Download App
94.44% I beg You.. Please Love me!! / Chapter 34: Chap 34

Chapter 34: Chap 34

Setelah kejadian itu, Devian menjaga ketat Nada. Ia tidak membiarkan siapapun mendekatinya, bahkan bodyguard kepercayaannya yang biasa menjaganya ia pindah alih tugaskan untuk menjaga Nada. Devian tidak mau mengambil resiko lagi, cukup sekali ia kehilangan Nada dan membuat hidupnya kacau, ia tidak mau lagi merasakannya. Terlebih 2 minggu diawal kemarin, Rafael tampak tak gentar mencari Nada darinya. Beberapa kali ia memaksa Devian, untuk memberi tahu dimana Nada. Dan beberapa kali yang samapun Devian tidak akan pernah memberitahu dan membiarkannya mendapatkan Nada lagi. Jadi jika perlu ia tidak masalah tak pergi kemanapun dan hanya menetap dengan Nada dirumah menghabiskan waktu berdua. Seperti sekarang Devian terpaksa mengerjakan pekerjaannya meski telah larut malam, sebab sudah beberapa hari ia tidak datang ke kantor.

"Maaf aku merepotkanmu" Nada mendaratkan bokongnya di sofa yang sama dengan Devian. Tangannya ikut melayang mensuapi Devian yang tengah sibuk pada pekerjaannya dengan sepotong apel, Devian menggeleng, meski tak mengalihkan pandangannya, ia tetap tersenyum lebar.

"Kau tidak merepotkanku"

"Tapi—"

"Nada~ aku sudah mengatakannya padamu bukan?" Devian menoleh, mendapati wajah Nada yang hanya beberapa senti darinya. Namun hanya beberapa detik Perempuan itu tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena gugup. Devian mengernyit tak suka, ia semakin mendekatkan wajahnya pada Nada yang juga kembali menjauh. Karena gemas, akhirnya Devian memberi kecupan singkat dan cepat, tapi efeknya membuat Nada membeku dengan mata membelalak.

"Mendekat" Kata Devian, namun Nada masih pada keterdiamannya. "Mendekat Nada" ulangnya lagi, lalu merasa tidak akan mendapatkan respon yang ia inginkan, Devian secara cepat menerjangnya dengan lumatan di bilah bibir Nada yang sedikit terbuka dengan penuh gairah, lama, dan panas. Nada yang diterjang begitu tiba-tiba hanya bisa terpaku, sehingga saat ciuman itu lepas, ia sudah berada dalam dekapan Devian dengan lemas. Devian mengusap punggung Nada pelan.

"Kau sudah menjadi istriku, sudah melakukannya berulang kali, kenapa masih gugup padaku, hmm?" Nada menenggelamkan wajahnya pada Devian, tangannya melingkar erat ditubuh suaminya, dalam hirupan aroma Devian yang maskulin dan memabukkan, ia merasa pelukan Devian seperti rumah yang ia rindukan, nyaman dan hangat. Ia beruntung memiliki persinggahan akhir senyaman ini.

"Ma-malu..." Devian terkekeh geli, ia membawa Nada kedalam pangkuannya.

"Kau malu padaku? Aku suamimu loh"

"Hmm, hanya belum terbiasa mungkin? Sedikit sih" katanya sembari jari telunjuknya dan ibu jarinya diangkat, dan disatukan dengan celah ditengah. "Devian dulu sering marah-marah, a-aku terkadang masih merasa takut kau akan marah padaku" Pandangan Devian berubah sendu, ia kembali mengecup bibir Nada, kali ini lebih lembut.

"Maafkan aku, kau jadi harus mengalami hal buruk" Nada tersenyum, "Kau juga sering mengatakan hal itu, bukankah aku sudah menjelaskannya?" Ganti Devian tersenyum

"Balas dendam hmm?" Nada terkekeh geli lalu menggeleng "Tidak! aku sungguh-sungguh, berhenti minta maaf, aku sampai bosan mendengarnya. Yang terpenting sekarang kau menjagaku dengan baik. Dan... mencintaiku, kan?"

Dengan seyuman lebar Devian mengangguk " Ya Nada, aku sangat mencintaimu." Kedua mata Nada memburam, Seluruh perasaan haru dan bahagia membuncah dalam diri Nada, ya Tuhan ia bahagia sekali, tolong kalau boleh rasanya Nada ingin waktu dihentikan. Ia ingin lebih lama merasai kebahagiaan ini.

"Lain kali jika aku menciummu secara tiba-tiba, balas aku Nada, kau membuatku merasa seolah aku tidak diinginkan istriku sendiri"

"Devian maafkan aku. Aku tidak bermaksud melakukannya."

"Aku tahu, mulailah terbiasa. Aku senang melakukan ini." Devian mengecup kilas bibir Nada kembali "Jadi berhenti gugup padaku"

Meski malu-malu, Nada mengangguk pelan.

"Nah sekarang cium aku"

"Y-ya?" Nada membelalak

"Cium aku sayang, kali ini aku ingin kau yang memulainya"

"De-devian aku.."

"Hmm? Lakukan saja seperti yang aku lakukan padamu"

Devian diam, ia tengah menanti Nada dengan sabar, perempuan itu tampak menimang, ekspresinya terlihat, gugup, takut, menggemaskan dan sekalligus menggairahkan. Kepolosan Nada membuatnya terbakar, meskipun begitu, ia akan tetap diam menahan nyeri disana dan membiarkan Nada yang memulainya. Ia ingin sekali Nada menjadi pihak aktif, dan Devian menjadi pihak pasif.

"Devian..."

"Lakukan saja sayang" ucap Devian suaranya berubah parau, pandangannya menjadi sayu, ia membawa tangan Nada ke dada bidangnya yang entah sejak kapan kausnya sudah terlepas dari tubuhnya. "Sentuh aku dimanapun kau mau, puaskan aku Nada"

Nada menatap poros tajam dihadapannya yang kini berubah sayu, jantungnya berdegub kencang, perutnya terasa tergelitik dengan gelenyar yang menggerayangi tubuhnya, Nada gugup bukan main, memang.. mereka sudah beberapa kali melakukannya, bukan hal baru lagi bagi Nada sebenarnya, tapi kali ini berbeda, ia tidak pernah menjadi pihak yang aktif, selalu Devian yang menuntunnya, yang menjadi dominan dalam percintaannya. Dan sekarang ia harus bisa memuaskan suaminya.

Pertama-tama tangan Nada bergerak, mengusap pelan dada bidang Devian yang berotot, ia terpukau, membayangkan seberapa sering Devian menempa tubuhnya hingga seindah itu. Devian mengerang ia menyukai usapan tangan lembut Nada, rasanya menyenangkan dan semakin membuatnya sesak. Nada menggerayangi seluruh tubuh Devian, mengenal setiap jengkal tubuh suaminya, sampai pada ia mengusap rahang Devian, Nada memandangi bibir Devian yang penuh, diusapnya pelan membuat Devian memejamkan matanya.

Perlahan dibawanya kepala Nada mendekat, nafas mereka beradu panas, deruan nafas Devian pertanda bahwa ia sudah amat sangat bergairah. Kecupan itu telah sampai, dua benda kenyal itu saling bersentuhan. Awalnya Nada ragu, namun kemudian ia mulai melumatnya pelan, Devian membalas perlahan. Ciuman itu begitu lembut, namun begitu bergairah, dicecapnya seluruh isi mulut keduanya, lidah yang bertautan hingga kepala keduanya saling berpindah mencari posisi nyaman untuk semakin memperdalam ciumannya. Semua perasaan keduanya tersalurkan lewat ciuman itu.

"Ngeuh" Nada melenguh setelah ciuman itu terlepas, nafasnya naik turun, tangannya sudah berada di sela rambut Devian, sedikit meremasnya menyalurkan kenikmatan.

"Good girl" ucap Devian dengan satu kecupan. Lalu kemudian bangkit dari duduknya membawa Nada dalam gendongannya.

"Sekarang tuntaskan apa yang sudah kau mulai sayang..."

"Loh bukannya kamu sedang sibuk? Pekerjaanmu Devian!"

"Setelah kau membuatku panas, kau ingin menyiksaku ya? Pikiranku bahkan hanya tertuju pada tubuh polosmu dibawah rengkuhanku"

"De-devian! Itu vulgar sekali. Itukan kamu yang memintaku melakukannya" Nada memberenggut, bibirnya mengerucut membuat Devian kembali gemas dan meraupnya. "Aku tidak peduli siapa yang memulai Nada, kau harus menuntaskannya. Ini menyiksa sekali sayang.. tolong buka pintunya" Nada meraih handle pintu kamar mereka. Keduanya masuk kedalam dan seperti yang sudah dibayangkan keduanya melanjutkan ciuman itu ke tahap dimana semua orang mengatakan kegiatan tersebut adalah surga dunia.

Apakah harus ada adegan ranjang mereka? Hahahaha gakusahlah ya, sudah kotor sekali cerita ini. Tapi kalau banyak yang mau apa boleh buat. Terimakasih buat yang masih support dan menunggu cerita ini. Kemarin menghilang karena ada hal yang harus dijadikan prioritas. Jadi.. kalau banyak yang menghargai cerita ini dengan komen dan vote aku akan semakin semangat nulisnya. 💜💜


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C34
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login