1. TAMA
Burung-burung terkejut lalu berhamburan meninggalkan pohon di depan rumah ketika mendengar kemarahan yang keluar dari mulut Arif. Pemuda itu tidak bisa mengendalikan diri, dia berteriak dan meninju dinding rumah berkali-kali.
"Tidaaak! Tidak mungkin! Jumadi adalah ayahku! Sampai kapan pun, hanya dia ayahku! Bik, kau telah memutar balikkan fakta. Aku tidak percaya! Aku tidak percaya dengan semua omong kosong ini! Kau sudah gila! Sinting! Aku benci kamu, Bibik! Aku benci!" Arif murka. Tubuhnya merosot ke lantai dengan wajah merah padam menahan amarah yang menggelegak. Kepalan tangannya benar-benar penuh dengan luka dan lelehan darah. Walau sakit, tapi hatinya jauh lebih sakit.