Download App
41.66% I beg You.. Please Love me!! / Chapter 15: Chap 15

Chapter 15: Chap 15

Nada memandang sedih pintu yang sudah tertutup sejak sejam lalu. Didalam sana ada Suaminya Devian dengan kekasihnya Clara entah melakukan apa. Nada terlalu naif untuk berpikiran buruk, meskipun sebenarnya jauh didalam pikirannya ia tahu apa yang mereka lakukan, memangnya apa lagi yang dilakukan dua orang dewasa berbeda jenis didalam kamar hingga satu jam lebih lamanya?

Nada tidak habis pikir, kenapa mereka begitu kejamnya melakukan ini secara terang-terangan? Tidak bisakah mereka bermain dibelakang Nada dan membiarkan Nada tenggelam dalam kepura-puraannya? Pura-pura bahwa Devian adalah miliknya dan tak seorangpun bisa mengambilnya. Ataukah memang Devian sengaja melakukannya? Ia melakukan ini untuk menyakiti Nada dan membuat Nada menyerah? Maka jika memang begitu, Devian berhasil! Sungguh Nada tersakiti dengan pengkhianatan Devian pada pernikahan mereka, Sejenak Nada terpaku dengan pikirannya sendiri, ah pernikahan apa? Sejak awal pria itu memang tidak pernah menginginkan pernikahan ini, tapi untuk menyerah.. Nada belum mau menyerah, sebab sebulan ini tinggal bersama, Nada akhirnya telah mengetahui perasaannya, bahwa ia tidak bisa menolak saat hatinya memilih Devian.. Devian yang kasar, Devian yang ceroboh, Devian yang lembut hanya kepada Clara.. Nada mengakuinya, ia menyukai semua hal yang ada di diri Devian! Ia pada akhirnya jatuh cinta pada suaminya.

Nada tersentak kala pintu itu tiba-tiba saja terbuka, dan menampakan Devian yang ikut terkejut mendapati Nada dihadapannya dengan ia yang hanya mengenakan celana pendek tanpa pakaian, sontak saja wanita itu mengalihkan pandangannya saat mendapati tubuh polos suaminya.

"Sayang, aku lapar sekali. Kau tadi tidak membiarkanku istirahat, ayo kita makan... Oh Nada!" Merasa namanya dipanggil Nada menolehkan wajahnya dan mendapati Clara dengan astaga pakaian berbahan tipis persis seperti tidak menggunakan apapun tengah merangkul lengan Devian. Seketika hatinya semakin panas, Nada menggigit bibir bagian bawahnya menahan diri agar tidak menangis.

"Hari ini masak?" Tanya Clara pada Nada yang lalu mendapatkan gelengan pelan. Hari ini Nada tidak masak dikarenakan ia bingung ingin masak apa, sebab bahan makanan sudah mulai habis. Dan Devian tidak mengizinkan Nada keluar rumah meskipun hanya untuk berbelanja. Lagipula Devian juga tidak akan menyentuh makanan yang dibuat Nada.

"Yah, padahal aku sedang lapar sekali Devian.." rengek Clara yang tidak tahu diri, Nada meremat ujung bajunya dengan kuat, dia bukan pembantu, kenapa mereka memperlakukan Nada seperti pembantu. "Kita makan diluar"kata Devian singkat kemudian kembali masuk ke kamar dengan Clara yang masih betah merangkul lengan Devian. Dan untuk kesekian kalinya Nada kembali menghapus air matanya yang jatuh karena menangisi sikap suaminya setelah punggung besar pria itu menghilang, membuat Nada meragu dengan tekadnya, sampai kapan dia akan kuat bertahan?

✖️✖️✖️

"Jangan katakan apapun pada mama!" Nada menoleh mendapati wajah serius juga kesal Devian yang tengah fokus pada jalanan didepannya. Ya pria itu dilanda kekesalan sebab sebelum ia berangkat untuk makan malam tiba-tiba saja Tetia menghubungi Devian, memaksa pria itu untuk menginap malam ini juga dengan membawa Nada kepadanya, membuat ia harus membatalkan acara makan malamnya dengan Clara dan juga membuat Clara kesal setengah mati.

Tetia sangat merindukan menantu kesayangannya, sebulan ini Tetia dipaksa Devian untuk tidak bertemu dengan Nada, sebab beralasan untuk mempererat hubungan keduanya. Seperti yang bisa dibayangkan tentu saja pada awalnya Tetia menolak karena ia berpikiran tidak ada korelasinya kedekatan Tetia dan Nada dengan hubungan mereka. Tapi Devian terlalu pintar beralasan, pria itu meyakinkan ibunya dan berjanji ketika bertemu, Devian dan Nada akan menjadi pasangan suami istri yang harmonis. Maka diberi janji seperti itu, Tetia akhirnya mengalah demi hubungan mereka berdua Tetia mengizinkan mereka mendekatkan diri. Namun yang tidak Tetia ketahui adalah Devian melakukan ini bukan untuk mengakrabkan mereka berdua melainkan untuk menyiksa Nada agar ia menyerah. Tapi ia salah meskipun Devian terang-terangan berselingkuh, bersikap kasar dan ketus, Nada masih saja bertahan pada posisinya. Dan itu cukup membuat Devian frustasi memikirkan cara lain untuk membuat Nada menyerah.

"Mengerti Nada?" Tanya Devian saat tak mendapatkan jawaban apapun dari Nada. "Ya Devian..." jawab Nada setelah ia menghela nafasnya pelan, memangnya Nada bisa mengatakan tidak? Dia terlalu penurut sebagai seorang istri. Juga sebagai seorang yang merasa dirinya tidak berharga, Nada terlalu takut untuk membela dirinya, ia hanya akan menuruti permintaan Devian tanpa berani menolak.

"Aku akan memperlakukanmu dengan baik didepan mama."

"Ya? Kenapa—"

"Aku memberitahumu karena kau terlalu transparan Nada, jadi jangan menunjukan keterkejutanmu saat aku bersikap baik dan membuat mama curiga" Devian melirik Nada yang menundukan wajahnya, ia berdecak kesal.

"Dan jangan tunjukan wajah sedihmu itu. Bersikaplah seperti kita pasangan yang bahagia didepan mama. Tch astaga tak kusangka aku akan melakukan hal bodoh seperti ini"

"Akan kuusahakan Devian.." setelahnya tidak ada percakapan apapun, baik Nada dan Devian keduanya bungkam dengan pikirannya masing-masing. Nada memandang jalan dari balik jendela. Ia resah bagaimana harus bersikap sedangkan ia sama sekali tidak merasa bahagia. Devian tidak pernah berlaku baik dengannya, meskipun ia tidak pernah memukul Nada tapi siksaan verbal dari Devian menghancurkan sedikit demi sedikit hatinya.

Tenggelam dalam pikirannya, Nada tidak sadar kalau ia sudah sampai dikediaman Tetia, ia baru tersadar saat Devian tiba-tiba saja sudah ada didepannya tengah membuka sabuk pengaman milik Nada, perempuan itu sampai harus menahan nafas saat hembusan nafas Devian mengenai kulitnya.

"Kau melamun atau sengaja menyusahkanku?" Bisiknya ketus membuat Nada secara otomatis menggelengkan kepalanya, sumpah dia tidak bermaksud melakukannya. Tapi untuk apa Devian sampai harus repot membukakan sabuknya? Nada mengedarkan pandangannya dan menemukan ibu mertuanya sudah didepan sana tersenyum dengan lebar, mau tak mau Nada membalas senyuman itu. Ternyata Devian sudah menjalankan rencananya.

Nada keluar saat Devian mengulurkan tangannya kedepan Nada membantu keluar dari mobil lalu menggenggam tangan Nada menuju ibunya. "Nada.. ibu kangen sama kamu" Nada tersenyum membalas pelukan Tetia. "Nada juga kangen sekali sama ibu" ujar Nada tulus. "Apa Devian memperlakukanmu dengan baik?" Tanya ibu Devian seraya melepas pelukannya, membuat Nada melirik Devian, pria itu menatapnya seolah memperingati Nada untuk tidak membuka mulutnya lalu mengatakan yang sebenarnya terjadi di rumah Devian. Ia Kembali menatap ibu Devian, Nada tersenyum dengan lembut. "Devian irit bicara..." mendengar itu Devian semakin memicingkan matanya, sorot tajamnya begitu terasa oleh Nada, bulu kuduknya ikut berdiri lantaran merinding. "Benarkah?" Nada mengangguk pelan "tapi Devian baik sekali bu. Ibu tidak perlu khawatir"

Selepas memberi pukulan kecil pada Devian, Tetia menggiring Nada masuk kedalam "Jangan begitu Devian... kamu kok sama istrinya sendiri ketus begitu." Devian tidak menanggapi ia hanya mengekori dua wanita didepannya.

"Devian memang dingin sekali Nad, tapi beberapa kasus dia bisa jadi sangat bawel"

"Iya bu, Nada sudah tahu hal itu"

"Oh, benarkah?" Nada hanya mengangguk, iya bawel kalau urusan mengancam tapi tidak mungkin mengatakannya pada ibu mertuanya bukan? Kini mereka diruang tamu, ibu ingin berbincang-bincang tapi Devian segera memotong mereka sebab keduanya belum makan malam karena langsung datang saat Tetia menghubunginya, lantas setelah berkata begitu ketiganya mulai menuju ruang makan.

"Kau sengaja melakukannya?" Tanya Devian, keduanya didalam kamar, setelah selesai makan dan berbincang. Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

"Sengaja melakukan apa?"

"Memojokkanku didepan mama?"

Selepas menghela nafas, Nada dengan meremat jemarinya menatap sendu Devian "Tidak ada maksud memojokkanmu, aku hanya bingung mendengar pertanyaan mama, aku tidak biasa berbohong, percayalah itu adalah usahaku yang maksimal"

"Ah sudahlah sampai mama curiga, aku tidak akan segan menghukummu Nada! Minggir aku ingin tidur" Nada menggeser tubuhnya yang tadi di depan ranjang, ia memperhatikan Devian yang sudah di posisi nyamannya dibalik selimut. "Kau tidak berpikir aku mau tidur dengamu kan?" Nada menggeleng pelan

"Tapi mama bisa curiga kalau kita beda kamar " setelah mendengus kasar, Devian sedikit membangunkan tubuhnya. "Memangnya siapa yang menyuruhmu keluar"

"Carilah tempatmu disini, asal jangan dekat-dekat denganku" sambungnya seraya membenarkan selimutnya, mencari posisi ternyaman untuk tidur. Dan Nada hanya menghela nafas pelan, ia melihat sofa yang cukup besar di ruangan itu, lalu tersenyum kecut menghampirinya

"Yasudahlah, setidaknya tidak tidur dilantai" gumamnya terdengar oleh Devian, tapi pria itu tetap tak acuh.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C15
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login