Christopher duduk di meja kerjanya yang mengkilap, kayu mewah yang berkilau di bawah pencahayaan hangat. Posturnya adalah perpaduan antara kelelahan dan tekad, bahu lebarnya sedikit membungkuk saat jarinya menekan alisnya.
Peristiwa hari itu sangat menekan dia, dan jejak kelelahan terukir di wajahnya. Menguap halus keluar dari bibirnya, mengkhianati beban yang perjalanan dan kerusuhan emosional berdampak pada energinya.
Sikap acuh tak acuh Abigail kepadanya telah melukainya lebih dalam daripada dia mau mengakui. Saat dia bersandar di kursinya, pikirannya tertuju pada cara Abigail bereaksi terhadap upayanya untuk berbaikan. Kecerahan sindirannya, tekad untuk menjauhkan diri — ini adalah sisi darinya yang jarang dia jumpai.