"Kakak, cantik banget. Matanya indah," puji Andi pada wanita dihadapannya.
"Terima kasih, kamu juga ganteng banget sayang," puji si wanita yang memakai masker.
Logan seperti mengenali suara wanita di hadapannya, namun terhalang oleh masker hingga membuat Logan tidak dapat menerka seperti apa rupa wajah wanita dihadapannya.
"Andi, ayo kita pulang sekarang," ajak Logan.
"Iya, Papa. Kita pulang dulu ya kakak cantik, nanti kapan-kapan kita beli es krim lagi," pamit Andi sembari melambaikan tangannya.
"Iya, kalian berdua hati-hati di jalan." Wanita asing tersebut juga membalas lambaian tangannya Andi.
Logan berjalan menuju mobil tanpa menoleh sedikit pun, walaupun ada rasa penasaran yang teramat besar di dalam dirinya. Tapi ia tidak mau terlalu mengekspresikannya, takutnya nanti malah salah orang.
"Siapa laki-laki itu? Sepertinya wajahnya tidak asing?" gumamnya.
"Rachel? Ayo buruan masuk mobil, setelah ini kita ada pemotretan lagi," panggil sang manager yang menunggu di dalam mobil.
"Ah kenapa kamu cerewet sekali?" kesal Rachel.
Siapa yang tidak mengenal aktris sekaligus model papan atas Indonesia, siapa lagi kalau bukan Rachel Cantika. Di usianya yang menginjak 23 tahun, sudah banyak sekali prestasi yang dicapainya selama dirinya berkecimpung di dunia entertainment.
Sengaja tidak meneruskan pendidikannya sampai ke jenjang perkuliahan, karena dirinya lebih memilih menggeluti pekerjaannya yang sudah jelas-jelas menghasilkan banyak uang. Tidak perduli kalau teman-teman sebayanya sudah punya pleaning menikah, baginya tetap karir yang utama di dalam hidupnya.
"Apa hubunganmu dengan Tian masih berlangsung sampai sekarang?" tanya sang manager.
"Memangnya kenapa? Kamu kan tahu sendiri hubunganku dengannya, hanya untuk menaikkan rating film yang barus saja kita garap," jelas Rachel.
"Tapi kelihatannya kalian berdua cocok sekali, bahkan dari mantan-mantanmu yang sebelumnya, penggemarmu sepertinya menyukai pasanganmu yang kali ini," ujar sang manager.
"Halah aku tidak perduli, mau bagaimanapun komentar orang-orang di luar sana bagiku tidak penting sama sekali. Toh aku juga tidak pernah menyukainya sedikitpun, sudahlah jangan dibahas terus. Aku malas," kesal Rachel.
"Yasudah iya, aku tidak akan membahasnya lagi. Jangan badmood seperti itu, takutnya nanti pemotretannya malah berantakan," nasihat sang manager.
"Setelah pemotretan selesai, bisa tolong kosongkan jadwal selama satu minggu ke depan? Aku ingin pergi ke suatu tempat, lebih tepatnya aku ingin liburan," suruh Rachel.
"Kalau minggu ini tidak bisa, jadwal kamu sudah penuh. Tapi kalau bulan depan bisa, aku akan mengusahakannya. Memangnya kamu mau liburan ke mana?" tanyanya.
"Aku belum tahu mau liburan ke mana, tapi aku ingin sekali liburan ke luar negeri. Bukankah tahun ini aku belum ngambil libur sama sekali? Kira-kira kamu punya ide enggak enaknya liburan ke mana?" tanya balik Rachel.
"Emm bagaimana kalau liburan ke Maldives saja? Kebetulan aku suka banget sama negara itu," usul sang manager.
"Emm ide yang bagus juga, nanti aku pertimbangkan lagi. Rasanya sudah tidak sabar ingin ke pantai," ujar Rachel.
"Oya nanti setelah pemotretan selesai, kamu ada jadwal ketemu sama bos pemilik majalah fashion yang minggu depan hendak mengontrak kamu menjadi model mereka," terang sang manager.
"Ada apa?" heran Rachel.
"Aku juga tidak tahu ada apa? Tapi pemilik dari majalah itu ingin ketemu sama kamu, mungkin ingin membicarakan tentang konsep pemotretan minggu depan," terang sang manager.
"Hufftt, memangnya tidak bisa ya kalau kamu saja yang ketemu sama dia? Nanti habis pemotretan aku capek, pengen langsung istirahat di rumah aja. Kamu yang wakilin sana," suruh Rachel.
"Tidak bisa, orangnya pengen ketemu langsung sama kamu. Iya nanti ketemunya sebentar saja, terus kamu alasan apa gitu supaya bisa cepat pulang," sarannya membuat Rachel menghembuskan nafas beratnya.
Logan sudah jarang sekali pergi main keluar, semenjak adiknya lengket padanya dan selalu mau ikut ke manapun ia pergi. Kasihan Andi kalau harus ditinggal-tinggal, mana ke dua orang tuanya tidak ada di Indonesia.
Seperti malam ini Logan tengah menemani adik kesayangannya bermain mobil-mobilan di halaman belakang, namun kali ini mereka hanya bermain berdua saja dikarenakan sang oma tidur lebih awal.
"Oma, kenapa udah tidur, Pa?" tanya Andi.
"Ya mungkin saja oma capek nemenin kamu dari pagi main, makanya sekarang oma mau istirahat. Nanti kalau mau tidur kamu tidurnya sama papa, jangan ganggu, Oma," tegur Logan.
"Tapi aku mau tidur sama, Oma," pinta Andi.
"Tapi kan oma udah tidur, kamu jangan nakal. Malam ini kamu tidurnya sama, Papa. Kalau kamu tidak mau tidur sama papa, kamu tidur di kamar kamu sendiri," suruh Logan membuat sang adik mengerucutkan bibirnya.
"Aku tidak mau tidur sendirian, ya udah aku tidur sama, Papa. Tapi nanti buatin aku susu dulu, biasanya oma yang buatin aku susu," pinta Andi.
"Iya, nanti papa buatin buat kamu." Logan mengajak adik kesayangannya untuk masuk ke dalam rumah, dikarenakan semakin malam cuacanya semakin dingin takutnya nanti adiknya malah sakit.
"Kamu masuk ke kamar saja duluan, Papa mau buat susu dulu," suruh Logan yang diangguki oleh sang adik.
Logan dan omanya bekerjasama untuk membesarkan Andi, dengan penuh cinta dan kasih sayang. Walaupun Andi tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya langsung, tetapi Logan selalu membuat suasana di rumah menjadi hangat hingga adik kesayangannya, tidak akan merasa kesepian dan kekurangan kasih sayang yang seharusnya didapatkannya.
Ddrrrr ddrrtt drrtt!!
"Mama"
Is calling...
"Halo, Ma?"
"Halo sayang, bagaimana kabar kamu sekarang?"
"Baik, ada apa menelepon malam-malam?"
"Mama, kangen sekali sama kalian berdua. Bagaimana kabar adik kamu? Apa yang dia lakukan sekarang? Apa dia sudah tidur?"
"Iya, dia sudah mau tidur. Lebih baik telepon besok saja."
"Hm gitu, bagaimana keadaan, Mami? Apa mami juga sudah tidur?"
"Oma, sudah tidur dari tadi. Sepertinya beliau kelelahan. Tidak biasa-biasanya jam segini sudah tidur."
"Jangan lupa untuk rutin memeriksakan kesehatan mami, panggil saja dokter pribadi keluarga kita ke rumah."
"Iya, besok aku akan memanggilnya. Ya sudah kalau begitu teleponnya aku tutup dulu."
"Iya sayang, kamu juga jaga kesehatan di sana. Jangan terlalu capek bekerja."
"Mama dan papa juga jaga kesehatan, kalau ada waktu sempatkan untuk pulang ke Indonesia. Kasihan Andi, sekarang dia sudah berumur 3 tahun tapi sama sekali belum pernah melihat seperti apa rupa orang tuanya."
"Iya sayang, Mama sudah sering sekali membujuk papa untuk pulang ke Indonesia. Tapi kamu tahu sendiri bagaimana keras kepalanya papa kamu itu?"
"Good night."
"Night too, sayang."
Logan pernah sangat marah dengan papanya, karena tidak membiarkan mama untuk merawat Andi dari bayi. Bahkan satu bulan setelah Andi lahir, Papanya langsung membawa sang mama untuk pergi ke luar negeri dan menetap di sana. Semenjak saat itu mereka belum lagi kembali ke Indonesia, padahal Logan sudah beberapa kali menasehati orang tuanya, tapi sampai sekarang pun hasilnya tetap sama saja.
"Hufftt, terserahlah."
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE
DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH.