aSemenjak kejadian terakhir kali bersama Evan,Diandra menjadi simpatik padanya.Namun saat ini Diandra tidak memiliki waktu luang untuk urusan pribadinya.Mengurus om Arief dan Rifky sudah sungguh membuatnya repot,sangat lelah menggunakan banyak topeng.Sesungguhnya dia memiliki hati yang tulus untuk om Arief dan Rifky,namun itu yang bukan menyangkut perasaan.Untuk masalah cinta semuanya adalah palsu.satu satunya orang yang sedikit mengusik hatinya hanyalah Evan,namun dia harus menahan diri,karena belum tentu Evan bisa menerima Diandra bilasaja dia mengetahui apa yang sedang Diandra lakukan untuk mencari keadilan untuk almarhumah ibunya.
Hari ini Diandra tidak memiliki kegiatan diluar rumah,masalah bisnis onlinenya pun sudah ditangani oleh pa Ali,semua pekerja yang mengurus bagian pengiriman juga telah memberikan laporan yang memuaskan.Jadi Diandra memutuskan untuk berkebun hari ini.Sebenarnya cukup lucu jika disebut berkebun,masalahnya Diandra tidak memiliki lahan,namun karena posisi Apartmennya hanya dilantai tiga jadi masih cukup kondusif jika dia menyulap balkon kecilnya menjadi kebun mini vertikal.
Diandra memperoleh ide ini karena pa Ali membawakan beberapa oleh oleh benih sayuran saat dia pulang kampung tempo hari.Pak Ali dan istrinya tau jika Diandra sangat menyukai kebun dari semenjak dia anak anak.Pak Ali pun sebenarnya tidak yakin jika benih sayuran itu akan berguna,namun istrinya cukup memaksa dia untuk menitipkan benih brnih itu sebagai oleh oleh untuk Diandra.
Baru saja diandra hendak mengeluarkan alat alat berkebun yang dibelikan pak Ali,Ponsel Diandra berbunyi, tak ada nama kontak jadi Diandra pun mengabaikannya.Namun panggilan tersebut tidak juga berhenti,akhirnya Diandra menyerah dan menjawab panggilan tersebut."Halooo" suara diseberang telpon begitu ceria.Setelah mendengar suara sipenelepon,Diandra pun tahu bahwa itu adalah suara Alexa."assalamu alaikum sayang",Diandara memberi salam."Wa alaikum salam kaka,ya..ya...hari ini aku begitu senang hingga aku lupa memberi salam pada kakak ku hahaaa",Alexa terbahak.
"Begitu senangnya kah kau dengan mr. pooh hingga baru hari ini menghubungiku?Nomormu terus berganti dan aku tidak tau bagaimana caranya menghubungimu".
"Maaaaaafffff" Alexa lebih terdengar terbahak dari pada permintaan maafnya."malam ini aku bertunangan,bisakah kau datang?" "Hmmmmm,jangan membuatku susah,mengapa begitu mendadak,apa kau ingin menyusahkanku?." "Hahaha sudah kubilang aku akan membuat kejutan baru untukmu".Alexa terdengar sangat bahagia.
"Jangan tertawa terlalu banyak nanti kau akan menangis perih"Diandra memberi nasihat."Jangan terlalu kejam padaku,ini hari yang aku tunggu sejak lima tahun yang lalu,bisakah berdoa yang baik?"
"Baiklah sayang,semoga kamu selalu bahagia"."Terima kasih....jangan lupa datang jam 8,di hotel R,undanganmu akan kutitipkan di resepsionis"."Baiklah aku akan bersiap,aku sangat menyayangmu"."Aku lebih menyayangimu.
Jam menunjukan pukul empat sore,akhirnya Diandra mengurungkan niatnya untuk berkebun.Dia merapikan kembali semuanya dan pergi ke kamar tidur.
Diandra mencuci wajahnya,mengompres dan setelah itu menggunakan masker.Lalu dia bersiap untuk mandi,lima belas menit kemudian dia keluar dari kamar mandi,rambutnya masih basah tergulung handuk dan tubuhnya terbalut kimono mandi.Dianda membuka lemari dan mulai memilih apa yang cukup pantas dikenakannya.Alexa tidak memberitahunya lebih awal hingga hampir tak ada waktu untuk berbelanja baju.Dan akhirnya dia terpaksa hanya memanfaatkan yang ada didalam lemari,untuk menghadiri pesta sahabatnya.
Akhirnya pilihan jatuh pada basic dress warna abu abu tua polos sepanjang mata kaki(mirip gamis),outer tanpa lengan sepanjang lutut warna mustard,legging ketat hitam,sepatu hitam dengan hak setinggi lima cm.Diandra juga memilih pasmina warna mustard yang dibentuk menyerupai sanggul dan dipermanis dengan korsase warna silver-gold.
satu jam sudah berlalu dan Diandra sudah siap dengan busana dan riasannya yang simpel namun elegan.Diandra sengaja bersiap lebih awal karena memang pagi tadi tamu bulanannya datang sehingga meski sudah siap sebelum maghrib dia tidak perlu menghapus riasan untuk wudhu.
Semua telah selesai,pak Ali pun sudah siap untuk mengantar Diandra dan mereka langsung menuju hotel R.Mereka tiba dihotel R hanya dalam waktu dua puluh menit,karena memang kebetulan sedang tidak macet.Pa Ali menunggu di mobil dan Diandra berjalan menuju reseosionis di loby hotel untuk mengambil undangan sebagai akses masuk ke pesta.
Setelah undangan ditangan Diandra langsung menuju ruang pesta.Dia cukup canggung karena tidak mengenal siapapun,terlebih Diandra tidak pernah tahu tentang keluarga Alexa.Meski mereka bersahabat sudah empat tahun Alexa tidak pernah detail bercerita tentang keluarganya.Dia hanya bersemangat jika bercerita tentang teman masa kecil yang sekarang menjadi calon tunangannya.
Acara yang tertera diundangan adalah pukul delapan malam,sekarang waktu sudah menunjukan pukul 19:40,namun mengapa ruang pesta tidak begitu ramai,Diandra sedikit bingung.Ah jangan jangan gadis itu mengerjainya lagi.Diandra lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan melakukan panggilan ke Alexa,namun ponsel Alexa tidak aktif.Diandra sedikit kesal karena berpikir Alexa hanya mengerjainya,karena memang Alexa adalah gadis yang jahil.
Akhirnya Diandra berkeliling ruangan pesta dan melihat sekumpulan wanita sedang bergosip,Diandra mencoba menguping,dan alangkah terkejutnya Diandra saat mendengar salah satu tamu tersebut mengatakan calon pengantin pria tidak akan hadir karena pembatalan sepihak.Meski belum jelas apa yang terjadi namun mereka berasumsi bahwa calon pengantin laki laki memiliki gadis lain.
Diandra terhenyak mendengar itu semua,dia ikut sedih dengan apa yang terjadi dengan Alexa,namun dia jg sangat kecewa mengapa gadis itu tidak memberitahunya.Setidaknya Diandra berharap Alexa mencarinya hanya meski hanya untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Diandra cukup sedih untuk Alexa,apa lagi saat dia teringat pembicaraan terakhir mereka ditelpon.Diandra sangat khawatir dengan Alexa,karena dia tahu seberapa besar perasaan Alexa untuk calon tunangannya tersebut.
Karena tidak tahu harus melakukan apa,Diandra memutuskan untuk meninggalkan hotel dan kembali keapartemennya.Dia masih melamun mengkhawatirkan Alexa hingga dia tidak sadar dan menabrak seseorang ketika dia melangkah memasuki lift.