Nathan hanya bisa terdiam, tak bisa sekali pun membujuk matanya terpejam sekali pun tubuhnya yang sudah berbaring nyaman di ranjang empuk kesayangannya.
Pikirannya masih tentang kejadian beberapa jam lalu yang masih tak menemui kejelasan selain dirinya yang nampak jelas tak mengizinkan Max melangkah makin jauh dalam kisah hidupnya.
Mengembalikan ponsel pemberian Max nyatanya gagal di lakukan, saat Zeno yang buru-buru menyadari kepemilikannya dan seakan tak sudi untuk melepaskan benda itu setelah tahu niatan sang papa.
Bahkan saat Nathan yang sedari tadi mengusap lembut punggung kecil sang anak sama sekali tak mendapatkan atensi. Bocah itu lebih tertarik dengan pembicaraan virtualnya dengan Max sedari tadi.
Mendesah letih, kemudian Nathan bangkit dari tempatnya dan memilih mengalihkan pemikiran penuh keburukannya pada pekerjaan.
Tak di pedulikan matanya yang sudah sangat kering, pria itu masih saja mencoba memfokuskan deret angka serta keterangan kalimatnya untuk di pahami.