Download App
20.8% Istri Kesayangan Tuan Fu Yang Misterius / Chapter 36: Pikiran Shen Xitong

Chapter 36: Pikiran Shen Xitong

Editor: Wave Literature

Kediaman Shen, Beijing.

"Pa, luka Tongtong sudah sembuh, aku ingin mengadakan pertunjukan musik pribadi untuknya. Bagaimana menurut papa?" Di meja makan, Chu Yunrong berbicara sambil menatap Kakek Shen.

"Kamu atur sendiri saja hal ini. Apakah kali ini Xitong masih berencana kembali ke Wina?"

Tangan Shen Xitong yang sedang memegang sumpit seketika berhenti bergerak, dia memandang ke arah Kakek Shen dengan penuh hormat, "Untuk sementara aku tidak berencana kembali. Pelajaranku sudah lama selesai, saat ini orkestra juga sedang tampil di tempat lain. Guru menyuruhku berlatih lebih rajin di rumah saja, jadi aku berencana tetap di rumah untuk lebih banyak menemani kakek dan mama."

Semenjak Nenek Shen mengucapkan kata-kata itu kepadanya, Shen Xitong lebih mengekang dirinya, terutama di depan Kakek Shen. Dia tidak bisa memastikan berapa banyak yang dikatakan Nenek Shen kepada Kakek Shen, jadi dia tidak tahu berapa banyak yang dipahami Kakek Shen tentang hal itu. Di hatinya selalu ada rasa gentar.

Dia tidak ingin meninggalkan keluarga Shen, terlebih lagi dia tidak rela meninggalkan keluarga Shen. Kalau meninggalkan keluarga ini, dia tahu bahwa dia bukan apa-apa lagi.

Kakek Shen mengangguk-anggukkan kepala, "Yunrong, toh aku juga tidak paham dengan pertunjukan musik, kamu atur sendiri saja. Hanya saja ada satu hal lain yang kuharap dapat kamu pikirkan."

"Pa, hal apa itu?"

Kakek Shen menatap Shen Xitong. Tiba-tiba rasa cemas yang kuat meluap di hati Shen Xitong.

"Lanlan sudah menikah dengan Hengyi. Setelah dia lulus nanti, mereka berdua akan menyelenggarakan pesta pernikahan. Hengyi adalah anak baik, dia pasti akan memperlakukan Lanlan dengan baik. Jadi aku juga sudah bisa tenang mengenai Lanlan. Hanya saja umur Xitong sudah tidak kecil lagi, dulu dia sibuk dengan sekolahnya, maka aku pun juga tidak menyinggungnya. Sekarang karena dia sudah pulang, sebagai mama, kamu harus memikirkan tentang titik penting dalam hidupnya."

Raut wajah Shen Xitong berubah, tangannya yang memegang sumpit mengencang, "Kakek, tahun ini aku baru berusia dua puluh lima tahun. Tidak perlu terburu-buru tentang hal ini. Aku masih ingin menemani kakek, papa, dan mama beberapa tahun lagi."

"Pria dan wanita dewasa akan menikah. Kalau umurnya sudah cukup maka sudah seharusnya menikah. Kakek juga tidak bisa menahanmu seumur hidup. Gadis yang sudah cukup umur harus menikah, kalau terus ditahan hanya akan menjadi kebencian." Wajah Kakek Shen tersenyum, namun tidak ada yang bisa memahami sorot matanya.

"Tapi aku tidak ingin secepat ini menikah. Aku ingin menemani kakek dan papa mama." Shen Xitong berkata dengan suara kecil.

Dia sama sekali tidak mengira kalau Kakek Shen tiba-tiba akan menyinggung masalah pernikahannya. Kalau dulu tidak apa-apa, tapi sekarang, dia tidak percaya kalau kakeknya tidak mengetahui bahwa orang yang disukainya adalah Fu Hengyi. Shen Qinglan baru saja menikah, apakah dia sudah tidak sabar ingin mengusirnya?

Dalam pandangan Shen Xitong, tujuan Kakek Shen melakukan ini adalah untuk menyingkirkannya dan menghilangkan rintangan bagi Shen Qinglan.

Apakah relasi biologis benar-benar begitu penting?

Shen Xitong menunduk, sorot matanya sulit ditebak.

Chu Yunrong menatap putrinya yang menundukkan kepala, lalu melihat ayah mertua yang raut wajahnya serius, dia pun menengahi, "Pa, untuk sementara hal ini tidak perlu terburu-buru. Tapi aku juga akan memikirkannya baik-baik dan melihat-lihat di mana ada pemuda-pemuda berbakat di ibu kota."

Kakek Shen mengangguk dengan puas, "Tapi, keluarga kita tidak mementingkan status keluarga, yang terpenting adalah karakter orang itu. Bagaimanapun juga Xitong adalah putri keluarga Shen, harus mencari seorang pria yang baik."

Tetapi di telinga Shen Xitong kata-kata itu menjadi bermakna lain. Baginya itu berarti menikahkan dirinya dengan keluarga sembarangan agar kekhawatiran kakeknya sepenuhnya hilang.

**

Shen Qinglan sudah beberapa hari datang ke Hangzhou, biasanya siang hari dia berkelana ke mana-mana, melihat pemandangan, makan makanan enak, terkadang dia akan mencari tempat sepi yang pemandangannya indah lalu memasang rak kanvas, kemudian dia akan tinggal seharian di sana dan baru kembali ke hotel setelah matahari terbenam.

Terkadang dia bahkan akan menunggu sampai tengah malam untuk melihat pemandangan malam Danau Xihu, setelah itu baru dia pulang.

Tapi sejak telepon di malam pertama itu, Fu Hengyi tidak pernah menelepon lagi. Shen Qinglan menduga kalau dia pasti sedang menjalankan suatu misi lagi.

Dia tetap mengirim foto ke ponsel Fu Hengyi setiap hari, satu atau dua buah, tidak peduli apakah Fu Hengyi bisa melihatnya atau tidak.

Selama masa itu, Daniel menelepon Shen Qinglan satu kali. Awalnya dia ingin meminta Shen Qinglan untuk hadir di acara ramah-tamah, namun begitu mendengar Shen Qinglan sedang membuat karya, dia pun segera menutup telepon dengan gembira.

Shen Qinglan tinggal di Hangzhou selama satu minggu. Besok dia berencana untuk mengunjungi Yuecheng. Katanya di sana adalah tempat asal Opera Yue, juga kampung halaman penulis kaligrafi terkenal, Wang Xizhi. Meskipun Shen Qinglan tidak menyukai kaligrafi, tapi kakeknya sangat mencintainya.

(Opera Yue disebut juga dengan Opera Shaoxing, adalah genre opera terpopuler kedua di Tiongkok setelah Opera Beijing. Opera ini berasal dari kota Shaoxing di provinsi Zhejiang.)

Teringat dengan perkataan Yu Xiaoxuan yang tidak akan membolehkannya masuk ke kamar asrama kalau tidak membawa produk khas Hangzhou, Shen Qinglan pun berganti pakaian dan keluar. Dia bermaksud membawakan makanan enak untuk beberapa orang di asramanya, atau sutra. Selama beberapa hari dia bertamasya di sini, dia mendengar bahwa kue osmanthus yang paling otentik bukanlah jenis yang dia makan hari itu, tetapi ada di sebuah gang kecil di timur kota. Di sana ada seorang ibu tua yang ahli membuat kue osmanthus. Rasa kue yang dibuatnya tidak dapat dibandingkan dengan tempat lain.

Tempat itu agak jauh dari tempat yang ditinggalinya. Shen Qinglan memanggil taksi dan memberikan alamatnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C36
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login