Download App
3.91% Isekai : Party Harem / Chapter 15: bab 15 - Pencarian

Chapter 15: bab 15 - Pencarian

*******

Gua Gunung Siloam

Angelina memasuki Gunung Siloam dan mengalahkan beberapa monster ganas. Namun, tidak peduli berapa banyak monster raksasa yang telah dia kalahkan tidak merubah perasaannya yang tidak jelas adanya.

Ayah Angelina telah meminta kepadanya untuk menikah dengan putra dari bangsawan tuan Belgrade, namun itu telah di tolak oleh Angelina. Meskipun telah menolaknya dan menyampaikan perasaannya kepada ayahnya, proses pernikahan tetap dilakukan, oleh sebab itu kini Angelina pergi dari rumahnya dan bersembunyi di goa gunung Siloam.

"Selalu seperti itu. Ayah tidak akan pernah mau mendengarkan pendapat aku, dan akan selalu melanjutkan dengan kehendaknya sendiri. Bahkan jika Aku mencoba untuk mengatakan sesuatu, Aku selalu mendapatkan jawaban yang samar-samar, dan pendapat Aku selalu tidak disetujui."

"Kali ini, Aku benar-benar marah. Aku punya ... seseorang yang harus dipikirkan. Ryuji... Kamu Bisa Menikahi Nisha, jadi aku ingin terikat denganmu juga.!!!"

*******

Pintu masuk Gunung Siloam

"Aku tidak percaya kita datang ke sini lagi." Ryuji menatap Gunung Siloam dan mengatakan ini.

Pada saat itu mereka datang untuk menjalani sebuah misi, tapi kali ini untuk menemukan Angelina. Ryuji pikir mereka akan berpisah dan mencari untuk Angelina, karena ukuran gunung Siloam yang sangat besar dan luas.

"Ketika Kita menjalani misi tersebut, kita telah mengetahui dimana posisinya dan pergi ke puncak mencari rumput ..." ucap Nisha

"Benar, namun sekarang kita datang kesini untuk mencari Angelina, itu berarti memeriksa di seluruh bagian gunung ini.!" setuju Ryuji yang melihat luasnya gunung Siloam.

"Tapi mungkin cukup mudah untuk menemukannya.!" sambung Rhara.

"Maksud kamu...?" Ryuji tidak mengerti dengan maksud Rhara.

"Itu disana..!" Rhara menemukan sesuatu dan mengatakan Ada mayat Monster.

"Apakah Angelina yang melakukannya?" tanya Nisha yang melihat kearah yang di tunjuk oleh Rhara

"Itu mungkin terjadi." sambung Ryuji

Ketika mereka melihat sekeliling, terlihat monster lain berbaring bersimbah darah. Jika mereka mengikuti jejak ini, mungkin mereka bertiga bisa menemukan Angelina.

"Mari kita lihat di sekitar, mungkin kita akan bertemu Angelina.!"

"Ya!!" jawab Nisha dan Rhara.

Setelah itu, mereka bertiga mengikuti mayat monster itu dan mulai mencari Angelina. Dalam perjalanan mereka beberapa kali diserang monster lainnya, tapi itu bukan halangan buat mereka bertiga.

Setelah beberapa menit, suasana langit entah bagaimana menjadi aneh. Meskipun langit biru menyebar sampai beberapa saat yang lalu, itu seperti awan hujan.

"Hujan akan turun.!" ucap Nisha yang menyadari perubahan awan yang secara tiba-tiba.

"Serius, sebaiknya kita mencari tempat untuk berteduh.!" usul Ryuji.

"Benar.!" sambung Rhara.

"Tunggu, Aku akan mencoba untuk melakukan sesuatu dengan sihir." Nisha lalu menggunakan sihir tanah dan rumput tumbuh di kaki mereka.

"Sihir tanah, tampaknya dapat memanipulasi tanaman!" jelas Nisha yang mencoba menggunakan sihir tanah miliknya.

"Apakah, kamu bisa membuat sebuah tanaman yang berbentuk seperti payung?" tanya Rhara.

"Heh.!! Hmmm, sepertinya aku bisa melakukannya. Tunggu saja.!"

Setelah itu, rumput di tanah sekitar mereka secara bertahap tumbuh dan menjadi seperti payung besar. Mereka lalu menggunakannya seperti payung dan mulai berjalan lagi.

Ketika mereka berjalan untuk sementara waktu, hujan akhirnya mulai turun. Mereka hujan yang turun tidak terlalu deras, namun yang terjadi hujan tersebut cukup deras sehingga tanaman payung mereka tidak bisa melindungi mereka.

"Hei, hei, bahkan jika kita memiliki payung kita akan basah.!" keluh Ryuji.

"Itu benar ... Meskipun sebelumnya aku mengira cuaca hari ini sangat cerah, namun ternyata ramalan itu salah...!" keluh Nisha.

Sebelumnya Nisha telah meramalkan akan cuaca hari ini cerah, namun ternyata tidak sesuai dengan ramalannya.

Setelah mendengar keluhan dari Nisha, Ryuji lalu melihat kembali ke Nisha. Pakaian Nisha juga basah, namun agak licin karena basah.

"Hei, kamu basah dan pakaianmu transparan.!"

"Ya! Heh, jangan Lihat aku, dasar mesum!!" sambil berteriak, Nisha memukul Ryuji dengan tanaman payung yang kuat.

"Tidak apa-apa ... Jika Ryuji melihat kamu telanjang Nisha, bukankah kita sudah resmi menikah.!" senyum Rhara yang melihat kelucuan mereka berdua.

"Tapi, bukan itu! ... Meskipun kita sudah menikah, tapi aku malu.!" tunduk Nisha yang mencoba menutup bajunya yang basah dan transparan dari pandangan mesum Ryuji.

"Mungkin sebaiknya, kamu melepaskan saja baju itu dan tidak usah memakai pakaian.!" Rhara mengatakan hal ini. Maksudnya, Nisha tidak memakai celana dalam!

"Rhara, ingatlah rasa malu!!" ucap Nisha yang melotot kearah Rhara.

"Jika ada hal seperti itu, Aku merasa bahwa Aku tidak akan menjadi diriku sendiri.!" cengir Rhara.

"Jangan katakan itu di depanku.!" kesal Nisha yang masih menutup dadanya yang mulai terlihat akibat bajunya yang basah.

Melihat kedua istrinya yang sedang saling menggoda, membuat Ryuji tersenyum dan tertawa kecil.

Untuk saat ini, mereka memilih menuju ke tanah berbatu di dekatnya untuk berlindung dari hujan.

"Sial, hujannya sangat deras, Nisha apakah kamu bisa melakukan sesuatu.?"

"Aku tidak bisa berbuat sesuatu, aku tidak tahu kapan hujan akan berhenti.!"

Ketika mereka tiba di sebuah batu besar untuk berteduh, Ryuji meminta kepada Nisha untuk menghentikan hujan ini, karena hujan ini telah menghalangi langkah mereka.

"Angelina, Aku harap tidak basah seperti kalian.!" ucap Ryuji sambil membayangkan yang tidak-tidak.

Tentu saja. Hujan deras ini juga akan membuat pakaian Angelina basah. Karena itu, pakaian dalam Angelina yang seksi, dan pakaian basah dibuang di dada.

"Dasar mesum, kamu sedang tidak berpikir yang erotis kan.!" Nisha membaca pikiran Ryuji, dan Ryuji terkena tendangan dari Nisha.

"Huh ... Aku tidak pikirkan itu!!"

"Aku bisa melihatnya dari raut wajahmu yang senyum mesum."

"Kita telah menikah ...Apa kamu masih terobsesi dengan tubuh wanita lain?" desak Rhara yang ikut kesal karena tingkah laku Ryuji.

"Tidak mungkin !!! Tapi jika itu boleh kenapa tidak, hahaha!!! Jadi, apa yang kita lakukan di sini?" canda Ryuji.

"Dasar mesum.!!" ucap Nisha.

"Ayolah..!!"

Ryuji lalu menggoda mereka dengan melepas pakaiannya dan mendekati Nisha dan Rhara. Tapi Nisha sedang tidak mood. Alhasil Ryuji justru terkena sihir blitz dari Nhisa.

"Berani melakukan itu ... Setelah semua yang barusan kamu katakan!!!" (Nisha)

"Hahaha.!!" tawa Rhara yang melihat kelakuan mereka berdua.

"Itu benar, maaf aku bercanda.!"

Ryuji lalu bangkit dan mendekat kearah api unggun yang Nisha buat dengan sihir api.

*******

Hujan tidak berhenti sama sekali. Mereka bertiga akan berdiri selama satu jam setelah hujan.

"Hujannya sangat lebat, apakah kita sebaiknya kembali saja" (Rhara)

"Tidak, Aku tidak akan menyerah sebelum menemukan Angelina ...!" (Ryuji)

"Tapi, hujannya semakin lebat. Jika kita tidak kembali sekarang, bisa-bisa kita terjebak disini semalaman." (Rhara)

Apa yang dikatakan oleh Rhara benar, hujannya kini seperti badai topan, mereka tidak bisa keluar jika terus menunggu. Disisi lain Ryuji berharap Angelina baik-baik saja. Ketika mereka sedang berbicara, Ryuji mendengar beberapa langkah kaki dari arah belakang.

"Kalian berdua tunggu disini, aku akan mengeceknya.!"

"Hati-hati.!" (Rhara).


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C15
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login