Download App
100% Gagal Mempersunting Wanita Terbaik / Chapter 21: Cinta tidak Terbalas

Chapter 21: Cinta tidak Terbalas

Telah lama sudah Lexy tidak bertemu kembali dengan Vera, untuk mengobati rindunya kepada Vera yang telah menggejolak dihatinya, ia hanya bisa memandangi potret diri Vera yang diunggah melalui salah satu akun sosial media digital. Bahkan ia secara tidak sadar tersenyum-senyum sendiri ketika sedang melihat potret Vera. Lexy memutuskan pindah agama/keyakinan menjadi protestan demi bisa menikahi Vera suatu saat nanti, ia mulai mempelajari dan mendalami ajaran agama protestan. Pertama kali mulai menyukai Vera, Lexy berpikir bahwa agama yang juga turut berpengaruh menentukan perilaku orang. Vera dengan sifat dan perilaku yang teramat lembut dan baik, membuat persepsi pada Lexy bahwa ajaran dari agama protestan tidak buruk seperti yang pernah ia dengar dari orang lain yang seagama dengannya sebelum berpindah keyakinan ke protestan. Semenjak itulah juga Lexy mulai menyukai agama protestan hingga berpikir untuk beralih memeluk agama protestan. Lexy sah menjadi pengikut Yesus Kristus setelah membaptiskan diri ke Gereja.

Sialnya, suatu hari ketika Lexy kembali menjajahi sosial media Vera, ia menemukan informasi bahwasanya Vera akan berlibur ke Finlandia.

"bersama siapa Vera ingin berlibur ke Finlandia, tidak mungkin jika Vera akan berlibur bersama pasangannya, dirinya belum memiliki pasangan" gumam Lexy dalam hatinya berprasangka negatif terhadap Vera.

Tidak ingin membuat pikirannya kacau, Lexy mencoba untuk tetap berpikir positif, ia menganggap jika Vera akan pergi berlibur ke Finlandia bersama keluarganya. Namun Lexy masih berulang kali menyelidiki informasi pada setiap harinya melalui media sosial milik Vera hingga suatu kebenaran pun terungkap. Lexy menemukan satu balasan komentar dari Vera di facebook yang membuat Lexy menjadi sangat syok.

'saya akan berkunjung kesana bukan bersama suami, tapi dengan calon suami saya' tulis komentar dari Vera dengan sisipan emoji meringis malu.

'dug' seketika detak jantung Lexy berdegup hingga membuat dadanya terasa berat. Ia tak percaya dan masih tidak menduga jika Vera telah bertunangan dan akan memiliki suami. Lexy sungguh sangat tidak siap jika harus kehilangan satu-satunya wanita berhati amat lembut dan tulus yang ia cintai. Hingga ia berpikir untuk berencana menggagalkan acara pernikahan Vera dengan calon suaminya nanti.

"aku tidak ingin kehilangan Vera, dia satu-satunya wanita baik yang pernah aku temui. Aku tidak rela jika Vera akan dinikahi oleh orang lain. Aku harus gagalkan acara pernikahannya, Vera harus menjadi milikku" dengung Lexy dalam hatinya karena diselimuti amarah serta egonya.

Keesokan hari tiba.

"Bara" panggil Lexy kepada ajudannya yang pernah ia tugaskan untuk memantau keadaan Vera saat sakit sebab menolongnya dari musibah yang hampir merenggut nyawanya.

"iya Pak, apakah Pak Lexy perlu bantuan dari saya?" tanya oleh Bara.

"lihat foto ini" tutur Lexy sembari menyodorkan selembar kartu berisi potret diri Vera.

"siapakah dia Pak?" tanya penasaran oleh Bara kepada Lexy.

"dia adalah Vera, kamu cari tahu informasi kapan dan dimana ia akan melangsungkan pernikahan" ujar oleh Lexy.

"baik pak. Lantas, apa yang harus saya laksanakan kembali setelah mendapatkan informasi tersebut?" tanya oleh Bara.

"kamu temui dan menghadap ke saya setelah mendapatkan informasinya, saya akan memberitahu apa yang harus kamu lakukan setelahnya" ucap oleh Lexy dengan pernyataan penuh teka-teki.

2 hari berlalu. Sesuai permintaan dari Lexy, Bara menemui Lexy di kantor setelah mendapatkan informasi yang ingin diketahui oleh Lexy.

"selamat pagi Pak. Saya sudah mendapatkan informasinya, wanita itu akan memperlangsungkan pernikahan pada 2 September jam 08.00 di gedung Graha kencana" ucap oleh Bara menjelaskan informasi yang ia dapatkan.

"bagus. Sebelum detik pertama pernikahan mereka diberlangsungkan, kamu bersama anak buah yang lain saya minta untuk menculik Vera dan memorak-porandakkan tempat pernikahan" ucap Lexy dengan nada suara berat dan tatapan tajam.

"maaf pak, saya tidak berani dan tidak tega untuk membuat permasalahan di momen kebahagian orang lain" bantah oleh Bara menolak permintaan Lexy.

"turuti permintaan saya, dan tenang saja kamu tidak akan terlibat di dalam risikonya" ucap Lexy dengan lantunan suara pelan namun terdengar berat seperti ingin menggertak.

Bara yang sangat ketakutan melihat emosi Lexy mulai memuncak karena ia menolak permintaan dari sang atasannya sehingga mengubah keputusannya untuk memenuhi permintaan Lexy "baik Pak, saya akan laksanakan tugas dari Pak Lexy" ucapnya sembari menganggukkan kepala.

Disepanjang perjalanan meninggalkan ruang kerja Lexy, Bara terus merasa resah memikirkan perbuatan jahat permintaan oleh sang atasannya untuk dilakukannya nanti, ia sangat takut akan datangnya karma yang bakal ia terima dikemudian hari apabila masih nekat untuk melakukan perbuatan jahat tersebut. Namun apalah daya dia, Bara yang hanya seorang ajudan tidak berani menolak permintaan dari sang atasannya atau Lexy akan nekat memorak-porandakan segalanya jika ia menolak permintaan penting tersebut.

Tibalah hari pernikahan Vera dan Resi. Seluruh rencana untuk menggagalkan pernikahan mereka sudah mulai dilaksanakan oleh ajudan dan anak buah lainnya. Disituasi lain, tanpa kabar Bu Rina mendatangi kantor Lexy secara tiba-tiba dan tanpa memberitahu kepada Lexy sebelumnya. Tidak sengaja, Bu Rina mendengarkan pembicaraan Lexy dengan anak buahnya melalui telepon saat ia berjalan melewati pintu masuk ke ruang kerja Lexy, dan Lexy tak menyadari kedatangan Bu Rina di belakangnya.

"berikan saya kabar yang menyenangkan, pastikan kamu dan temanmu tidak gagal memenuhi permintaan saya dan jangan biarkan mereka berdua tetap berada di tempat itu" ujar Lexy kepada anak buahnya melalui telepon.

"Lexy, apa yang ingin kamu lakukan, siapa yang ingin kamu singkirkan?" sontak tanya oleh Bu Rina hingga membuat Lexy terkejut dan merasa panik.

"ini urusan saya Bu" ujar oleh Lexy.

"kamu tidak melakukan hal buruk kan? Jangan sembunyikan kebohongan dari ibu" tanya kembali oleh Bu Rina dengan bibir yang bergemetaran dan suaranya yang berderu. "jawab nak, katakan pada ibu apa yang sedang kamu lakukan?" tanya kembali oleh Bu Rina sembari memegang kedua lengan atas Lexy.

"saya ingin menggagalkan pernikahan wanita yang sangat saya cintai" jawab oleh Lexy sehingga membuat Bu Rina merubuhkan tubuhnya ke permukaan lantai karena syok mendengar pernyataan dari seorang lelaki yang telah ia anggap sebagai anak kandung dan nekat untuk melakukan perbuatan jahat.

"hentikan perbuatan buruk itu nak" pinta Bu Rina memohon sembari tersujud memegang kedua betis Lexy.

Lexy juga ikut merubuhkan tubuhnya ke lantai lalu tersandar lemas dalam dekapan Bu Rina dan mengutarakan segala kesedihannya kepada Bu Rina.

"Lexy melakukan hal itu karena Lexy tidak ingin kehilangan wanita yang sangat Lexy cintai, Lexy tidak akan menemukan wanita lain sama persis seperti Vera jika ia telah dimiliki oleh orang lain" ujar Lexy sembari meneteskan air matanya sehingga membasahi kedua pipinya.

"percayalah dengan perkataan yang ibu sampaikan, memang tidak banyak wanita seperti Vera di dunia ini nak. Tapi kamu akan menemukan kembali wanita yang memiliki kebaikan, ketulusan, dan kelembutan hati yang sama persis seperti vera. Ibu mengerti kesedihan yang sedang kamu alami saat ini, maka ibu mohon hentikanlah perbuatan jahat itu nak. Ibu tidak ingin kamu menerima balasan dan karma buruk dari tuhan akibat perbuatan buruk itu nak. Selama ibu masih hidup ataupun telah tiada, ibu ingin melihat kamu selalu hidup bahagia" tutur Bu Rina sembari mengelus kepala Lexy dan meneteskan air matanya.

Lexy mulai menyadari kesalahannya, dan Bu Rina terus berusaha menekankan agar Lexy menghentikan segala perlakuan buruknya. 'benar kata ibu Rina. Masih belum terlambat, aku harus segera menghubungi Bara agar menghentikan semuanya' dengung Lexy dalam hatinya. Lexy beranjak berdiri dan mengeluarkan HP dari saku celananya.

'Tlilililing Tlililing' bunyi suara telepon di HP Bara berdering.

'mengapa Pak Lexy meneleponku. Apakah ia merasa sudah tidak sabar untuk mendengar kabar kehancuran orang lain' gumam Bara dalam hatinya sembari menatap layar HP yang terpampang notifikasi telepon masuk dari Lexy.

"halo pak. Maaf pak, urusan ini belum saya..." ucap Bara.

"hentikan" sontak ucapan dari Lexy memotong pembicaraan dari Bara.

"saya belum selesaikan urusan ini pak" lanjut pembicaraan dari Bara meneruskan ucapannya yang terpotong tadi.

"hentikan seluruh rencana yang telah saya minta detik ini juga" ucap Lexy kepada Bara.

Bara merasa keheranan mengapa Lexy bisa merubah keputusannya secepat itu, siapa yang berhasil mempengaruhi lelaki keras kepala seperti dia, ataukah dia sadar dengan sendirinya. Tebakan tersebut membingungkan pikiran Bara, karena ia tahu tidak mudah mempengaruhi pemikiran maupun keputusan dari seorang Lexy yang sangat keras kepala. Tapi, tanpa pikir panjang Bara segera memenuhi permintaan dari sang atasannya. 10 detik sebelum acara pernikahan dimulai, Bara bergerak cepat berlari menghampiri rekannya agar menghadang anak buah yang lain melaksanakan perbuatan jahat tersebut.

"Heru, segera minta anak buah yang lain untuk menggagalkan rencana ini, karena ini perintah langsung dari Pak Lexy" ucap Bara kepada rekannya.

"baiklah, Andri cepat kamu hampiri Bima untuk berhenti menculik pengantin wanita" ucap dan perintah dari Heru kepada Andri.

Heru berlari menghampiri 3 anak buah yang lain untuk berhenti memorak-porandakan tempat pernikahan, sedangkan Andri berlari menghampiri Bima untuk menghadang menculik Vera. Akhirnya, 2 detik sebelum acara pernikahan mulai, rencana keji perintah dari Lexy berhasil digagalkan. Bara segera memberitahukan kabar tersebut kepada Lexy melalui telepon. Rasa panik bercampur lega menyelimuti hati Lexy karena sebelumnya ia takut akan gagalnya kegiatan untuk menghentikan perbuatan kejinya.

"Lexy sudah menghentikannya Bu" ucap oleh Lexy kepada Bu Rina yang masih terkapar duduk tak berdaya di lantai. Respon setelah mendengar pernyataan dari Lexy, Bu Rina langsung memeluk erat tubuh Lexy dan meneteskan air mata dipundaknya.

"terima kasih nak kamu telah menuruti permintaan ibu" ucap Bu Rina sembari berderu menangis dan masih sambil memeluk tubuh Lexy. "kamu tidak boleh patah semangat setelahnya, kamu harus tetap kuat dan yakin bahwa kamu masih bisa menemukan wanita baik dan lembut hatinya persis seperti Vera" lanjut ucapnya sembari menyingkir kepalanya dari dekapan Lexy dan kedua tangannya memegang kedua sisi pelipis Lexy.

Lexy yang tengah berusaha membenahi diri menjadi lebih baik lagi agar pantas untuk mempersunting wanita seperti Vera, tetapi wanita dambaannya malah menikah dengan lelaki lain. Sungguh miris takdir cinta yang dialami oleh Lexy. Jika memiliki mesin waktu, Lexy ingin merubah takdir cinta yang telah ia pilih. Lexy belajar berdamai dan menerima kenyataan pahit yang ia alami. Betapa perihnya ia saat melihat potret pernikahan Vera dengan lelaki lain yang disebar melalui sosial media digital . Lexy berusaha melupakan secara perlahan segala kenangan tentang Vera. Sesuai perkataan Bu Rina, Lexy mencoba meyakinkan diri bahwa ia dapat menemukan kembali wanita yang sifat dan perilakunya sama persis seperti Vera. Dengan perubahan keputusannya pada hari itu untuk menghentikan merusak kebahagiaan kedua pasangan, sadar atau tidak jika dirinya juga mempedulikan kebahagiaan Vera.

Lexy berkunjung ke suatu pantai, tempat favoritnya semenjak remaja untuk mendapatkan suasana yang dapat lebih sedikit menenangkan hatinya. Disana, Lexy terus mencoba menguatkan diri merelakan Vera hidup berdampingan dengan lelaki lain, tapi masih ada satu hal yang secara tersembunyi ia tekankan dihatinya, bahwa ketika sewaktu-waktu ia mendengar kabar jika Vera tidak bahagia dan hanya mendapat kesengsaraan dari pasangannya, maka ia akan merebut secara paksa Vera dari suaminya. 'Resi telah merebut Vera dari tuhannya, jika ia memberikan sedikit saja kepedihan sehingga menyakiti hati Vera, maka aku akan merebut Vera darinya dan aku yang akan membalas balik memberi kepedihan kepadanya' gumam Lexy dalam hatinya. Hingga sampai menjelang senja tiba, ia masih berada di pantai untuk terus mendapatkan ketenangan hati dan jiwa. Tiba-tiba datang gulungan ombak tsunami dari bibir pantai menyeret seluruh wisatawan yang berada disana, termasuk juga Lexy. Pagi harinya, berita dari salah satu stasiun TV memberikan pernyataan bahwa tidak ada satupun pengunjung pantai yang selamat dari musibah tsunami itu.

*selesai*


next chapter
Load failed, please RETRY

The End Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C21
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login