Untuk kesekiankalinya..teror pengecut yang hanya bisa mengucapkan kalimat-kalimat sampah sebagai upaya dari para pelakunya untuk menyakiti orang yang sebenarnya membuat mereka sangat berputus asa dalam menghadapi realita kehidupan yang tidak seindah keinginannya. Namun jangan mau kalah dengan para pesakitan seperti itu. Jangan pula terseret masuk ke dalam arusnya. Putuskan rantainya di kamu. Jangan kau lanjutkan lilitannya. Tinggalkan saja. Biarkan mereka yang sudah terlanjur masuk untuk menikmati huru-haranya nanti. Karena apapun yang kita lakukan pasti ada balasannya. Cepat atau lambat.
Dhany, " Ada apa? Kenapa senyum-senyum begitu?"
Bulan, " Tidak ada apa-apa..hanya selingan yang tidak berguna berusaha lewat."
Dhany, "...."
Sementara mereka dalam perjalanan menuju hotel tempat orang tua Bulan menginap, ke dua teman Bulan, Dina dan Sonya sedang menyelinap di balik pilar besar dekat jalan masuk ke perpustakaan. Mereka melihat sosok yang mereka kenal, Julia, selingkuhan Leo yang kini menjadi kekasihnya.
Dina, " Yaa..mau apa wanita murahan itu ke sini lagi? Masih ingin memata-matai Bulan kah? Atau ingin mengerjai Bulan?"
Sonya, " Sssh..diamlah..kita tidak akan tau apa tujuannya jika kau ribut terus."
Dina, " Yaa..aq gemas sekali..ingin segera menarik rambutnya hingga terlepas dari kulit kepalanya."
Julia tampak beberapa kali menghubungi seseorang melalui handphone nya. Dan beberapa saat kemudian seseorang yang mereka kenali sebagai salah seorang dari para penggosip kampus mendatanginya.
Dina dan Sonya tampak sangat geram hingga Dina meremas lembaran fotokopi yang ada di tangannya.
Dina, " Yaaaa..ternyata dia memang ada hubungannya dengan para penggosip itu. Dasar makhluk rendahan!"
Sonya, " Oh..akan kita apakan mereka? Kita tidak memiliki cukup bukti. Memata-matai bukan keahlian kita.." Sonya berusaha memutar otak untuk mencari cara untuk mendapatkan bukti-bukti dosa mereka.
Dina, " Aq hanya kesal dan tidak mengerti mereka. Apa pentingnya mengorek kehidupan Bulan? Dia bukan selebriti."
Sonya, " Hei, apa kau lupa..si penggosip itu, Rene, menyukai Darius. Akhir semester 3, dia melakukan hal yang amat sangat konyol. Menyatakan cinta secara terbuka saat Darius sedang bersama teman-teman tim kerja nya."
Dina, " Yaaa..kau benar..aq ingat. Dia membawa hadiah besar dan surat beramplop pink. Ditemani geng gosip nya. Oohh..benar-benar cara yang nekat. Tapi sangat berani dan bodoh."
Sonya, " Dia bodoh sekali..Darius bukan pria alay lebay yang mudah luluh hatinya. Dan pastinya dia benci kejadian itu."
Dina, " Yaa..Darius langsung pergi tanpa menoleh ke arahnya sama sekali. Ooh..kenapa Bulan kita tidak menerima cintanya? Aq merasa sayang sekali..mereka berdua sangat cocok."
Sonya, " Cocok saja belum cukup. Sepertinya Bulan ada banyak pertimbangan sehingga menolaknya. Ooh..biarkanlah..biarkan Bulan menjadi lebih dewasa dengan segala pilihan-pilhannya. Biarkan dia berproses."
Dina, " Yaaa..aq mengerti..hanya sajaaa.."
Sonya, " Aahh..syuuudah laaahh..yang penting kecurigaan kita selama ini terjawab. Siapa yang ada di belakang rumor2 Bulan selama ini. Kita hanya tunggu waktu yang tepat untuk menamparnya di depan umum."
Dina, " Oooh..aq tidak sabar..kau akan menamparnya di depan umum??"
Sonya, " Ya..kita tunggu saja waktu yang tepat dan bukti yang cukup."
Dina, " Aq penasaran..siapa yang menjadi target mu kali ini? Si wanita murahan itu atau kah si penggosip?"
Sonya, " Si murahan itu saja. Untuk si penggosip..biarkan dia makin tenggelam dalam mulut busuknya. Tidak usah pedulikan orang-orang semacam itu. Mereka sudah banyak menyakiti orang lain. Cepat atau lambat mereka akan membayarnya. Sedangkan untuk si murahan itu, aq hanya ingin membuatnya jera untuk kembali masuk ke kampus ini."
Dina, "Dengan menamparnya di muka umum? apa itu cukup?"
Sonya, " Iiiizzzhh..kau ini. Berisik sekali. Cepat, ambil foto mereka berdua..sebagai bukti jika suatu saat diperlukan."
Dina, " Yaa..baiklah..walau aq tidak terlalu mengerti dengan rencana mu..kau harus menjelaskan setelah ini."
Sonya, "Cepatlah..kita harus mendekati mereka berdua..kita akan berpura-pura membahas buku ini..kau bersikaplah natural."
Sonya menarik Dina untuk mendekat ke arah Julia dan Rene. Mereka tidak menyadari bahwa Dina dan Sonya dengan sengaja mendekati mereka untuk mencuri dengar perbincangan mereka. Saat itu memang banyak mahasiswa yang berlalu-lalang di sekitaran mereka.
Julia, " Kau tidak perlu tau alasan q melakukan ini. Aq hanya ingin kau menyebarkan kejadian kemarin, saat Bulan berada di tengah-tengah keributan itu. Bahwa dia ketahuan selingkuh."
Rene, " Selingkuh? Apa dia sudah menjalin hubungan lagi? Q pikir dia gagal move on dari Leo. Bukankah waktu itu kau bilang begitu? Bahwa Bulan masih mengejar-ngejar Leo dan berusaha untuk mengemis perhatiannya?"
Julia, " Kau mengerti sekarang bukan? Leo tidak mungkin sudi bersamanya lagi. Lihat kelakuannya. Memalukan, membawa urusan pribadi di tempat umum. Menjadi tontonan. Dia pikir dirinya siapa? Selebritis? Dasar pencari sensasi"
Dan saat ini Sonya dengan cemas menahan Dina untuk tetap tidak terprovokasi atas segala yang mereka dengar.
Dina, " Dasar wanita tidak tau diri.."
Dina berkata lirih sambil menahan nafas yang mulai memanas.
Sonya, " Jangan sekarang.. Tahan emosimu..aq telah merekam semuanya.."