Di tengah kesibukan Kota, Ryota, remaja SMA dengan wajah pas-pasan dan kepribadian canggung, berjalan pulang setelah satu hari yang menyedihkan di sekolah. Setiap kali dia mencoba mendekati gadis, selalu saja ada momen konyol yang membuatnya terlihat bodoh. Hari itu, saat melewati sebuah gang sempit, dia melihat sesuatu yang berkilau di tanah. "Hmm, apaan itu?" gumamnya sambil menggaruk kepala.
Tanpa berpikir panjang—yah, memang bodoh dia—Ryota memungut botol itu dan menyelipkannya ke dalam tas. Sesampainya di kamar, ia mengeluarkan botol tersebut, mengamati ukirannya lebih dekat. Ia merasa ada sesuatu yang memanggil dari dalam botol itu, bisikan lembut yang membuat bulu kuduknya berdiri. Dorongan untuk membuka botol itu begitu kuat. Dengan sedikit ragu, akhirnya ia memutar tutup botol itu, mengeluarkan suara pop dan mengeluarkan asap ungu
Dari dalam asap itu, muncul sosok perempuan cantik dengan rambut panjang dan mata yang bersinar tajam. "Terima kasih telah membebaskanku, Ryota," katanya dengan suara menggoda. Ryota tertegun, tidak tahu harus berbuat apa. "Eh? Siapa kamu?"
"Aku adalah Yumeko, iblis nafsu, dan sebagai rasa terima kasih, aku akan mengabulkan satu keinginanmu," jelasnya sambil melangkah lebih dekat. Ryota tidak bisa menahan napasnya. Namun, dengan semua keberanian yang bisa dia kumpulkan, dia mengucapkan permintaannya.
"Lepaskan... status perjakaku!" ucapnya dengan suara nyaring, berharap agar pernyataannya tidak terdengar terlalu putus asa.
Yumeko tertawa, membuatnya merasa sedikit lebih bodoh. "Jadi, kamu ingin menjadi playboy dalam semalam, ya? Menarik!" Dia mengangguk penuh semangat. "Baiklah, aku akan membantumu." Yumeko memberikan sebuah pil dan kotak kecil dengan tombol diatasnya.
"Apa ini?"
"Ini adalah pil peminat, siapapun yang mengkonsumsi pil ini akan jatuh cinta kepadamu selama 12 jam."
"Tombol ini?"
"Itu untuk me non aktifkan efek pil..."
Ryota langsung menekan tombol itu sebelum Yumeko menyelesaikan kalimatnya.
Yumeko menghela nafas
"Kau orang kedua yang melakukan hal yang sama saat aku memberikan sebuah tombol, tapi aku sudah mengantisipasi ini, tombol itu tak akan berfungsi jika pil ini belum digunakan."
"(Mengelah nafas)... kukira kau akan memberikanku sesuatu seperti succubus atau yang lainnya, apa lagi ada batas waktunya." Ryota merasa kecewa karena dia harus berusaha lagi untuk mengejar mimpinya. "Kau benar-benar tak mengerti, ya. Aku tak bisa mengabulkan permintaan mu secara langsung dan aku juga bukan iblis kuat yang dapat mengabulkan semua permintaan." Yumeko mengelengkan kepalanya.
"Baiklah, ini tidak buruk juga." Ryota menjawab, sambil menahan rasa kecewanya.
(ini adalah chapter pertamaku. Maaf untuk penulisanku yang buruk)