Apakah mungkin seorang Ara akan mampu menutupi semua hasrat hatinya yang masih ingin hidup bebas dari ibu Rania. Ara takut berhadapan secara langsung dan bertemu muka dengan ibu Rania karena Ara akan mudah dikenali sebagai pembohong manakala memang sedang berbohong. Ibu Rania dengan mudah mengidentifikasi kebohongan yang Ara lakukan. Ara tidak bermaksud untuk berbohong namun Ara tidak ingin jika ibu Rania membenci perilaku Ara yang masih sering bertemu dengan wanita. Ara mencintai ibu Rania namun juga ingin mendapatkan hati wanita lainnya. Ara masih terbiasa menduakan ibu Rania dan Ara takut sekali jika harus kehilangan ibu Rania. Dunia seperti runtuh manakala Ara ditinggalkan oleh ib Rania namun pesona wanita -wanita cantik yang pernah menggoda hati Ara terus saja berdatangan. Ara masih terbiasa menikmati kecantikan wanita-wanita dengan berbagai warna warni kehidupan. Ara tidak ingin jejak ibu Rania hilang dan Ara masih ingin menikah dengan ibu Rania walaupun Ara juga sulit sekali mendapatkan ibu Rania karena adanya banyak halangan terutama dai sikap dan perilaku Ara yang masih sering berbohong dan menduakan ibu Rania. Ara masih menjalin hubungan atau berpacaran dengan wanita lain dan hatinya tetap ingin menikah dengan ibu Rania. Beban mental yang dirasakan oleh Ara adalah ketika dia harus mengatakan kejujuran namun hal tersebut tidak pernah mampu di untuk dia lakukan. Ara menjadi lelaki yang kerdil dan pecundang namun itu tetap terus dia lakukan. Ara mencari solusi bagaimana agar dia tetap mendapatkan cinta sejatinya yaitu ibu Rania yang selalu memberikan motivasi pada hidupnya namun dia juga diizinkan untuk menikah lagi jika ibu Rania adalah istri pertama nya. Apakah ibu Rania akan rela di madu oleh Ara ? Apakah ibu Rania ikhlas untuk menjalani kehidupan berpoligami?