Download App
How Are You!! How Are You!! original

How Are You!!

Author: DaoistJypPaO

© WebNovel

Chapter 1: Chapter 1.

Seorang gadis berjalan tergesa gesa kala langkah kakinya menuruni tangga dari lantai 2 rumahnya, dengan menggandong sebuah ransel besar serta tas kecil yang ia genggam di sebelah tangannya.

"Yerinaa.. tolong berhentilah, dengarkan eomma sebentar" ucap seorang wanita yang mengikuti setiap langkah gadis itu.

"Yerinaa" ucapnya lagi, dan beruntungnya wanita itu bisa mencekal tangan gadis itu hingga membuatnya berhenti melangkah.

"Dengarkan eomma.."

"Tak bisakah kau tetap tinggal" pinta seorang wanita itu, yang tak lain adalah sang ibu [Kim Hye Sung]

Gadis dengan nama Yerin itu menghempasakan tangan sang ibu dan menatapnya "Aku sudah pernah bilang pada ibu.. AKU.. TAK.. MAU.. JIKA.. HARUS.. MEMILIKI.. SEORANG.. AYAH.. BARU" ucapnya dengan penekanan

"BERAPA KALI AKU HARUS MENGATAKANNYA" bentaknya "Sudah cukup eomma menyakiti ayah.. aku pergi" sambungnya dan dengan cepat ia pun keluar dari rumah.

Gadis itu masuk kedalam mobil dengan tergesa gesa "Tok tok tok" suara pukulan Hye Sung pada jendela mobil namun tak ada jawaban dari anaknya, gadis itu tetap pergi dengan mengendarai mobilnya "Yerin.. Jung Yerin.. Yerinaaaa" teriaknya

Sebenarnya gadis itu tak tega jika harus meninggalkan ibunya, tapi bagaimana lagi, ini kesekian kalinya ibunya hendak menikah, dan setiap pernikahannya sama saja, semua akan berakhir di pengadilan.

Kini larut malam telah berlalu, perjalanan dari Jeju menuju Seoul tidaklah mudah karna jarak yang sangat jauh jika di tempuh dengan mengenakan mobil belum lagi ia harus berhenti untuk mengisi perutnya yang selalu bergemuruh.

Mobil pun berhenti di pinggir jalan, ia keluar dari mobil dan bersandar di sana menikmati udara malam untuk menenangkan pikirannya, sesekali ia juga menutup mata dan menghela napas kala pikirannya mengingat kejadian tadi siang.

Setelah sedikit tenang ia pun membuka pintu mobilnya, namun manik matanya melihat segerombolan pria yang berjalan di trotoan. Ia tak peduli dan langsung masuk kedalam mobilnya, memakai sabuk pengamannya "tok tok tok" jendelanya di ketuk oleh seorang pria asing.

Dengan cepat gadis itu menyalakan mobilnya, namun orang orang itu menghalangi jalannya "Sial" pekiknya

"Hei.. gadis.. mari bermain" ucap salah satu pria itu, bahkan pria lain terus berkeliling di sekitar mobilnya dan mengetuk jendelanya.

"Bagaimana ini??" batinnya

"Appa.." ucapnya dan dengan cepat ia mengambil tas kecil yang ia simpan di jok sampingnya, membuka dan mengambil ponsel miliknya.

"Yaa.. dia berusaha menelphone seseorang" ucap pria yang melihat gadis itu memengang ponsel

"tok tok tok" pukulannya semakin keras

"Buka pintunya" teriaknya dan mereka pun mencoba membuka pintu itu bahkan seseorang membawa batang pohon dan naik ke atas kap mobil.

Gadis itu menggigit jari telunjuknya "Appaaa.. ayo angkat" ucapnya dengan ketakutan, karna melihat pria itu mencoba menghancurkan kaca mobil depannya.

"Aahhh" teriak gadis itu kala kaca mobilnya hancur

"Keluar.. KELUAR" teriaknya

Dengan tubuh yang bergetar hebat gadis itu pun membuka pintu mobilnya "A.. apa.. apa yang kalian inginkan" ucapnya gemetar

"Uang.. aku akan berikan.." ucapnya lagi dan mengambil tas kecilnya di dalam, menyerahkannya

"Ey.. untuk apa uang itu.."

"Uang itu tak memuaskan" jawab pria di hadapannya.

Pria itu melangkah lebih dekat pada gadis itu "Kami.. hanya ingin tubuhmu" bisiknya tepat di telinga sang gadis.

"TOLONGGGGGG" teriak gadis itu

"Berteriaklah.. aku harap ada orang yang akan menolongmu" ledek pria itu

"Aahhkkk.. andweee.. lepaskan aku..."

"Lepaskan... TOLONGGGG SIAPA PUN" teriak dan berontak gadis itu kala mereka memengang kedua tangannya

"Ku mohon tolong aku" batinnya sambil menitikkan air mata kala matanya terpejam

"Bug"

Mata gadis itu terbuka saat kedua pria yang memegang tangannya hilang, dan mereka semua berkelahi dengan 2 orang pria.

"Kringggg" gadis itu kaget kala suara ponselnya berbunyi dan dengan segera ia mengangkat panggilan itu

"Aappaaaa" teriaknya sambil terisak

"Wae.. ada apa denganmu"

"Appa.. tolong aku.. aku di Seoul dan.. dimana ini" bingungnya sambil melihat sekitar. Karna ia baru pertama kali mengendarai mobil seorang diri ke Seoul, ia juga berkendara karna menggunakan gps.

"Kau di Seoul??"

"Tenanglah... katakan pada ayah apa yang ada di sekitarmu"

"Disini banyak pria yang berkelahi ayah"

"Bukan itu,.. maksud ayah lokasimu,.. apa yang ada di sana"

"Ahh.. itu.. Ada sebuah gedung besar, dan rumah makan bujigae" ucapnya dengan manik mata yang mengintari lokasinya "Aahh.. aku dapat.. Sungai Han.. aku melihat tanda sungai Han disini" ucapnya

"Arraseo.. kau tunggulah di sana jangan kemana mana"

"Ne appa.."

"Cepatlah datang" ucapnya dan melihat ponselnya "Mwoya.. sudah terputus"

Matanya membulat kala seorang pria memengang sebelah tangannya "Kajjaa..." ucapnya dan mengajaknya berlari

"Yaa.. yaa.. lepaskan aku..." berontak gadis itu

Setelah cukup jauh, pria itu pun berhenti berlari.

Gadis itu menghempaskan tangannya yang di pegang pria itu "Siapa kau.. mengapa kau membawaku kemari" teriaknya

Pria itu hanya diam menatap gadis itu

"Kau.. kau bukan orang jahatkan" ucap gadis itu lagi

"Aish.. apa dia bisu atau.. dia tuli, hah.. jika tidak mengapa ia tak merespon sama sekali" batin gadis itu sambil memperhatikan pria di hadapannya

"Mwoya?? Mengapa aku bisa mendengar pikirannya" batin pria itu dengan bingung, pasalnya ia tak pernah seperti ini.

"Yaa.. ah maksudku"

"Jika kau membawaku kemari untuk menolongku.. aku ucapkan terima kasih" ucap gadis itu sambil menggaruk tengkuk lehernya

"Tapi.. bisakah mau memberitahu ini di mana"

"Ini tidak mungkin" batin pria itu dan berjalan pergi

"YAAA... YAAAA.." teriak gadis itu

"Aish.. dasar pria menyebalkan" kesalnya sambil berdecak pinggang

"Yerinnn" teriak seorang pria paruh baya

"Appaaaaa" teriak baliknya dan langsung berlari menghampiri dan memeluk sang ayah.

"Bagaimana bisa kau disini"

"Dimana ibumu?" tanya pria yang ia sebut ayah itu

"Aahhkkk" gadis itu memekik sambil memengang perutnya

"Wae wae.. perutmu sakit"

"Aku lapar ayah.."

"Aish.. bletak" pria itu pun menjitak kepala sang putri

"Kajja.. kita makan, setelahnya kau harus menceritakan pada ayah apa yang terjadi"

"Neeee" jawab gadis itu sambil terseyum

Pria yang menyelamatkan gadis itu ternyata belum pergi jauh, saat ini ia bersama temannya yang baru tiba memperhatikan punggung gadis itu yang perlahan mulai menjauh.

"Apa kau mengenalnya" ucap Jungkook, temannya

"Ani.. aku tak mengenalnya"

"Keundae.. aku bisa mendengar pikirannya"

"Mwo?? tiba tiba" kaget Jungkook

"Ohk.. aku pun bingung"

"Sudahlah.. kajja, kita pergi, tak usah di pikirkan" ajak Jungkook

~~~

Kini sudah satu minggu setelah kejadian hari itu. Gadis itu kini sedang berdiri tegap di hadapan kaca yang memperlihatkan tubuhnya dari atas sampai kakinya. Ia berjalan menuju lemarinya dan membawa hoodie putihnya.

"Sepertinya kurang pas" ucapnya kala mencoba mencocokkannya dengan pakaiannya saat ini.

"YERINAAA.. PALLI MOGO" teriak ayah dari bawah

"Nee" jawab gadis itu, yang bahkan ucapan itu tak mungkin terdengar hingga ke telinga sang ayah. Ia masih sibuk memilik pakaiannya saat ini.

"Yerinn" ucap ayah yang langsung membuka pintu kamar putrinya itu.

"Kau tak mendengar ayah tadi"

Gadis itu berbalik melihat sang ayah "Aku mendengar"

"Aku juga sudah menjawabnya tadi"

"Kapan.. ayah tak mendengar"

"Haruskan aku ulangi"

"Nee" ulangnya dan langsung berjalan menuju lemarinya.

Manik mata ayahnya terus melihat putrinya berjalan kesana kemari "Yaa.. pakai saja sweter putih itu.." kesal ayah "Lagian ini bukan musim dingin jika kau menggunakan pakaian tebal" sambungnya

"Ayah benar.. mengapa aku sangat bodoh" ucapnya pada dirinya sendiri, dan seperti saran sang ayah ia pun menggenakan sweter putih itu. Dan berjalan turun untuk menikmati sarapan pagi mereka.

"Bukumu sudah siap semua" ucap ayah di sela sarapannya

"Ne"

"Ini hari pertamamu.. jangan berulah"

"Memangnya ayah tau jika aku dulu sering bolos"

"Ayah memang tidak tau bagaimana kau di sekolah, tapi setidaknya bertingkahlah yang baik"

"Nee"

Setelah mengisi perut mereka masing masing, mereka pun masuk kedalam mobi Karna hari ini mereka akan berangkat bersama sebelum Yerin menghapal jalur rumah dan sekolahnya.

"Yaaa berhenti memainkan ponselmu.."

"Kau harus tau jalan mana yang akan kau lewati nanti" ucap ayah

Gadis itu pun mendengar dan menyimpan ponselnya di tas yang ia simpan di paha. Dan matanya fokus pada jalanan walaupun sesekali ia menguap kala jalanan yang begitu padat.

Mereka pun sampai di tempat tujuan High School Sekang, yang menjadi sekolah pertama gadis itu di kota Seoul. Ayahnya pergi setelah mengucapkan perpisahan pada putrinya. Gadis itu berjalan masuk kedalam gedung itu dengan percaya diri, dengan rambut yang terumbai lurus, jam tangan yang menghiasi tangan kanannya, serta tas putih gandong kecil di belakang punggungnya. Dan lagi wajah yang tak terlalu tebal, hanya dengan eyeliner serta lipblam pink yang ia pakai.

"Aahkk.. aku malas sekali" pekiknya

Jung Yerin, dia adalah anak tunggal dari Hye Sung dan Jung Seung Gi. Namun saat usianya menginjak 10 tahun kedua orang tuanya berpisah karna mereka sudah tak nyaman satu sama lain. Dan ayahnya Seung Gi memutuskan untuk merantau ke Seoul dan hidup seorang diri di sana.

Setelah kepergian sang ayah, Yerin selalu seorang diri di rumah, karna sang ibu yang selalu sibuk dengan urusan kantornya. Hingga kini Yerin hanya tumbuh seorang diri menjadi anak yang dingin dan mengasingkan diri dari teman temannya, bahkan ia sering membolos sekolah dan pulang larut. Bahkan sang ibu menghiraukannya dengan kelakuannya yang seperti ini.

Namun kini ia hidup dengan sang ayah, dimana sang ayah tak pernah tau dengan perilakunya di Jeju, yang dia tau hanyalah gadis polos, lemot, dan pintar. Hanya itu yang ayahnya tau saat 10 ia dan sang ayah bersama.

Yerin memasuki ruang guru untuk menanyakan akan masuk kelas mana dirinya. Dan seorang guru wanita berbicara jika dirinya adalah sang wali kelasnya di kelas 2A. Dan karna jam pelajaran pertama adalah pelajarannya jadi sang guru memutuskan untuk mengantarnya ke kelas.

Sekolah ini cukup luas dengan 4 lantai, dengan fasilitas ruang olah raga di dalam ruangan, kolam renang, serta lapangan yang luar di belakang sekolah.

Mereka kini telah sampai di dalam kelas, semua siswa dan siswi pun diam kala sang guru masuk kedalam kelas. Namun sebagian siswa berbisik membicarakan gadis yang berada di samping sang guru.

"Anak anak.. hari ini kita kedatangan satu murid baru dari Jeju"

"Silahkan perkenalkan namamu"

Yerin mengangguk, dan lantas membungkuk sopan "Annyeong haseyo.. Jeoneun Jung___" ucapannya terhenti kala manik matanya melihat seseorang yang tak asing "Jung Yerin imnida" sambungnya dan mendapatkan sambutan dari anak anak lain.

"Taehyung.. apa dia melihat ke arahmu" bisik Jungkook teman sebangkunya

Taehyung tak menjawab ia hanya menatap gadis itu, dan mencoba membaca pikirannya, apa kejadian hari itu kebetulan atau hanya dirinya terlalu cape.

"Baiklah.. Yerin kau bisa duduk di bangku kosong di belakang" pesan sang guru, dan gadis itu pun berjalan menuju bangku yang sang guru tunjukkan.

Ia duduk dan mendapatkan say hallo dari teman sebangkunya, yang seorang pria berkaca mata bulat. Yerin hanya meliriknya sekilas tanpa menjawab, dan langsung mengambil buku untuk pelajaran saat ini.

Di jam pelajaran Yerin hanya menatap kosong kearah papan tulis, sambil menggigit ibu jari kirinya, tangan kanannya pun berhenti menulis "Aish.. aku bosan" batinnya

3 jam berlalu dan kini jam istirahat pun berbunyi, dimana semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas kecuali Yerin, ia hanya diam di bangkunya sambil melipat kedua tangannya di meja dan menenggelamkan wajahnya di sana.

Yerin menghela napas "Apa aku harus menjadi gadis seperti yang ayah lihat saat aku kecil"

"Tapi aku sudah dewasa.." ucapnya yang masih menenggelamkan wajahnya.

Ia pun bangkit sambil menghela napas, kala telinganya mendengar kegaduhan di dalam kelasnya. Dan ternyata benar saja ada tiga orang siswi yang bisa di bilang sedang membully salah satu temannya. Yerin hanya duduk menyandarkan punggungnya pada punggung kursi sambil melipat kedua tangannya di dada untuk menonton apa yang akan mereka lakukan.

Salah satu gadis itu mendorong gadis yang menjadi korban bully itu hingga tersungkur kelantai.

Dia menjambak rambutnya "Yaaa.. apa susahnya kau meminta maaf ohk" teriaknya

"Yaa... cepat minta maaf padanya.. itu takan lama" sahut teman yang lain

"Aku sudah meminta maaf tadi"

Gadis itu menjambak keras rambut gadis itu "Aahhkkk"

"Aku tak menerima permintaaf maaf seperti itu, kau harus berlurut dan memohon maaf padaku" jawabnya

Yerin berdecak kala mendengar kalimat itu.

Manik ketiga gadis itu melirik ke arahnya saat ini "Yaaa.. sejak kapan kau ada di sana"

"Sebelum kalian masuk.. aku sudah disini" jawab Yerin sambil mendekatkan tubuhnya pada meja dengan kedua tangan yang menopang sebelah pipinya

"Kau.. anak baru, kemarilah" perintah salah satu gadis itu

"Aku??" Yerin menunjuk wajahnya sendiri

"Ohk.. kau.. kemarilah"

"Keurae" jawab Yerin, dan ia pun berjalan kedepan kelas dimana mereka berdiri dan berjongkok.

"Ada apa??" tanya Yerin sambil melipat kedua tangannya

Ketiga gadis itu memekik sambil terseyum satu sama lain "Sepertinya kita bertambah satu orang" ucap salah satu gadis itu

"Ne.. majjayo, harus apakan mereka berdua" jawab gadis sebelah kanan

"Aahh.. jangan bilang___"

"Kita akan membunuhnyakan" sahut gadis sebelah kiri

"Heummm.. jika itu pilihan mereka, dengan senang hati"

Yerin berdecak sambil melirik ke arah lain

"Yaaa.. neo.. ireona, mengapa hanya diam di lantai" ucap Yerin pada gadis yang berlutut di bawah

"Siapa kau berani memerintahnya"

"Kau itu hanya anak baru di sini"

Yerin menghiraukan ucapan gadis itu dan hanya melihat ke bawah "Kau.. aku tanya, apa yang kau lakukan pada mereka"

"Aku.."

"Aku hanya tak sengaja menumpahkan minumanku pada sepatunya"

"Sepatu??" Yerin melihat salah satu sepatu mereka "Aish.. kalian membuat semua ini rumit"

"Ya.. sepatu kalian baik baik saja, mengapa ia harus meminta maaf sambil berlutut pada kalian"

"Memangnya siapa kalian berani memperlakukannya seperti ini"

"Dan kau.. berdirilah yang tegap, jangan lemah seperti itu"

"Itu bisa membuat mereka memandang remeh dirimu" ucap Yerin pada gadis yang berlutut

Gadis yang berlutut pun berdiri dan berjalan ke arah Yerin. Sedangkan gadis yang berada di tengah itu bertepuk tangan "Wah wah wah" Gadis itu berjalan mendekat ke arah Yerin dan mereka saling menatap tajam satu sama lain.

"Mwo.. apa yang kau lihat"

"Ah.. apa aku begitu cantik hingga kau melihatku sedekat ini" ucap Yerin sambil terseyum miring

Gadis itu pun ikut terseyum miring, dan tangannya pun bertindak hendak menjambak Yerin namun Yerin menghempaskanya dan balik menjambak gadis itu "Ahhkkk.. Yaa.. kau gila"

Kedua teman gadis itu kaget saat Yerin mulai menjambaknya, bahkan gadis yang di sampingnya ikut kaget karnanya.

"Yaaa.. jangan pernah melakukan hal konyol seperti ini lagi di hadapanku, jika" Yerin menariknya dengan keras "Jika ini terulang, kau harus ucapkan selamat tinggal pada rambutmu ini" sambung Yerin dan melempar gadis itu kepada kedua temannya di belakang.

Yerin pun berjalan kembali menuju kursinya, dan duduk bersandar "Ah.. aku lapar" ucapnya

"Kau lapar??.. aku bisa mentraktirmu" ucap gadis yang sedari tadi mengikutinya. Yerin melirik nametag gadis itu "Kim Eunha" nama itu yang tertulis di sana.

"Mian.. tapi aku tak membeli pertemanan dengan uang" jawab Yerin

Gadis itu gugup "Bukan itu.. aku hanya ingin mentraktirmu sebagai ucapan terima kasihku"

"Ah.. begitu.. heumm baiklah.. kajja" ajak Yerin, dan gadis itu pun terseyum. Mereka pun berjalan bersama menuju kantin dengan gadis itu juga ia memperkenalkan sekolahnya pada Yerin, dan Yerin hanya diam sambil mengangguk.

Yerin dan teman barunya Eunha kini sedang makan di kantin sekolah seperti katanya, ia yang mentraktir makanannya.

"Gomawo atas traktirannya" ucap Yerin

"Iya.. sama sama" jawabnya

"Terima kasih juga__"

"Sudah lupakan, aku tak mau mengingatnya" potong Yerin

Mereka pun berjalan kembali ke dalam kelas setelah selesai mengisi perut mereka, tidak maksudnya Yerin, karna gadis itu sudah makan sebelum ia mentraktirnya, bahkan ia hanya diam menunggunya sampai selesai makan. Dan tak lama setelahnya bel pun berbunyi menandakan jam pelajaran berikutnya akan segera di mulai.

"Ibu dengar ada satu murid baru di kelas ini"

Yerin mengangkat tangannya "Saya ssaem"

"Oh keurae" Yerin menurunkan tangannya

"Kelompok siapa yang kekurangan tim hari itu"

Eunha mengangkat tangan

"Kelompokmu Eunha"

"Ne ssaem"

"Anak baru.. kau masuk kedalam kelompok Eunha untuk tugas kelompok, bersama Taehyung dan Jungkook"

"Ne" jawab Yerin dengan singkat

Setelah itu, mereka pun duduk bersama dalam 4 meja yang menjadi satu.

"Aish.. mengapa harus satu kelompok dengan pria menyebalkan ini" batin Yerin sambil melirik ke arah kelompok lain. Pria menyebalkan yang ia maksud adalah Taehyung, teman Jungkook, dan juga orang yang membantunya hari itu.

Selama kelas berlangsung hanya mereka bertiga yang sibuk dengan tugas kelompok ini, Yerin sama sekali tak tertarik dengan pelajaran ini, bukan hanya pelajaran ini namun semua mata pelajaran.

"Tingg tingg" bel pun berbunyi tanda pelajaran telah selesai "Hari ini cukup sampai sekian, kerjakan tugas kalian, dan minggu depan sudah harus terkumpul" pesan sang guru sebelum ia meninggalkan kelas.

"Bagaimana jika malam ini kita lanjutkan" usul Eunha sebelum mereka kembali ke meja mereka

"Mian.. aku tak bisa hari ini" jawab Yerin

"Ohk.. aku juga tak bisa" ucap Taehyung

"Waeyo?? memangnya kau ada acara hyung" tanya Jungkook pada Taehyung

"Tidak ada.. " jawabnya sambil berjalan menuju mejanya.

Dan kini jam pelajaran pun telah selesai semua, ini saatnya mereka meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah mereka masing masing.

Yerin mengibas rambutnya kebelakang, yang membuat poninya sedikit berantakkan. Dengan wajah kesal ia berdiri tepat di gerbang sekolah sambil sesekali melirik ke arah jam tangannya "Aish.. mengapa mengapa belum menjemput" kesalnya

Sambil menunggu ia pun memainkan ponselnya "Yerinnn" teriak seorang pria, gadis itu melirik kala namanya terpanggil "Ohk appaaa" ucapnya yang melihat sang ayah berdiri tetap di samping mobil hitamnya. Ia pun memasukkan ponselnya kedalam tas dan berjalan ke arah kiri di mana sang ayah berada di arah sana.

Namun tiba tiba saja "Brukk" sebuah mobil menabrak Yerin hingga tubuhnya tersungkur.

"Yerinnaaa" teriak sang ayah sambil berlari ke arah purtinya itu, semua siswa dan siswi yang masih berada di lingkungan sekolah pun bergerombol menghampirinya.

"Aahkkk.. ah.. kepalaku" ucap Yerin sambil memengang kepalanya yang sedikit pening, ia juga mencoba berdiri sendiri.

"Yaaa.. keluar" ucap Yerin yang menunjuk orang yang ada di dalam mobil yang menabraknya.

"Nona Sowon.. bagaimana ini" ucap sang supir, dan ternyata ini adalah perbuatan yang di sengaja oleh Sowon, salah satu gadis yang bertengkar dengan Yerin jam istirahat tadi.

"Biarkan saja.. itu pembalasan karna dia sudah menjambak rambutku"

"Tapi.. bukankah ini keterlaluan" jawab sang supir

"Aku bilang KELUARRRR" teriak Yerin, namun matanya berkunang kunang, dunianya berputar sangat cepat, bahkan pandangannya pun hilang. Ia terjatuh, tapi untungnya Taehyung berhasil mendapatkan tubuh itu dalam pelukkannya.

"Yerinnaa.." ucap sang ayah

"Tolong.. antarkan dia ke mobil" pesannya pada pria itu.

Seung Gi menunjukkan di mana mobilnya, dan Taehyung menggandong gadis pingsan itu hingga masuk kedalam mobil.

"Terima kasih telah menolongnya" ucap Seung Gi

"Neee.." jawab Taehyung

"Ah.. ahjussi.. bolehkah aku ikut"

"Aku ingin tau keadaannya, dia juga satu kelas denganku" ucapnya

"Oh keurae.. naiklah"

Sementara Yerin mendapatkan perawatan di rumah sakit. Di rumah Sowon, ibunya sangat marah besar pada sang supir, bukan memarahi anaknya namun yang ia salahkan adalah supirnya.

"Nyonya tolong jangan pecat saya"

"Kejadian itu karna nona Sowon sendiri yang melakukannya"

"Kau menyalahkan putriku" bentak nyonya Park

"Tapi___"

"Eomma.. itu memang ulahku"

"Aku melakukannya karna dia berani menjambakku tadi" potong Sowon yang sedang berbaring di sofa panjang ruang tamu sementara dua orang itu hanya berdiri.

"Mwo?? kau dijambak olehnya" kaget ibu

"Gwenchana.. yang penting aku sudah membalasnya"

"Tapi.. bagaimana jika dia menuntutmu"

"Jika mereka berani menuntutku.. mungkin aku akan menyiapkan makam untuk mereka"

"Yaaa.. Park Sowon.. jaga ucapanmu"

Sowon berdiri dari baringnya "Sudahlah eomma.. aku ada les hari ini" jawabnya yang langsung berjalan menaiki tangga untuk bersiap pada lesnya.

Sementara sang ibu berdecak pinggang karna tak percaya dengan apa yang baru saja anaknya katakan tadi.

Yerin kini telah selesai di periksa oleh sang dokter, dan untungnya tak ada luka yang cukup parah padanya, hanya tangan kirinya harus di gif karna untuk sementara tangannya tak bisa di gerakkan karna tulangnya ada yang patah.

"Aahkk kepalaku" ucapnya sambil terbangun dari baringnya.

"Kau sudah sadar" ucap Taehyung yang membuat Yerin melihat ke arahnya "Dimana ayahku"

"Dia sedang mengurus administrasi" jawab Taehyung

"Kau tau siapa yang menabrakku tadi" tanya Yerin sambil mendongkak karna pria di sampingnya itu sedang berdiri "Itu mobil Sowon"

"Sowon??"

"Lihat saja nanti" ancamnya "Ahkk" ucapnya kala kepalanya mulai pening

"Kau berbaringlah.. kepalamu pasti terbentur sangat keras" jawab Taehyung yang membantunya kembali berbaring.

"Yerinnn" ucap seorang wanita yang berjalan cepat menuju ranjangnya

Yerin sontak kaget kala manik matanya melihat sang ibu.

"Yerinaaa.. kau baik baik saja.. mana yang sakit sayang"

Yerin menghempasakan tangan sang ibu dan memalingkan pandangannya.

"Yerin.. kau tak ingin bertemu ibu"

"Ohk" jawab Yerin dengan cepat

"Waeyo.. eomma mianhae ohk"

"Aku akan memaafkan eomma jika aku tak melihat wajah ibu di sekitarku"

"Yerinnaa.."

Yerin hanya diam dan masih memandang ke arah lain

Hye Sung menghela napas "Baiklah.. eomma pergi.. tapi kau harus janji, jika kejadian seperti ini tak akan terulang lagi"

"Ohk.. aku akan berhati hati mulai sekarang" jawab Yerin

Hye Sung pun mengusap rambut anaknya dan memberikan kecupan pada keningnya sebelum ia meninggalkan ruangan Yerin.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login