Setelah mendengarkan kata-kata peramal yang mengatakan bahwa Zhu Haimei adalah Kehidupan Phoenix, ia benar-benar ingin membuat karir putranya menjadi sukses. Ibu mertua Zhu Haimei selalu memiliki reputasi yang baik di desa, tidak peduli bagaimana sikapnya pada menantunya saat di rumah. Tetapi mengendalikan Zhu Haimei dengan menggunakan tongkat kruk untuk berjalan, benar-benar tidak mudah.
Ia tidak pernah berpikir bahwa mengendalikan Zhu Haimei ternyata bukanlah hal yang mudah. ia belum pernah menjalani hidup yang baik sejak Zhu Haimei menjadi menantunya, karena itulah ia memanfaatkan kakinya yang patah untuk menyuruh Zhu Haimei melayani dirinya. Ia mengira bahwa Zhu Haimei pasti akan mengeluh, tetapi ternyata menantunya justru tidak mengeluh sedikitpun.
Beberapa hari ini, Zhu Haimei menunjukkan sikap yang benar-benar mengejutkan bagi semua orang. Jika putra tertuanya tidak membenci Zhu Haimei, maka ia ingin terus seperti ini saja.
Ketika Wang Chunlai datang lagi, Zhu Haimei memintanya untuk memetik sepuluh buah persik kuning yang baru matang. Setelah mengujinya, warnanya ternyata memang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Zhu Haimei lalu meraih tangan ibu mertuanya dan memuji-mujinya lagi. Hal itu ibu mertuanya yang awalnya keberatan dengan ide mereka membuat makanan kaleng, menjadi tidak berkomentar lagi mengenai hal tersebut.
Shen Hualian lalu diam-diam berkata kepada Wang Chunlai. "Haimei menjadi sangat hebat sekarang. Orang yang sangat pintar seperti Ibu ku, sekarang jadi patuh padanya."
"Bukankah jika ia berubah menjadi hebat itu lebih baik?"
"Iya, memang baik. Tapi perubahannya terlalu besar. Orang-orang sampai bertanya padaku tentang apa yang terjadi padanya."
"Aku pikir Adik ipar sangat baik dan tidak memiliki niat jahat sedikitpun. Selama ia baik pada Ayah dan Ibu mertuanya, aku rasa itu bagus."
"Benar. Jika menyebutkan tentang masa lalunya, aku benar-benar merasa kesal. Tapi jika ia seperti sekarang, aku sudah tidak merasa seperti itu lagi."
"Besok aku akan pergi ke kabupaten untuk menemui San, dia adalah seorang akuntan di agen pemasok dan pemasaran. Aku akan bertanya apakah jika kita membuat makanan kaleng, ia bisa memasarkannya atau tidak."
Shen Hualian lalu membalas, "Bagaimana jika kamu tidak usah pergi? Adik ipar San akan merasa tidak nyaman jika ia tidak mendapatkan keuntungan dari orang yang mengajaknya bekerja sama. Sekarang kita membuat ini di bawah perlindungan orang tua kita. Jika kamu mengatakan bahwa kita membuat makanan kaleng kepadanya, mungkin kita tidak akan bisa hidup dengan tenang."
Wang Chunlai juga tidak bisa melakukan apa-apa. "Jika kita tidak meminta bantuan pada San untuk menjualnya, lalu di mana kita harus menjualnya saat produknya sudah jadi?"
"Kurasa aku akan kembali menanyakannya pada Haimei tentang apa yang harus kita lakukan setelah ini."
Ucapan istrinya tersebut, membuat Wang Chunlai merasa malu. "Tentang pemasarannya, aku akan melakukannya sebisa mungkin. Aku akan pergi menemuinya dan memintanya untuk menurunkan harga."
Shen Hualian pun menatapnya. "Apa kamu tidak tahu malu?"
Bukannya menjawab, Wang Chunlai justru mendorongnya ke bawah dan menciumnya. "Menurutmu siapa yang tidak tahu malu? Siapa?" Dan dalam sekejap ruangan itu menjadi hidup.
Zhu Haimei bangun pagi seperti biasa untuk memasak makanan babi, menggembala domba, dan memberi makan ayam.
Begitu Shen Dongyuan memasuki rumah, ia melihat Zhu Haimei membungkuk di pagar kandang ayam untuk memberi makan ayam-ayam dengan mengenakan atasan hijau muda, celana biru tua, dan sepasang sepatu kain bermotif bunga. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai di punggungnya.
Zhu Haimei seperti anak kecil. Awalnya, ayam itu makan di sebelah kanannya, lalu ia melemparkan makanan ayam ke sebelah kirinya. Dan saat ia melihat ayam di sekitarnya saling bertabrakan, Shen Dongyuan yang berdiri di gerbang rumahnya pun bisa mendengar suara tawa dari mulut Zhu Haimei.
Shen Dongyuan mau tidak mau harus mengakui bahwa Zhu Haimei kehilangan banyak berat badan setelah dua puluh hari tidak bertemu dengannya. Kalimat 'Aku tahu kamu membenciku' kembali muncul di benaknya. Ia lalu tidak bisa menahan diri untuk tersenyum, sepertinya kata-kata itu juga tidak terlalu mengganggunya.
Suara Ibunya kemudian terdengar dari dalam rumah. "Haimei, apa kamu bermain-main dengan ayam lagi?"
Zhu Haimei lalu mengangkat sendok dengan marah. Apa ayam-ayam ini benar-benar bisa bertelur? Pikirnya dalam hati. Ibu mertuanya selalu berkata kalau ayam-ayam itu bisa bertelur, tetapi Zhu Haimei tidak pernah percaya.
Shen Dongyuan sama sekali tidak berhenti tertawa setelah mendengar ucapan ibunya barusan. Tampaknya Zhu Haimei baik-baik saja bersama ibunya di rumah.
Begitu Zhu Haimei membalikkan badannya, ia amat terkejut saat melihat sosok tinggi besar yang berdiri di ambang pintu. Setelah ia melihatnya dengan teliti, ia tidak bisa menutupi kegembiraan yang ada di dalam hatinya. Zhu Haimei bersumpah, perasaan itu bukanlah miliknya, melainkan milik sang pemilik tubuh asli.
Shen Dongyuan mengenakan seragam militer hijau yang tidak biasa. Tubuhnya tinggi dan penuh energi, hanya saja ia tampak kurus dan wajahnya juga terlihat lebih tirus.
Zhu Haimei merasa bahwa wajahnya sendiri sekarang sedang tersenyum kaku. Ia lalu memarahi sang pemilik tubuh asli di dalam hatinya, baru kemudian sedikit menghilangkan senyum di wajahnya.
"Kamu sudah kembali?"
Shen Dongyuan mengangguk. "Mereka memberiku libur dua belas hari."
Zhu Haimei lalu berseru karena terkejut. "Lama sekali, tapi itu bagus, Ibu mengomel sepanjang hari. Saat kamu kembali, semuanya pasti berjalan lancar."
"Berjalan lancar, terima kasih."
"Terima kasih untuk ap—" Shen Dongyuan belum menyelesaikan kalimatnya, tetapi ibunya sudah keluar dan berkata, "Kamu bicara dengan siap—" Kemudian ia terkejut dan berkata lagi, "Ah, Putra tertuaku sudah kembali!"
Begitu Shen Dongyuan melihat ibunya berjalan dengan menumpu pada tongkat kruk, ia segera melangkah maju. Tentu saja ada banyak hal yang mau dibicarakan oleh pasangan ibu dan anak saat mereka saling bertemu, karena itulah Zhu Haimei segera pergi ke dapur untuk membuat sarapan, agar ia tidak menjadi pengganggu mereka berdua.
Ibu mertuanya yang masih berada di luar kemudian berteriak untuk memerintahnya. "Putra tertuaku mau makan puding rebus telur, rebuskan dua."
Zhu Haimei menjawab 'ya' dengan singkat, tetapi di dalam hatinya ia sedang mengumpat. Ini sangat tidak adil. Mengapa orang lain tidak boleh makan telur, tetapi Putra tertuanya boleh. Benar-benar pilih kasih.
Ibu mertua Zhu Haimei lalu berbisik pada putranya, "Kamu telah mengajarinya dengan baik, ia telah berubah."
Shen Dongyuan termenung sejenak. "Ia sendiri yang berusaha untuk berubah. Aku tidak punya waktu luang untuk mengurusnya."
Tetapi ibu mertuanya tidak mempedulikannya dan enggan berdebat dengan anaknya itu. Ia lalu secara rinci menceritakan apa saja yang terjadi di rumah selama anaknya itu tidak ada.
"Istri mu bersikeras membuatku melakukan operasi kaki, dan itu menghabiskan biaya sekitar lima ratus yuan. Paman keduamu hanya memberi dua ratus yuan, sisanya ditanggung semua oleh istrimu."
Shen Dongyuan pun terkejut. "Apa? Zhu Haimei yang membayar sebanyak tiga ratus yuan?"
Ibu mertuanya itu lalu mengeluh. "Mengapa? Apakah kamu merasa menyesal karena ia telah menghabiskan uangmu untuk biaya tagihan rumah sakit Ibu?"
"Jangan bicara begitu Bu, mana mungkin aku seperti itu."
Shen Dongyuan pun mulai menghitung dalam benaknya, jangankan tiga ratus yuan, bahkan dua ratus yuan pun ia tidak memilikinya. Zhu Haimei sudah mengirimkan uang ke rumahnya beberapa waktu lalu, dan kali ini ia mengeluarkannya lagi untuk uang berobat ibunya. Shen Dongyuan khawatir kalau uang sebanyak tiga ratus yuan itu adalah seluruh harta yang dimiliki Zhu Haimei.
Ia pun tidak bisa menahan diri untuk pergi dan melihat Zhu Haimei di dapur. Melalui layar jendela berwarna hijau gelap itu, Shen Dongyuan hanya bisa melihat sosoknya yang sibuk memasak. 'Zhu Haimei benar-benar berbeda dari sebelumnya,' pikirnya dalam hati.
Setelah sarapan, Shen Dongyuan naik ke atas kasur untuk tidur. Begitu ia kembali ke kota Jiang setelah menyelesaikan misinya, ia mendapat berita tentang masalah yang terjadi di rumah, dan langsung kembali ke kampung halamannya dengan menaiki kereta malam itu juga. Dan saat melihat bahwa ibunya baik-baik saja, ia merasa lega. Sekarang ia ingin beristirahat untuk mengusir rasa lelahnya.
Sekarang Shen Dongyuan sudah terlelap, tetapi Zhu Haimei sedang menderita. Ibu mertuanya menyuruhnya untuk menyembelih ayam, tetapi ia tidak bisa. Ia hanya tahu cara untuk memasak ayam.
"Aku benar-benar tidak bisa menyembelihnya, Bu. Tidak bisakah Ibu menyuruh Ayah untuk menyembelihnya?"
"Kita akan menunggu terlalu lama kalau menyuruh Ayahmu. Setelah kamu menyembelihnya, cepat rebus ayamnya. Jika suamimu sudah bangun, kamu harus segera memberinya semangkuk sup ayam. Apa kamu tidak lihat betapa kurusnya Anakku sekarang? Hatiku benar-benar terasa sakit saat melihatnya kurus seperti itu!"
Zhu Haimei kemudian memandang induk ayam besar yang ada di depannya, lalu mengambil pisau dengan tangan yang gemetar. Akhirnya, ia membuang pisau itu dan memegang ayam tersebut. "Aku akan kembali ke rumahku dan meminta Ayahku untuk menyembelihnya." Ujar Zhu Haimei yang benar-benar tidak bisa menyembelihnya.
Sebelum ia meninggalkan halaman rumah, kakak ipar dan suaminya masuk.
"Apa yang akan kamu lakukan dengan ayam itu?" Tanya kakak iparnya.
"Shen Dongyuan sudah kembali, dan Ibu menyuruhku untuk menyembelih ayam, jadi aku mau membawanya pulang dan meminta Ayahku untuk menyembelihnya."
Kakak iparnya pun terkejut. "Adik tertuaku sudah kembali? Biarkan Chunlai yang menyembelihnya. Di mana Adikku?"
Zhu Haimei lalu menunjuk ke dalam kamar. "Ia lelah, dan pergi tidur. Sebaiknya Kakak tunggu sampai ia bangun saja."
Begitu Shen Dongyuan bangun, ia melihat Zhu Haimei duduk di depan meja. Zhu Haimei tampaknya sedang menulis dan menggambar. Zhu Haimei masih memakai pakaian yang sama dengan yang ia kenakan tadi pagi, dan rambutnya terurai di pundaknya.
Rambut panjangnya itu rapi, jauh lebih baik daripada rambutnya yang seperti sarang burung dulu.
Dilihat dari belakang saja, Shen Dongyuan sudah tahu kalau tangan kiri Zhu Haimei sedang menopang pipinya, dan tangan kanannya tidak bergerak. Sepertinya Zhu Haimei sedang memikirkan sesuatu.
Saat ini Zhu Haimei benar-benar sedang memikirkan banyak hal. Hari ini, kakak ipar dan suaminya datang untuk mendiskusikan tentang pembuatan makanan kaleng dengannya. Awalnya, kak Chunlai dengan percaya diri menjamin bahwa ia sendiri yang akan mencari tempat agar mereka bisa memasarkan produknya, tetapi sekarang ia tidak bisa melakukannya.
Memproduksi makanan kaleng tidak seperti menjual makanan di warung, yang selama ada orang datang untuk membelinya maka sudah cukup. Proses pembuatan makanan kaleng sangatlah sulit, karena buah persik kuningnya cepat matang, sehingga harus segera diolah dan dipasarkan. Jika tidak dilakukan dengan cepat, maka bisnis mereka akan gagal.
Selain itu, mereka juga harus memikirkan tentang merek dagang produk mereka, jaminan kualitas produk, modal awal, model penjualan produk jadi, dan juga distribusi laba produk setelah penjualan. Semua itu harus diatur dengan baik berdasarkan aturan tertentu. Zhu Haimei pun menghela nafas, membuka bisnis ternyata sangatlah sulit.
Shen Dongyuan pun tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kenapa kamu menghela nafas?"
Zhu Haimei terkejut dan berbalik. "Kamu sudah bangun? Kamu pasti lapar, kan?"
Shen Dongyuan sebenarnya juga terkejut begitu Zhu Haimei berbalik. Wajah Zhu Haimei tampak mempesona di bawah cahaya lampu. Poni miringnya membingkai indah dahi dan wajahnya yang ramah, dagunya yang berlipat-lipat itu juga mulai tajam. Matanya yang juga sedikit membesar itu sekarang sedang menatap Shen Dongyuan dengan tatapan bingung.
Shen Dongyuan tiba-tiba merasa bahwa mulutnya kering dan tubuhnya mulai tidak nyaman.
Zhu Haimei yang melihat Shen Dongyuan sedang menatapnya, hanya menganggap bahwa Shen Dongyuan seperti itu karena baru saja bangun dan belum pulih dari kesadarannya. Ia lalu berkata, "Kamu sudah tidur seharian, apakah kamu mau makan? Aku akan membuatkanmu makan malam. Orang rumah sudah tidur."
Shen Dongyuan lalu bangkit dari ranjang. "Sekarang sudah jam berapa?"
Zhu Haimei kemudian melihat arlojinya. "Sudah hampir jam sepuluh."
Ternyata sudah malam sekali. Shen Dongyuan benar-benar sudah terlelap begitu lama. "Aku akan pergi membuatnya sendiri. Kamu istirahat saja, ini sudah malam."
Zhu Haimei lalu berdiri. "Aku saja yang pergi." Jika ibu mertuanya tahu, selesai sudah, selesai, jangan cari masalah, jadi sebaiknya ia yang pergi.
Begitu ia pergi, Shen Dongyuan juga turun dari tempat tidurnya, dan merenggangkan ototnya. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan tidak nyaman. Misi kali itu berlangsung lama. Dan selama itu, ia tidak menyentuh tempat tidur sama sekali, jadi begitu berbaring di atas ranjang, ia pun langsung terlelap.
Di malam hari, udara terasa sangat dingin dan halaman rumah pun tampak gelap. Sedangkan lampu dapur tampak redup. Saat Shen Dongyuan melangkah masuk ke dalam dapur, Zhu Haimei sedang memasukkan nasi ke dalam mangkok. "Kebetulan sekali. Aku jadi tidak perlu pergi ke sana untuk membawakanmu makanannya. Makanlah di sini. Tadi pagi aku juga merebuskan sup ayam untukmu, apa kamu mau memakannya sekarang?"
"Tidak usah, kalian makan saja besok." Ujar Shen Dongyuan lalu duduk dan mengambil mantou (roti kukus khas tiongkok) lalu mulai memakannya.
Zhu Haimei juga duduk di dapur. Saat melihat tubuh besar Shen Dongyuan yang duduk di bangku kecil itu terlihat tidak nyaman, ia lalu berkata, "Apakah duduk di sana tidak nyaman? Bagaimana kalau kamu makan di ruang makan saja?"
"Tidak perlu."
Shen Dongyuan kemudian makan dengan cepat, seperti angin yang bertiup dan menggulung awan. Tak lama setelah itu, dua mantou dan dua mangkuk sup sudah ia lahap habis. Setelah ia tidur seharian, semangatnya kini kembali penuh, tetapi Zhu Haimei merasa lelah dan menguap tanpa henti.
Shen Dongyuan lalu mengambil mangkuk di tangannya. "Aku akan membersihkannya. Tidurlah."
Zhu Haimei berhenti sebentar sebelum berkata, "Aku akan kembali ke rumah Ibuku saja."
"Sekarang? Lebih baik kamu pergi tidur."
Semua orang di desa tahu bahwa Shen Dongyuan kembali hari ini. Jika hari ini Zhu Haimei kembali ke rumah ibunya, apa yang akan dipikirkan oleh ibu mertuanya? Bagaimana kalau ia tidur di sini untuk malam ini saja? Tetapi tempat tidur itu….
Terlalu kecil dan hanya bisa ditiduri satu orang saja.
Zhu Haimei terlebih dahulu kembali ke kamar. Setelah memikirkannya, ia lalu mengangkat selimut yang ada di tempat tidur, dan tidur di sisi dinding dengan menambahkan satu selimut lagi di dalamnya.
Saat Shen Dongyuan kembali ke kamar, Zhu Haimei sudah tertidur di balik selimut dengan menghadap ke dinding. Zhu Haimei menyisakan lebih dari setengah tempat tidur untuknya. Ia tidak tahu apakah Zhu Haimei sudah benar-benar tertidur atau belum.
Ia lalu pergi ke meja tulis. Di atas kertas putih tersebut ada sepuluh daftar yang ditulis menggunakan pensil. Ia pun terkejut, bentuk huruf yang ada pada kertas putih itu berbeda dengan bentuk huruf yang ada pada surat jaminan yang diberikan padanya terakhir kali.
Meskipun bentuk huruf di tulisannya yang terakhir kali itu indah dan rapi, tetapi sepertinya ada semacam ketakutan di dalamnya. Sedangkan bentuk hurufnya kali ini seperti mengalir bebas.
Benar, seperti mengalir bebas, halus dan indah.
Ada banyak simbol yang digambar di bagian bawah kertas putih tersebut. Ada satu kaki yang di atasnya terdapat singkatan, MH. Mata Shen Dongyuan lalu menyipit. Rupanya Zhu Haimei juga bisa menyingkat huruf dalam tulisan bahasa Inggris.
Dirinya dan Zhu Haimei memiliki usia yang terpaut enam tahun. Meskipun mereka berada di desa yang sama, tetapi ketika ia menjadi prajurit, Haimei masih berusia sebelas atau dua belas tahun. Dan pelajaran bahasa Inggris hanya diajarkan di SMA. Apakah Zhu Haimei bersekolah sampai ke jenjang SMA?
Shen Dongyuan lalu melihatnya lagi dengan hati-hati. Oh, ini adalah daftar rencana untuk membuat buah persik kuning kalengan, bagus juga pemikirannya. Khususnya di daftar bagi hasil, metodenya adalah 3, 3, 3, 0.5, 0.5. Boleh juga. Biaya produksinya dibagi rata antara dirinya dan kakak pertamanya. Sedangkan untuk pembagian laba, Zhu Haimei hanya mau tiga poin, dan kedua orang tua masing-masing mendapatkan 0.5 poin, sangat menarik. Sepertinya Kakak pertamanya itu memang benar-benar bodoh.
Shen Dongyuan lalu mengubahnya menjadi 4, 2.5, 2.5, 0.5, 0.5, karena memang sudah seharusnya begitu. Pada daftar simbol yang ada di bawah, ia sengaja menggambar seekor monyet yang memakan setengah buah persik di tangannya dengan gambaran yang kecil, sangat lucu. Gambar ini adalah gambar yang paling jelas dan hidup untuk digunakan sebagai simbolnya, pikir Shen Dongyuan. Untuk biaya produksi, setiap keluarga harus mengeluarkan uang sebesar dua ratus yuan. Tetapi, biaya produksi dari keluarga kakak pertamanya dihitung menggunakan harga buah persik kuning di pasaran. Jika dilihat-lihat, kerjasama ini hanya menguntungkan keluarga kakak tertuanya saja.
Ia lalu teringat saat ia kembali tadi pagi, ibunya mengatakan bahwa ketika ia di rumah sakit, Zhu Haimei lah yang bersikeras untuk meminta ibunya melakukan operasi. Ibunya juga sudah pergi lagi ke rumah sakit untuk memeriksakan kakinya, dan Dokter mengatakan bahwa kakinya pulih dengan baik. Karena itulah Shen Dongyuan benar-benar merasa sangat berterima kasih pada Zhu Haimei yang telah menggantikannya membuat keputusan saat ia tidak ada.
Seharusnya ada bonus di misi kali ini, bagaimana kalau ia memberikan semua bonus itu kepada Zhu Haimei? Bagaimanapun juga, uang yang dikeluarkan Zhu Haimei untuk membiayai tagihan rumah sakit ibunya, adalah uang hasil kerja keras Zhu Haimei sendiri.
Shen Dongyuan tak bisa menahan diri untuk berbalik ke arah Zhu Haimei. Sekarang tubuhnya sudah tidak menghadap ke tembok, namun menghadap ke arahnya. Wajahnya tampak tenang dan damai, ia tidur dengan sangat nyenyak.
Ada kepuasan tersendiri di dalam hati Shen Dongyuan saat melihat wajah terlelap Zhu Haimei itu. Lalu ia terkejut dengan dirinya sendiri karena bisa merasakan perasaan seperti itu.
Shen Dongyuan kemudian mematikan lampu dan naik ke tempat tidur. Ia lalu hendak mengambil selimut yang ada di sebelah kaki Zhu Haimei, namun, ia tertegun begitu tangannya menyentuh sepasang kaki. Ia kemudian menarik tangannya dengan panik dan kembali menyalakan lampu.
Dengan hati-hati, ia meletakkan kaki itu kembali ke dalam selimut, dan mulai berbaring. Begitu ia menutup mata, sepasang kaki itu terbentang lagi ke atas kakinya. Dan keesokan harinya, lingkaran mata Shen Dongyuan tampak hampir menghitam.
Jika Zhu Haimei mengetahuinya, ia pasti akan berteriak menangisi kesalahannya dan mengatakan bahwa ia benar-benar tidak sengaja. Tempat tidurnya sangat kecil, dan tidurnya juga tidak bisa diam, ia menendang ke mana-mana.
Pagi-pagi sekali, Shen Dongyuan sudah bangun, lalu merebus air untuk membuat makanan babi, menggembalakan domba dan memberi makan ayam. Ia sangat sibuk.
Begitu ibunya keluar, ia segera berteriak saat melihat putra sulungnya sedang sibuk bekerja "Mengapa kamu yang melakukannya?! Di mana istrimu?!"
"Ia tidur terlalu larut tadi malam. Biarkan ia tidur lebih lama."
Mata ibunya lalu tampak berbinar setelah mendengar ucapan barusan. "Apakah aku akan segera menggendong cucu?"
Begitu Shen Dongyuan mendengar kata-kata ibunya, ia yang saat itu sedang mengangkat satu tong besar untuk memberi makan babi, dan hampir memasukkan kepalanya ke dalam tong makanan babi saking terkejutnya. Ibunya itu benar-benar membuatnya tidak habis pikir, apa katanya? Menggendong cucu?
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT