Kini di hadapannya begitu terlihat jelas bagaimana seorang Yashelino yang sedang menggenggam kedua tangannya sembari tersenyum menatapnya begitu intens sehingga membuatnya benar-benar dibuat gugup seketika.
"Kamu tahu, nggak?" ujar laki-laki itu. "Dulu, pertama kali aku lihat kamu, aku tuh langsung ngerasa kalau kamu itu nggak bakal bertahan lama deket sama aku, tapi ... nggak tahu gimana tiba-tiba kamu tuh selalu ada di pikiran aku, Shil."
Tolong, satu kata itu yang saat ini ingin sekali Shil katakan. Ia tidak bisa terlalu lama berduaan di kamar dengan laki-laki yang berada di hadapannya saat ini dikarenakan dirinya yang dibuat salah tingkah oleh seseorang tersebut.
"A-aku juga," balas Shil dengan kepala yang tertunduk.
"Juga...?" tanya Yashelino dengan kedua alis yang terangkat. "Apa?"
"Sebelumnya boleh lepasin tangan aku dulu nggak, Kak?"