Zarima terus menatap keluar jendela, melihat aldo masih berdiri diteras tanpa melakukan apapun kecuali menunggunya.
Zarima tak tahu harus bagai mana menghadapi Aldo, disisi lain hatinya masih tak ingin terbuka untuk cinta yang baru, namun disisi lain, Ia juga tak tega melihat Aldo yang tanpa menyerah meminta hatinya untuk kembali di buka.
"Apa yang harus aku lakukan." Gumam Zarima, lalu hujan bertambah lebat, musim hujan di New Zealand mempunyai suhu yang lumayan ekstrim dari pada di Indonesia.
Dengan kebingungan yang luar biasa, Zarima akhirnya mau membuka kan pintu bagi Aldo karena kalau tidak bisa di pastikan jika Ia akan mati kedinginan disana. Dan satu – satunya terdakwa adalah Zarima.
"Dasar bodoh." Gerutu Zarima sambil menarik lengan Aldo untuk masuk ke dalam rumah.
Lalu dengan cepat, Zarima mendudukkan Aldo didekat perapian, dan segera menyelimuti tubuh Aldo yang telah terasa dingin.