"Maaf, saya ke restautant ini bukan untuk bertemu kalian. Tapi ingin bertemu dengan pemilik restaurant ini," tolak Carol saat Jeni mempersilahkannya duduk. Wajahnya ketus tanpa ada sedikit pun senyuman di bibirnya.
Carol masih berdiri menatap ke arah Jeni dan Wili dengan tatapan nyalang. Dia tak menyangka kalau niatnya ke restaurant ini malah bertemu dengan Jeni, istri Wili yang menurut cerita yang dia dengar ternyata tak begitu baik di telinganya.
"Saya pemilik restaurant ini," timpal Jeni memberanikan diri. Dia masih bersikap dengan ramah karena bagi Jeni, Carol masih terlihat baik di matanya.
"Apa!" Carol terkejut. Bagaimana bisa pemilik restaurant yang dia tuju ternyata milik Jeni dan itu membuat Carol tak bisa percaya.
"Iya, Carol. Silahkan duduk dan kita akan bicara dengan baik," pinta Wili. Dia juga masih berisaja sopan dan ramah kepada Carol karena biar bagai mana pun wanita yang kali ini melemparkan tatapan sinisnya, selalu baik dan membantu Wili.