Download App
5.63% I FEEL ALONE / Chapter 25: I FEEL ALONE - Dibuang

Chapter 25: I FEEL ALONE - Dibuang

Posisi Peyvitta saat jatuh sangat rendah dan ketika dirinya akan memaksa berdiri jika tak di bantu oleh cowok itu, maka dirinya akan kembali jatuh karena lantainya sudah sangat licin.

"Lepasin!" ucap Peyvitta ketus sambil menatap wajah orang itu dengan tatapan yang lumayan tajam.

"Yakin?" tanya orang itu yang masih mempertahankan nada dingin miliknya.

"Iya lepasin—"

"Aaah."

Belum sempat selesai Peyvitta berucap, namun dirinya sudah di jatuhkan olehnya. Peyvitta merasakan ada sesuatu yang aneh sekarang. Peyvitta tidak merasakan sakit ketika tubuhnya jatuh sekarang.

Ternyata pada saat membuka matanya, tubuh Peyvitta masih ditahan oleh cowok itu. Cowok itu hanya melepaskan tubuh Peyvitta sebentar dan kemudian menahan kembali badan Peyvitta lagi sebelum tubuhnya benar-benar jatuh ke lantai. Posisi tubuh Peyvitta kini sudah semakin rendah dan semakin dekat dengan lantai.

Banyak siswi yang melihat kejadian itu dan mereka berteriak histeris, karena mereka merasa baper pada saat melihat adegan yang sangat jarang terjadi.

Sangat jarang terjadi sebab cowok itu terkenal begitu cuek, dingin dan tak peduli akan keadaan sekitar, namun sekarang dia menolong seorang Peyvitta yang terkenal sangat jutek, ketus dan suka menyendiri.

Tak sedikit dari mereka yang bertanya-tanya akan hubungan Peyvitta dengan cowok itu dan tak sedikit juga yang sudah mengira kalau Peyvitta dengan cowok itu sudah menjalin hubungan, meski tak ada satu pun dari mereka yang tahu pasti alasan kenapa cowok itu memilih untuk menolong Peyvitta.

"Mau berdiri atau masih nyaman kayak gini?" tanya cowok itu dengan nada yang begitu datar, namun dengan tatapan yang mampu membuat banyak hati yang melihat tatapannya seketika langsung luluh olehnya. Cowok itu begitu dingin, namun mampu memikat banyak hati perempuan dengan mudah.

"Berdirilah! Lo pikir posisi gue sekarang begitu nyaman?" jawab Peyvitta ketus. Kemudian Peyvitta berdiri dibantu oleh cowok itu.

Suasana di depan kelas XII IPA 2 sekarang begitu ramai, karena di penuhi oleh orang-orang yang begitu antusias sama orang itu dan mungkin juga sama orang yang merasa antusias sama Peyvitta.

Melihat rencananya gagal, Pelvetta merasa sangat kesal, apalagi Peyvitta yang malah ditolong oleh salah satu Most wanted boy SMA ini. Peyvitta berjalan kembali ke arahnya semula, karena ia mengikuti langkah kaki cowok itu.

"Makasih," ucap Peyvitta saat mereka tengah berjalan.

Cowok itu menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Peyvitta. Cowok itu hanya mengangguk lalu tersenyum dan kemudian melanjutkan langkahnya pergi menjauh dari Peyvitta.

Peyvitta sepintas tersenyum sambil menatap punggung cowok itu yang kini mulai menghilang dari pandangannya.

Peyvitta POV

Sebenarnya siapa sih dia? Pertanyaan itulah yang sekarang berkeliaran di pikiran gue. Apa iya gue terlalu menyendiri sampai dia yang sepertinya begitu famous di SMA ini saja gue tidak tahu? Tidak mungkin dia bisa diperhatikan oleh hampir seluruh siswi di SMA ini kalau dia gak begitu famous. Tapi kenapa gue tidak tahu dia itu siapa? Hmm.

"Na, gue mau tanya?" ucap gue yang mencoba menurunkan ego gue sendiri. Ini pertama kalinya gue mau berkomunikasi dan gue yang mengawali hal itu.

"Tanya apa Vitt?" jawab dia antusias. Gue tahu dia sangat antusias, karena dia merasa bahagia kalau gue kali ini mau melakukan komunikasi dengannya.

"Lo tahu kejadian tadi kan?" tanya gue mengingatkan ulang kepadanya akan kejadian tadi sebelum istirahat.

"Iya tahu, aku kan ada di sana juga," jawab dia sambil mengangguk. Kan benar dia pasti tahu. Sebegitu famous-nya ya dia?

"Lo tahu siapa dia?" tanya gue kikuk. Gue merasa ragu saat menanyakan hal ini, karena ini baru pertama kalinya gue menanyakan tentang cowok dan kali ini gue menanyakannya pada orang lain.

"Kenapa gitu?" tanya dia.

"Gak."

"Bukannya kamu udah deket sama dia, tapi kenapa kamu masih nanya namanya?" tanya dia.

Ok, sudah gue duga kalau ternyata ada beberapa dari mereka yang beranggapan kalau gue sama dia punya hubungan. Jangankan punya hubungan, nama dia saja gue belum tahu. Sangat tidak mungkin jika gue sudah punya hubungan sama dia.

*****

19:07

Itulah waktu yang tertera di layar handphone gue. Gue bosan tidak ada yang bisa gue kerjakan sekarang, gue memiringkan handphone gue dan berniat memainkan game, namun belum sempat gue masuk ke loading room, gue tiba-tiba mendapatkan satu buah notifikasi dari nomor yang tak di kenal.

+62 877-3828-7631

Vitta, ini Mamah.

Tolongin Mamah sekarang.

Mamah hubungi kamu karena

Della dan Deva gak bisa di hubungi.

Mamah share lokasinya sekarang.

Sent a location.

Cepetan!

Tanpa pikir panjang, gue langsung menutup layar ponsel gue dan langsung mengambil jaket serta kunci motor gue. Gue langsung bergegas keluar dari apartemen gue dan langsung segera menuju ke lokasi yang sudah dikirimkan oleh nomor tersebut.

Sesampainya di tempat itu, ternyata lokasinya berada di sebuah taman, gue berjalan menyusuri di mana titik terakhir lokasinya berada.

Sampai tiba di titik terakhirnya, gue di depan sebuah kursi besi panjang, namun tak ada satu orang pun di sana. Gue hanya melihat sebuah kotak kecil yang berada di atas kursi itu.

"Arghhh!" Gue emosi saat itu juga, gue heran kenapa gue bisa tanpa pikir panjang terlebih dahulu dan langsung menuju ke tempat yang sudah diberikan? Kenapa gue gak kepikiran kalau ada sesuatu yang ganjil yang terjadi di sini. Kenapa gue tidak ke pikiran kalau gak mungkin Mamah bisa tahu nomor gue? Argh!

Gue membuka isi kotak itu, ternyata kotak itu berisikan foto yang sudah di lengkapi pigura. Foto itu adalah foto lengkap keluarga gue. Lengkap, tapi tanpa gue haha.

Gue tersenyum miris melihat sebuah foto yang di dalamnya menunjukkan suasana yang bahagia dan disertai dengan senyuman yang begitu ceria dari semua anggota keluarga itu.

Saat gue membalik figura itu, di sana terdapat note yang berisikan. Hai, apa kabar? Sudah liat fotonya kan? Kenapa lo gak ada di sana? Oh iya, gue lupa lo kan anggota keluarga yang TERBUANG. Oh salah, lo bukan terbuang, melainkan DIBUANG.

Sakit sesak? Itulah yang gue rasakan saat membaca tulisan itu. Mata gue mulai berair, hati gue sudah merasakan sakit.

Tanpa pikir panjang, gue langsung memegang foto itu di depan tiang yang ada di samping kursi itu.

Pyarrrr

Dengan seketika gue langsung memukul figura itu dan kaca figura itu seketika langsung pecah. Gue langsung merobek kasar foto itu.

Cairan kental warna merah mulai merembes keluar dari punggung jari gue. Gue langsung lari dari tempat itu menuju ke tempat di mana motor gue terparkir. Gue langsung meninggalkan tempat itu seketika.


CREATORS' THOUGHTS
Van_Pebriyan Van_Pebriyan

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Ah, sakit gak sih pas kalian berada di posisi yang sama dengan Peyvitta? kira-kira kalian bakalan bisa sekuat Peyvitta gak?

ahhh cowoknya dingin banget. siapa sih cowok itu? penasaran gak? apa hubungan cowok itu dan Peyvitta kedepannya?

tunggu di next part!

see u:*

next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C25
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login