depan ku. Aku masih membutuhkan motivasi dari ibu Rania untuk mendukung usahaku. Aku ingin mendapatkan karunia seorang wanita yang indah budi pekerti nya, romantis juga seperti ibu Rania. Aku tidak ingin menjadi benalu dalam kehidupan pasangan ku. Aku paham bahwa aku harus menjadi lelaki sejati. Kebiasaan hidup enak, akan sungguh berat bagiku. Aku sudah nyaman hidup dengan berbagai wanita yang indah dan murah hati. Aku bahagia manakala ada wanita yang peduli dan memberikan aku uang. Uang adalah sumber kebahagiaan. Uang itu fana, namun aku suka sekali.