Download App
63.26% Harapan Masalalu / Chapter 31: Sean dan Piano

Chapter 31: Sean dan Piano

Esoknya mereka berempat pergi jalan-jalan,itu tepat di sebuah pasar tradisional.

"Aku dan Lia akan kesana." ucap Andrean

"Baiklah." jawab Farah

Andrean dan Kyra pergi berdua,sementara Sean dan Farah pergi dengan arah berlawanan.

"Kita cari beberapa oleh-oleh." ucap Andrean lagi

Kyra mengangguk setuju,dan mereka sampai di sebuah toko yang menjual pernak pernik dan souvenir.

"Ini cantik." tunjuk Kyra pada gantungan kunci model anyaman berbentuk hati

"Kita ambil." ucap Andrean seraya mengambil beberapa

Bukan hanya bentuk hati,ada banyak bentuk kepala hewan dan buah-buahan.

"Kita bagikan pada teman-teman di kantor." ucap Andrean tersenyum

Mereka mengelilingi pasar itu,semakin keujung pasar malah kembali ketempat awal.Sementara Sean dan Farah berkeliling,Sean hanya melihat-lihat tanpa menghiraukan Farah yang sedang memilih beberapa barang.Seolah tidak tertarik dia melihat sekeliling,sampai tidak sengaja dia melihat Kyra berjalan dengan Andrean di arah sebrang toko.

Dia tersenyum melihat Kyra menawar beberapa barang pada pelayan toko.

"Sean,ayo." ucap Farah yang menyadarkan Sean dari lamunannya

Mereka kembali ke mobil,tidak lama Andrean dan Kyra muncul.

"Kalian belanja banyak?" tanya Farah

"Ini oleh-oleh untuk teman kantor." jawab Andrean seraya mengankat kantong di tangannya

"Kalian mau?" Kyra menawarkan tahu pedas di tangannya

Farah mengambilnya,kemudian memberikan pada Sean.

"Ini makan." ucap Farah

Sean mengambil dan memakannya,mereka pun kembali ke villa di waktu sore.

2 hari berlalu,tidak terasa sudah hari ketiga mereka berada disana.Hari itu Andrean pergi pagi sekali bersama Kyra untuk membeli beberapa bahan makanan.Sementara Farah ke pasar untuk berburu pakaian,dan Sean hanya dirumah..dia tidak tertarik ikut bersama mereka.Sean membuka kopernya,dia melihat selembar kertas yang di tuliskan Yumii untuknya.Dia melirik kalender yang telah di lingkarkan spidol merah tanggal 22 Agustus.

"Sebentar lagi ulang tahunmu." ucap Sean pelan

Sean keluar dari kamarnya menuju ruang kerja yang sering dia pakai saat liburan dulu.Dia melihat piano tepat disudut ruangan,membuka kain putih penutupnya.Piano itu masih bersih,tak tersentuh.Setelah bertahun-tahun dia tidak kembali ke tempat ini.

Dia menyentuh piano itu dengan satu jari,perlahan mengetes apakah piano itu masih bagus.

Sementara Kyra sedang mencari taksi untuk pulang,karena Andrean bilang dia harus ke suatu tempat membeli barang.

Hari sudah siang hampir jam 2,Kyra memasuki halaman..baru saja dia mau mengetuk pintu,dia mendengar seseorang bermain piano di dalam.Dia tidak tau siapa,karena setau nya Sean dan Farah pergi keluar.

Dia membuka pintu pelan,dia menaruh belanjaannya di atas meja.Menelusuri ruangan mencari sumber suara,dia melihat pintu ruangan yang terbuka.

"Itu??" desahnya dalam hati

Dia berjalan perlahan selangkah demi selangkah.Jantungnya berdebar,keringat di tangannys mengalir.Seolah merasakan sesuatu,dia teringat seseorang yang tidak asing..yang pernah bermain piano untuknya.Dia masuk perlahan,karena pintu nya memang terbuka.Dia terkejut melihat Sean duduk memainkan piano itu.Seolah hanya diri nya senditi yang berada disana.Sean menghayati setiap not yang dia mainkan.Wajahnya bersinar karena cahaya matahari yang menyinari nya dari jendela di belakangnya.

"Sean.." ucap Kyra pelan

Kyra masih diam terperanga melihat Sean.Tidak terasa airmata nya menetes,sedangkan Sean masih tidak menyadari keberadaannya.Tubuhnya mulai berkeringat dingin,dia menatap lemas..seolah dia melihat orang yang selama ini dia cari.

Sean berhenti bermain,saat dia mengangkat kepala nya..terkejut menatap seorang gadis sufah berdiri di depan pintu.

"Lia?" ucapnya

Kyra masih terdiam,Sean beranjak dari duduknya mendekati Lia.

"Kenapa?" tanya Sean pelan

Barulah Sean sadar Kyra menangis,Kyra langsung jatuh lemas..tersungkur dihadapan Sean.

Sean terkejut dan mencoba membantu nya bangun.

"Ada apa denganmu?apa kamu sakit?" tanya Sean cemas

Bukannya menjawab,Kyra hanya menggelengkan kepala.

"Sini aku bantu." ucap Sean

Sean membantu Kyra berdiri kemudian menuju kamarnya.

"Istirahatlah." ucap Sean lagi

Baru saja Sean berbalik,Kyra langsung memegang tangannya.

"Ada apa Lia?" tanya Sean cukup lembut

"Aku..apa kamu marah?" tanya Kyra gugup

Sean mengangkat alisnya bingung menatap Lia.

"Maafkan aku sudah lancang masuk keruangan itu." ucap Kyra lemas

Sean tersenyum,kemudian melepaskan tangan Kyra dari nya perlahan.Menatap gadis di hadapannya itu dengan lembut.

"Tak apa,aku tau kamu tidak sengaja.Sekarang istirahatlah,aku akan ambilkan obat..wajahmu pucat." ucap Sean

"Tidak perlu,aku baik-baik saja." jawab Kyra

Sean melihat gadis itu dengan bingung.

"Apa dia tidak bisa mendengar suara piano?" desahnya dalam hati

Sean keluar mencari obat di kotak P3K..tapi tidak menemukan persedian obat lagi.Dia kemudian mencari obat dimarket terdekat,dia membeli beberapa botol sirup dan pil..karena dia tidak tau Kyra sakit apa.

Kyra merasa badannya lemas,dia beranjak bangun untuk ke toilet.Baru saja berjalan dia merasa sempoyongan,saat hampir jatuh tiba-tiba ada tangan yang memegang pinggangnya.

"Hati-hati." ucap Sean

Kyra terkejut melihat Sean sudah muncul di kamarnya.

"Sini ku bantu." ucap Sean seraya memegangi Kyra menuju toilet

Sean mengambil segelas air putih dan menunggu sebentar sampai Kyra keluar dari kamar mandi.Kyra masih bingung kenapa Sean tidak keluar dari kamarnya.

"Ini,minumlah." ucap Sean seraya memberikan gelas dan sekantong botol dan pil

"Apa ini?" tanya Kyra saat mengambil kantong itu

"Aku tidak tau apa penyakitmu,jadi ku fikir kamu bisa memilih sendiri obat yang kamu butuhkan." ucap Sean kemudian beranjak pergi

"Terima kasih." ucap Kyra tersenyum

Sean belum juga beranjak dari tempat dia berdiri.

"Ada apa?" tanya Kyra

"Kamu belum meminum obatnya." ucap Sean

Dia menatap Sean bingung,kemudian mengambil pil di tangannya dan meminumnya.Sean melihatnya seolah puas,kemudian keluar.

Kyra mengantuk setelah dia minum obat,akhirnya dia tertidur pulas.Sementara Sean duduk di sofa,kembali sibuk dengan laptop nya.

Tidak lama kemudian,Farah dan Andrean pulang..mereka bertemu di pintu depan.

"Kamu baru pulang?" tanya Andrean

"Iya,kamu sendiri?dimana Lia?" tanya Farah balik

"Aku menyuruhnya pulang duluan.Lalu dimana Sean?"tanya Andrean lagi seraya melihat-lihat sekeliling

Farah mengangkat bahu nya,dengan wajah cemberut.

"Dia tidak ikut." jawab Farah

Mereka sadar dengan apa yang baru saja mereka katakan,mereka saling melirik..dan cepat masuk kerumah.Farah melihat Sean hanya duduk sendiri dan sibuk dengan laptopnya.Sementara Andrean mencari keberadaan Kyra tapi tidak ada di ruangan itu.

"Dimana,Lia?" tanya Andrean pada Sean

Sean menatap mereka berdua,kemudian menatap layar laptop lagi.

"Lia dikamar." jawabnya datar

Andrean baru saja melangkah hendak menemui Lia

"Sepertinya dia demam,sebaiknya jangan diganggu." ucap Sean lagi

Andrean menghentikan langkah,kemudian menatap Sean.

"Tadi dia baik-baik saja." ucap Andrean

"Aku tidak tau,aku melihat wajahnya pucat.Tapi dia sudah minum obat." ucap Sean lagi

Farah mendekati Sean,dan sesekali melirik Andrean.

"Kamu membelikannya obat?" tanya Farah

"Ya." jawab Sean datar

Farah menghela nafas dan kembali melirik Andrean.

"Kalu begitu,biar aku melihat keadaannya." ucap Farah

Kemudian Farah melangkah menuju kamar Kyra.Andream hanya duduk dan menatap Sean yang seolah tidak peduli.

"Apa kamu tidak bisa menghubungiku?" tanya Andrean pada Sean

"Maaf,aku tidak tau harus menghubungimu." jawab Sean datar

"Apa maksudmu tidak tau?" tanya Andrean sedikit kesal

"Entahlah,aku merasa tidak harus menghubungi siapa pun." jawab Sean lagi

"Aku tidak tau jika kamu tidak peduli pada orang lain.Tapi untuk Lia,aku harap kamu menghubungi ku kalau terjadi sesuatu padanya.." pinta Andrean kemudian berlalu menuju kamar

Sean menatap punggung temannya itu,menutup laptopnya dan kemudian berbaring di sofa dengan mata terpejam.Sementara Farah berada di kamar Kyra,dia melihat wajah Kyra pucat..dia mendekati,kemudian menyentuh keningnya.

"Kamu demam." ucap Farah pelan

Kemudian Farah mengambil air dingin dan membasahi handuk kecil dan menempelkan nya di kening Kyra.Baru saja handuk itu menempel,Kyra langsung membuka matanya.

"Farah.." ucap nya lemas

Farah tersenyum.

"Istirahatlah,nanti aku suruh Andrean untuk membuatkanmu bubur." ucap Farah lembut

"Tidak usah..Farah." jawab Kyra masih dengan wajah lemas

"Tak apa,Lia.Sebaiknya kamu beristirahat..nanti kamu minum lagi obatnya setelah makan." ucap Farah lagi dengan mengusap rambut Kyra

"Terima kasih." jawab Kyra dengan sedikit senyum

"Jangan ucapkan terima kasih pada seorang teman,ini sudah seharusnya." ucap Farah lagi

"Tidurlah Lia,aku akan kesini lagi nanti." lanjut Farah

Kyra mengangguk,dan kemudian Farah keluar.

Farah mengetuk kamar Andrean,dia mengajak Andrean untuk membuat bubur dan sekalian makan malam.Mereka berdua beranjak menuju dapur,Farah membantu menyiapi beberapa bahan..sementara Andrean mulai memasak.Sean tau mereka berdua sibuk didapur,dia melirik kamar Kyra..dan mengambil langkah perlahan membuka pintu kamar Kyra.Dia melihat Kyra masih tertidur dengan wajah pucat,Sean merada bersalah tidak membantu sama sekali.Sean menutup pintu dan duduk kembali di sofa.

"Apa aku kelewatan?" ucap nya dalam hati

"ahhhh..aku bahkan lebih panik saat melihat dia duduk lemas,pucat seperti tadi." ucap nya pelan


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C31
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login