Download App
25% HOT PAPA / Chapter 10: Jadi Kepikiran?

Chapter 10: Jadi Kepikiran?

Logan saat ini sedang dalam perjalanan, menyusul adik kesayangannya di villa milik pamannya. Akhirnya ia dapat bernafas dengan lega, setelah keluar dari hotel tempat ia menginap selama di Lombok. Ia berdoa di dalam hati, supaya tidak dipertemukan lagi dengan Rachel di mana pun itu.

"Sudah cukup dia menghantui pikiranku belakangan ini, aku sudah tidak mau lagi," keluh Logan.

"Tapi kenapa tubuh seksinya tidak bisa lepas dari pikiranku?" lanjutnya.

Logan masih ingat dengan betul, bagaimana saat dirinya membopong Rachel ke kamarnya sendiri dan wanita itu berpakaian sangat minim sekali. Entah kenapa dari dulu sampai sekarang, hanya wanita itu yang selalu membayangi pikirannya.

Rachel hari ini juga kembali ke Jakarta, karena liburannya telah berakhir dan pekerjaannya juga sudah menunggu untuk diselesaikan sesuai dengan deadline. Sebelumnya ia tidak memberitahukan kepulangannya ke Jakarta pada siapapun, selain kepada managernya dan ternyata manajernya malah datang menjemput bersama dengan laki-laki, yang berstatus sebagai pacar pura-puranya ketika di depan media.

"Sialan, ngapain juga dia ada di sini?" batin Rachel.

"Chellll? Aku rinduuuu." Sang manager langsung berhambur memeluknya.

Tak lama kemudian para media yang sudah menunggu di sana juga mengerumuninya, Tian juga ikut bergantian memeluk Rachel untuk melepas rasa rindunya setelah seminggu lamanya tidak bertemu.

"Sayang, aku bener-bener kangen banget sama kamu. Bisa-bisanya kamu meninggalkan aku sendirian di sini? Aku kangenn bangetttt." Tian pasti akan menunjukkan kemesraan begitu ada media yang menyorotnya, walaupun hanya sebatas pacar pura-pura tapi itu tidak jadi masalah.

"Jangan drama," bisik Rachel yang dapat dipastikan hanya mereka berdua yang dapat mendengarnya.

"Kamu kok seperti itu, sih? Sekarang kamera lagi menyorot kita berdua, jadi kita tetap bersikap selayaknya orang pacaran. Kamu tidak mau kan menghancurkan karir kamu sendiri?" tegur Tian namun dengan bisik-bisik.

"Hufft, sudahlah lepaskan aku jangan terlalu lama memelukku," protes Rachel membuat Tian mendengus kesal.

Wartawan yang sedari tadi meliput kemesraan aktris, yang baru saja kembali dari liburan seorang diri. Langsung memberondong dengan banyak pertanyaan, terutama tentang kelanjutan hubungan mereka berdua hingga membuat Rachel jengah sendiri.

"Kalian semua doakan yang terbaik saja untuk hubungan kami, supaya ke depannya lancar dan kita tetap baik-baik saja sampai nanti ke jenjang pernikahan," ujar Tian yang dengan bangganya merangkul Rachel seperti pacarnya yang sesungguhnya.

"Saya rasa sudah cukup, saya pamit pulang dulu," ujar Rachel dibantu managernya, menerobos kerumunan para wartawan yang masih mengikutinya.

Untuk aktris sekelas Rachel dengan bayaran paling tinggi 3 tahun terakhir ini, tentu saja banyak pria yang mencoba untuk mendapatkannya, namun tak ada satupun yang membuatnya tertarik hingga berujung terpaksa berpura-pura pacaran, dengan laki-laki yang bernama Tian.

"Kita mau ke mana?" tanya Rachel yang bingung karena jalan yang mereka lalui tidak menuju ke rumahnya.

"Kita mau pergi makan sebentar, aku tahu kamu pasti lapar, kan? Kasian karena kamu baru saja dari perjalanan jauh, jadi lebih baik kalau kita isi tenaga dulu. Lagian aku juga belum makan sayang," ujar Tian membuat Rachel kesal bukan main.

"Siapa yang nyuruh kamu ngajakin aku makan? Aku mau sekarang juga, kamu belokkan setir mobilnya dan pulang ke rumahku. Aku tidak mau pergi ke mana-mana lagi dan aku juga tidak lapar," suruh Rachel membuat Tian jengkel.

"Sudah bagus aku mau ngajakin kamu makan, Lagian aku yang membayar semuanya jadi kamu tinggal duduk manis aja," kekeuh Tian.

"Sekali aku bilang tidak mau, ya tidak mau Kenapa kamu terus memaksa seperti itu? Turunkan aku sekarang juga di sini, aku bisa pulang naik taksi sendiri," suruh Rachel agar laki-laki di sampingnya menghentikan mobilnya.

"Yang benar saja aku menurunkan pacarku di sini? Bisa-bisa kalau nanti ketahuan sama media, aku bakalan dicap sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Ya sudah iya aku akan mengantarkan tamu pulang." Tian lebih memilih mengalah demi karir dan juga nama baiknya.

Rachel benar-benar tidak habis pikir, dengan laki-laki yang berpura-pura menjadi pacarnya tersebut. Padahal sebelumnya mereka sudah bikin kesepakatan kalau tidak ada kamera, mereka seperti orang asing yang tidak saling mengenal. Namun Tian seperti berusaha untuk menguasainya dan berlagak seperti pacar sesungguhnya.

30 menit kemudian mereka sudah sampai di halaman rumahnya Rachel, sang manager juga tinggal bersamanya selama satu tahun belakangan ini, mengingat Rachel di rumah juga sendirian dan tidak tinggal bersama orang tua, makanya ia menyuruh manager untuk menemaninya di rumah besarnya.

"Terima kasih sudah menghantarkan kami pulang," ucap sang manager pada Tian.

Sedangkan Rachel sudah lebih dulu turun dari mobil dan memasuki rumah begitu saja, tanpa berpamitan pada pacar pura-puranya tersebut. Rasanya tidak ingin terlalu lama dekat-dekat dengannya, sebisa mungkin mereka hanya bertemu jika ada kamera yang menyorot saja.

"Rachel? Kamu tidak mempersilahkan aku masuk ke rumah? Padahal aku sudah nganterin kamu loh, tidak mau menawari aku untuk minum teh bersama atau kopi, begitu?" teriak Tian yang melihat wanitanya seenaknya pergi begitu saja.

"Sudahlah, biarkan dia beristirahat lebih dulu. Rachel, baru saja pulang dari liburan jadi jangan banyak diganggu. Lagian besok kalian masih bertemu untuk syuting iklan, jadi kalian ngobrol di lokasi syuting saja," nasihat managernya Rachel.

Menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, saking lelahnya menghadapi dunia yang serba berpura-pura. Dirinya benar-benar menyesal karena sudah menerima tawaran, untuk menjadi pacar settingan dari laki-laki yang menjadi lawan mainnya di beberapa sinetron sebelumnya.

"Aihh aku benar-benar capek dan risih, kalau harus setiap hari bertemu dengannya di lokasi syuting. Kenapa juga banyak produk, yang menginginkan aku dan Tian bekerja sama? Seperti tidak ada aktor lain saja yang bisa menggantikannya? Padahal kemampuan aktingnya juga sama saja seperti yang lainnya, mukanya juga tidak ganteng-ganteng banget. Masih gantengan cowok yang aku temui di Lombok waktu itu, ah siapa ya namanya aku sampai lupa? Emm namanya Lo...Lo... Lo siapa ya?" Rachel masih terus mengingat-ingat, siapa nama dari laki-laki tampan tersebut.

"Ahaaaa Logan, iya namanya, Logan? Harusnya waktu itu aku juga menyempatkan untuk meminta nomor WhatsApp, siapa tahu kita bisa pelan-pelan dekat terus bisa jadian deh hehe." Rachel sangat menyukai melihat pria tampan, namun tidak ada yang setampan Logan.

Logan memiliki ketampanan, yang membuat orang lain tidak mudah bosan walaupun terus-menerus menatapnya. Kira-kira seperti itulah yang dirasakan oleh Rachel, entah kapan mereka dapat bertemu kembali dan banyak mengobrol.

"Aku juga pengen punya pacar yang bener-bener serius sama aku, bukan yang cuma numpang tenar doang," gumam Rachel sembari memejamkan matanya, berharap kalau nanti ketiduran bisa bermimpi bertemu dengan pria tampan tersebut.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C10
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login