Lama Max menunggu jawaban, setelahnya malah tak begitu memuaskan saat Cherlin berkata dengan amat lirih, "Yang pastinya bukan besok, lusa, atau beberapa hari kedepannya lagi."
"Hahah... Jadi tak akan pernah kau bongkar?"
Kali ini Cherlin pun memutar arah duduknya, menatap sang kakak yang bersandar di lemari pendingin dengan seolah menertawakan akibat dari ketidakpatuhannya selama ini.
"Tak ingin memperkeruh suasana yang sudah membaik saja. Toh, kak Nathan akan segera menikahi ku, anak ku akan menjadi miliknya juga, kan?" tekan Cherlin yang malah membuat dahi Max makin berkerut dalam.
"Apa yang kau katakan?"
"Huh? Memangnya bagian apa yang tak brother pahami?" kesal Cherlin saat di sangkanya sang kakak hanya bermaksud meledeknya saja.
Kemudian bermaksud mengabaikan dengan fokusnya yang kembali mendinginkan perutnya dengan asupan, kalau saja Max tak mengulang kata-kata rancu yang tanpa sadar diucapkannya.
"Anak mu akan menjadi miliknya juga?"